10 Petuah Jawa Sunan Kalijaga dan Artinya, Penuh Makna
Bukan hanya itu, dalam upaya dakwahnya, Sunan Kalijaga juga terkenal dengan beberapa petuah Jawa. Beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga ini terkenal dengan kata-kata berima yang unik dan indah. Lebih dari itu, kata-kata petuah Sunan Kalijaga ini penuh makna dan kebijaksanaan.
Bagi masyarakat muslim, tentu tidak asing dengan tokoh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu walisongo yang terkenal di Pulau Jawa. Status walisongo ini diberikan pada sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali untuk mengenalkan dan menyebarkan ajaran agama Islam pada masyarakat Indonesia.
Sunan Kalijaga termasuk wali yang memiliki metode unik dalam upaya menyebarkan ajaran islam. Dalam hal ini, Sunan Kalijaga menggunakan seni sebagai media untuk menyalurkan dakwah. Mulai dari seni ukir seperti wayang, seni musik berupa gamelan, dan seni suara suluk yang beberapa di antaranya sangat populer seperti Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Bandara Ngebul di Salatiga mulai ramai? Disebutkan bahwa pendaratan itu banyak berlangsung di medio 1940-an.
-
Kapan Hendarman Supandji menjabat sebagai Jaksa Agung? Hendarman Supandji menjabat sebagai Jaksa Agung pada periode 2007-2010.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
Baca juga: Sunan Kalijaga Adalah Wali Songo Yang Terkenal Aktif Berdakwah Melalui Kesenian
Bukan hanya itu, dalam upaya dakwahnya, Sunan Kalijaga juga terkenal dengan beberapa petuah Jawa. Beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga ini terkenal dengan kata-kata berima yang unik dan indah. Lebih dari itu, kata-kata petuah Sunan Kalijaga ini penuh makna dan kebijaksanaan.
Tak heran, jika petuah Jawa Sunan Kalijaga ini sering diingat dan dijadikan moto hidup. Meskipun menggunakan Bahasa Jawa, namun petuah Sunan Kalijaga ini dapat dipelajari oleh seluruh masyarakat Indonesia karena memiliki makna mendalam yang mengajarkan berbagai nilai-nilai kehidupan.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga dan artinya yang penuh makna dan kebijaksanaan, perlu Anda ketahui.
Petuah Jawa Sunan Kalijaga Penuh Makna
©Shutterstock
Berikut beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga penuh makna yang perlu Anda ketahui:
- “Urip iku urup.” (Hidup itu menyala)
Artinya: Hidup itu seharusnya menyala yaitu dapat memberikan manfaat pada orang lain. Dengan memberikan manfaat, artinya Anda membagi kebaikan kepada sesama. Pada akhirnya, berbuat baik dan berbagi manfaat kepada sesama akan mendatangkan kebaikan pula pada diri sendiri.
- “Memayu hayuning bawono. Ambrasto dur hangkoro.”
Artinya: Selama hidup, manusia harus berusaha untuk mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Bukan hanya itu, manusia juga harus berusaha untuk menghilangkan sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Jika tidak, sifat-sifat ini hanya akan membawa kerugian pada manusia.
- “Suro diyo joyo jayaningrat, lebur dening pangastuti.”
Artinya: Sifat keras hati, angkara murka, licik, hanya bisa dikalahkan dengan sikap yang lembut dan penuh kesabaran. Pepatah ini juga mengajarkan bagi setiap manusia untuk selalu menjaga hati dari godaan setan yang penuh hawa nafsu, serta saling memaafkan terhadap sesama.
- “Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, ojo aleman.”
Artinya: Menjadi manusia jangan mudah heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut, dan jangan manja. Jangan mudah heran dan terkejut setiap kali ada hal baru di dunia yang sungguh mengagumkan. Bersikaplah dengan bijak, agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan. Selain itu, manusia juga harus belajar menjadi pribadi yang mandiri yang tidak bergantung, karena tidak ada hal yang selamanya.
Petuah Jawa Sunan Kalijaga Penuh Kebijaksanaan
Berikut beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga penuh kebijaksanaan yang perlu Anda pahami:
- “Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan kan kemareman.”
Artinya: Menjadi manusia jangan terlena dengan jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi. Semua hal yang yang dilakukan untuk tujuan kepuasan pribadi atau memenuhi ego hanya akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Sebaliknya, setiap manusia harus terus belajar untuk menekan ego dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
- “Ojo adigang, adigung, adiguno.”
Artinya: Jadi orang jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok paling sakti. Sifat-sifat ini penuh dengan hal-hal negatif lainnya bisa membuat seseorang terjerumus dan tersesat. Berusahalah menjadi orang yang baik dan bermanfaat, tidak menjadi orang pemalas yang hanya menggantungkan diri dan memanfaatkan kelebihan orang lain untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya.
- “Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondo.”
Artinya: Berani berjuang walaupun tanpa membawa massa, mampu menang tanpa merendahkan dan mempermalukan orang lain, menjadi orang yang berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan menjadi kaya tanpa didasari harta benda.
Petuah Jawa Sunan Kalijaga Bermakna Dalam
Berikut beberapa petuah Jawa Sunan Kalijaga bermakna dalam dan bernilai kebaikan, perlu Anda ketahui:
- “Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan.”
Artinya: Jangan mudah sakit hati ketika tertimpa sebuah musibah, jangan sedih ketika kehilangan sesuatu. Pada dasarnya, musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dan cobaan dari Allah, yang bisa jadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Meskipun hal yang wajar, perasaan sakit hati dan sedih tidak perlu berlarut-larut karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua hanya sementara yang bisa berakhir kapan saja.
- “Ojo Kuminter Mundak Keblinger, Ojo Cidro Mundak Ciloko.”
Artinya: Jangan merasa paling pandai agar tak salah arah, dan jangan berbuat curang agar tidak celaka. Menjadi orang yang merasa paling pintar justru bisa menjadi senjata makan tuan yang berujung pada jalan yang salah. Sedangkan berbuat curang juga hanya akan membawa kerugian pada diri sendiri.
- “Ojo milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho.”
Artinya: Jangan mudah tergiur dengan barang mewah, cantik, dan indah, karena semua hanya sementara dan dapat hilang kapan saja. Barang-barang yang penuh dengan kemewahan juga bisa jadi menyesatkan. Dan jangan berpikir mendua atau plin-plan, agar niat dan semangat tidak berkurang.
(mdk/ayi)