15 Guru di Sragen Positif COVID-19 karena Abaikan Prokes, Ini Reaksi Ganjar Pranowo
Kasus COVID-19 di Jateng terus mengalami peningkatan. Salah satu wilayah yang menjadi zona merah penularan adalah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Di sana, ada 15 guru yang terkonfirmasi COVID-19.
Kasus COVID-19 di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan. Salah satu wilayah yang menjadi zona merah penularan adalah Kabupaten Sragen. Di sana, ada 15 guru yang terkonfirmasi COVID-19.
Hal itulah yang membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau kondisi para guru tersebut. Dalam kunjungan itu, Ganjar bertanya pada salah seorang guru kenapa dia bisa tertular COVID-19.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Jadi ibu ketularannya dari mana?” tanya Ganjar dikutip dari kanal YouTube pribadinya.
“Dari suaminya teman,” jawab salah seorang ibu guru.
Mulai dari sinilah sang ibu guru mulai bercerita bagaimana dia bisa terkena COVID-19. Berikut selengkapnya:
Tertular di Kegiatan Sekolah
©YouTube/Ganjar Pranowo
Ibu guru itu bercerita, pada awalnya dia bersama rekan guru yang lain mengikuti kegiatan peringatan Hari Lahir Pancasila. Waktu itu, mereka menggunakan baju adat dan di satu momen mereka menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Saat itulah mereka pada lepas masker.
“Jadi suami teman saya itu positif, terus selang berapa hari teman saya juga positif. Dan setelah Hari Lahir Pancasila itu, kami semua tes swab, dan ada 13 rekan guru yang positif,” kata ibu guru itu.
Menyadari Kesalahan
©YouTube/Ganjar Pranowo
Kepada Ganjar, guru itu mengaku menyadari kesalahannya. Padahal selama ini, dia dan rekan-rekan guru yang lain selalu ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. Namun pada satu kesempatan, mereka membuka masker untuk berfoto bersama. Dari sanalah, menurut keterangan guru itu, penularan COVID-19 berasal.
“Satu kali kesalahan ternyata akibatnya panjang. Dan itu kami sadari itu. Padahal selain itu prokes kami ketat. Cuma sekali itu, kok,” ujar sang guru kepada Ganjar.
Pesan Ganjar pada Pasien COVID-19
©YouTube/Ganjar Pranowo
Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk memberi pesan kepada pasien COVID-19 yang diisolasi di Technopark Sragen.
Ganjar memohon kesediaan para pasien COVID-19 itu untuk mendonorkan plasma konvalesen-nya ketika sudah sembuh nanti.
“Jadi di dalam tubuh jenengan sudah ada imunitas. Itu kalau disedot, dikasih orang lain yang sakit, Insya Allah bisa sembuh,” kata Ganjar pada para pasien COVID-19 yang diisolasi itu, dikutip dari kanal YouTube pribadinya.