5 Fakta June Almeida, Ilmuwan Asal Inggris yang Temukan Virus Corona Pertama di Dunia
Ternyata, jauh sebelum Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi, virus corona ini ternyata sudah lama diteliti
Virus SARS, H1N1, Ebola dan masih banyak lagi pernah membuat banyak orang di dunia merasa khawatir. Kondisi tersebut hampir sama seperti saat ini yang membuat dunia panik dengan pandemiCovid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2.
Sebelum Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi, virus corona ternyata sudah lama diteliti. Seseorang yang menemukan virus corona pertama kali adalah June Almeida
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Mengapa para ilmuwan menghidupkan kembali virus-virus kuno tersebut? Alasan tim peneliti menghidupkan virus adalah untuk menilai dampaknya terhadap kesehatan masyarakat mengingat setelah permafrost mencair, maka air dari permaforst mampu melepaskan berton-ton bahan kimia dan mikroba yang terperangkap dalamnya.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
June Almeidaadalah seorang ilmuwan virus yang berasal dari Inggris. Berikut fakta-fakta mengenai ahli virus yang dihimpun Merdeka.com dari berbagai sumber.
1. Penemu Pertama
Sumber Foto : Norman James / Toronto Star / Getty Images - BBC
Informasi yang dilansir dari Irish Times, June dan timnya memperkenalkan virus corona kepada publik pada tahun 1967.
Awal mula virus corona tersebut ditemukan adalah ketika Jane melihat sebuah partikel berbentuk lingkaran yang mempunyai semacam paku yang tertancap.
Secara visual, semacam paku-paku tersebut yang berada di seluruh partikel virus membentuk seperti mahkota.
2. Permasalahan Finansial
Walaupun June sukses dengan profesinya menjadi ilmuwan virus, ternyata June tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya. Hal itu dikarenakan ketika June kecil, keluarganya tidak mempunyai keadaan finansial yang baik.
Saat June lahir pada tahun 1930 di Inggris, ayahnya adalah seorang sopir bus kota yang berasal dari Skotlandia. June kemudian meninggalkan pendidikan formalnya pada usia 16 tahun.
Setelah meninggalkan pendidikan formanya, June menjadi teknisi laboratorium hispatologi yang berada di Glasgow Royal Infrimary. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan June untuk pertama kalinya.
Kemudian pada tahun 1954, June menikah dengan seorang seniman asal Venezuela. Bersama suaminya yang bernama Enriques, dirinya kemudian pindah ke Kanada.
3. Awal Karier
Saat pertama kali dirinya pindah ke Kanada, June langsung mendapatkan pekerjaan baru disebuah laboratorium. Laboratorium tersebut terletak di Ontario Cancer Institute di Toronto yang akhirnya dapat membuatnya bisa bekerja dengan mikroskop elektron.
Saat bekerja di laboratorium tersebut, June bisa mengembangkan teknik baru yang bisa membuatnya menerbitkan beberapa jurnal. Jurnal-jurnal tersebut berisikan struktur virus yang sebelum-sebelumnya tidak terekspose sama sekali.
Ternyata dari pengembangan teknik tersebut menciptakan hasil yang cukup bermanfaat di dunia virus dan medis. Secara teknis, di dunia medis teknik tersebut bisa memudahkan dokter untuk melakukan diagnosa virus pada pasien dengan menggunakan mikroskop elektron.
Salah satu temuannya adalah virus rubella yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ibu yang sedang hamil. Virus rubella tersebut ternyata sudah diteliti oleh ilmuwan selama beberapa tahun terakhir, namun yang pertama kali mengidentifikasinya adalah June.
4. Temukan Virus Corona
Sumber Foto : Norman James / Toronto Star / Getty Images
Berkarir selama sepuluh tahun di Kanada, akhirnya Jane kemudian kembali lagi ke Inggris. Pada tahun 1964 saat dirinya sudah bekerja di St. Thomas's Hospital Medical School, Dr. David Tyrell menghubungi Jane untuk bergabung dalam timnya.
David dan timnya yang sedang mengumpulkan sampel virus flu, namun ada sampel virus flu yang tidak terindentifikasi oleh timnya. Sampel virus yang berlabel B814 tersebut dicurigai adalah virus flu yang baru dan kemudian dikirimkan kepada June untuk diteliti.
Kemudian, dengan data yang terbatas, June bisa mengidentifikasi dan menggambar jelas visual dari virus tersebut. Ternyata, June tidak asing dengan virus tersebut karena sebelumnya June pernah melihat virus serupa ketika meneliti penyakit bronkitis pada unggas dan radang hati hepatitis pada tikus.
Setelah mendapatkan hasil identifikasi dan gambaran visual, akhirnya June, David dan timnya membahas penemuan tersebut. Walaupun sempat bingung dengan nama virus tersebut akhirnya mereka menemukan nama yang cocok yaitu corona.
Nama tersebut diambil karena visual dari virus tersebut mirip dengan lingkaran yang dilengkapi dengan struktur penunjang di sekelilingnya mirip seperti mahkota. Sedangkan, arti mahkota dari Bahasa Latin adalah corona.
5. Menjadi Guru Yoga
Setelah kurang lebih 50 tahun berkarir, akhirnya June pensiun dan menjadi guru yoga. Namun, disaat akhir karirnya dirinya diminta untuk menjadi penasihat dan menerbitkan gambar visual yang berkualitas tinggi untuk hirus HIV.
Setelah June meninggal pada tahun 2007 di usia 77 tahun, teknik yang dikembangkannya sampai sekarang masih digunakan para peneliti untuk melakukan identifikasi virus dengan akurat.