5 Mitos Penyakit Cacar Air yang Sering Disalahpahami, Hanya Menyerang Sekali Seumur Hidup
Banyak mitos penyakit cacar air yang tidak memiliki penjelasan ilmiah namun dipercaya.
Cacar air merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi. Biasanya cacar air terjadi pada anak-anak, karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Namun penyakit ini juga bisa menyerang orang dewasa.
Sebagai jenis penyakit yang rentan terjadi oleh siapa saja, penting untuk mewaspadai risikonya. Terlebih, masih banyak mitos penyakit cacar air yang berkembang dan bahkan dipercaya masyarakat. Mulai dari cacar air hanya menyerang sekali seumur hidup, cacar air tidak berbahaya, hingga tidak bisa dicegah.
-
Bagaimana cara mencegah penularan cacar air? Cara Mencegah Cacar Air (Varicella)Vaksinasi: Vaksin varicella adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak, namun juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air atau tidak pernah divaksin.Hindari Kontak dengan Penderita: Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi cacar air sampai semua lepuh mereka mengering dan menjadi keropeng. Orang dengan cacar air menular dari 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lepuh mengering.Menerapkan Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan segera cuci tangan setelahnya untuk mencegah penyebaran virus melalui udara.Jaga Kebersihan Pribadi dan Lingkungan: Sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti membersihkan permukaan dan benda yang sering disentuh, dapat membantu mengurangi risiko penularan.
-
Apa ciri khas ruam campak yang membedakannya dengan cacar air? Meskipun cacar air dan campak menimbulkan ruam, penampilan ruam keduanya berbeda. Ruam cacar air awalnya berupa benjolan merah yang berubah menjadi lepuh yang gatal dan pecah. Ruam campak adalah bintik merah yang datar dan bisa berkumpul.
-
Apa ciri utama yang membedakan cacar monyet dan cacar air? Cacar monyet dan cacar air memiliki ciri-ciri hampir sama. Akan tetapi, keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada jenis virus, gejala, perkembangan keduanya.
-
Apa saja komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh cacar air? Komplikasi Cacar Air 1. Herpes zosterIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster yang sebelumnya menyebabkan cacar air aktif kembali dan menyerang saraf. Herpes zoster ditandai dengan bintik-bintik merah khas cacar air yang memanjang di bagian tubuh tertentu, biasanya di sekitar dada atau pinggang. Herpes zoster dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, kesemutan, dan bahkan kehilangan sensasi pada area yang terinfeksi. 2. Komplikasi pernapasanIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia viral. Pneumonia viral adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa yang berkaitan dengan komplikasi cacar air. Gejala pneumonia viral meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada, demam tinggi, dan menggigil. 3. Infeksi bakteriInfeksi terjadi ketika luka akibat cacar air terinfeksi oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Infeksi bakteri dapat menyebabkan impetigo atau selulitis. Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular, menyebabkan bintik-bintik merah berisi nanah di sekitar hidung dan mulut. Selulitis adalah infeksi kulit yang menyerang jaringan lunak di bawahnya dan menyebabkan kulit membengkak merah dan terasa panas. Infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis. 4. Komplikasi otakIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster menyerang otak dan menyebabkan ensefalitis atau ataksia serebelar. Ensefalitis adalah peradangan otak yang dapat menyebabkan sakit kepala hebat, kejang, gangguan kesadaran, hingga koma. Ataksia serebelar adalah gangguan koordinasi gerakan akibat kerusakan pada serebelum, bagian otak yang mengatur keseimbangan dan koordinasi. 5. Komplikasi kehamilanIni terjadi ketika ibu hamil terinfeksi cacar air dan berisiko menularkan virus varicella zoster ke janin. Komplikasi kehamilan akibat cacar air dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala yang kecil, gangguan penglihatan, gangguan kecerdasan, hingga kematian janin. Jika ibu hamil terinfeksi cacar air seminggu sebelum melahirkan atau beberapa hari setelah bayi lahir, bayi berisiko mengalami infeksi serius.
-
Siapa yang rentan terinfeksi cacar air? Penderita cacar air rentan terinfeksi jika belum pernah menderita atau divaksinasi.
Berikut, kami rangkum berbagai mitos penyakit cacar air dan penjelasan ilmiahnya penting untuk disimak.
1. Pasti Terserang, Tidak Bisa Dicegah
Mitos penyakit cacar air yang pertama yaitu berkaitan dengan kemungkinan pencegahan. Mitos bahwa setiap orang pasti akan terkena cacar air dan anggapan bahwa penyakit ini tidak bisa dicegah, tidak sepenuhnya benar. Meskipun cacar air merupakan penyakit yang umum terjadi, terutama pada anak-anak, tidak semua orang akan terkena penyakit ini, terutama jika tindakan pencegahan dilakukan.
Vaksinasi cacar air merupakan cara yang efektif untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Orang yang telah menerima vaksin cacar air umumnya memiliki kekebalan yang tinggi terhadap infeksi, sehingga risiko tertular menjadi sangat rendah.
Selain itu, meskipun seseorang yang telah divaksinasi masih bisa terkena cacar air, gejalanya biasanya jauh lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, klaim bahwa cacar air tidak bisa dicegah adalah keliru, karena dengan langkah pencegahan seperti vaksinasi, seseorang dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit ini secara signifikan.
2. Sekali Seumur Hidup, Virusnya Tak Bisa Aktif Kembali
Mitos penyakit cacar air berikutnya berkaitan dengan kesempatan terserang. Mitos yang menyebutkan bahwa cacar air hanya menyerang sekali seumur hidup dan virusnya tidak bisa aktif kembali adalah anggapan yang tidak benar.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus penyebabnya, yaitu varicella-zoster, tidak sepenuhnya hilang dari tubuh. Virus ini tetap berada dalam keadaan laten di sistem saraf. Pada beberapa kasus, virus tersebut dapat kembali aktif di kemudian hari dan menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai herpes zoster atau cacar ular.
Herpes zoster ditandai dengan ruam yang menyakitkan, dan biasanya menyerang orang dewasa, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah atau orang lanjut usia. Jadi, meskipun seseorang sudah pernah terkena cacar air, virus varicella-zoster dapat aktif kembali dan menimbulkan penyakit lain, menunjukkan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
3. Tenang Saja, Enggak Berbahaya
Mitos penyakit cacar air selanjutnya yaitu dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Mitos bahwa cacar air tidak berbahaya adalah anggapan yang menyesatkan. Meskipun sebagian besar kasus cacar air bersifat ringan, terutama pada anak-anak yang sehat, penyakit ini tetap bisa menimbulkan komplikasi serius.
Komplikasi ini rentan terjadi pada kelompok tertentu seperti bayi, orang dewasa, wanita hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Komplikasi yang dapat timbul antara lain infeksi bakteri pada kulit, pneumonia, ensefalitis (radang otak), dan bahkan kematian dalam kasus yang sangat jarang.
Selain itu, cacar air pada wanita hamil dapat menyebabkan masalah serius bagi janin, termasuk cacat lahir atau infeksi yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, anggapan bahwa cacar air tidak berbahaya adalah tidak benar, dan penting untuk mengambil tindakan pencegahan seperti vaksinasi untuk melindungi diri dan orang lain dari risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Saat Terserang Cacar Air, Boleh Mandi
Mitos penyakit cacar air lainnya termasuk larangan mandi. Mitos yang menyebutkan bahwa orang yang terkena cacar air tidak boleh mandi adalah anggapan yang salah. Sebenarnya, menjaga kebersihan tubuh saat terserang cacar air sangat penting untuk mencegah infeksi sekunder pada kulit. Mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut dapat membantu mengurangi rasa gatal serta menjaga kebersihan kulit, sehingga mengurangi risiko bakteri masuk ke dalam lepuhan atau ruam cacar air yang terbuka.
Namun, penting untuk melakukannya dengan hati-hati, hindari menggosok kulit terlalu keras agar tidak merusak lepuhan. Selain itu, mengeringkan tubuh dengan cara menepuk-nepuknya menggunakan handuk lembut juga dianjurkan. Oleh karena itu, anggapan bahwa penderita cacar air tidak boleh mandi adalah tidak benar, justru mandi dapat membantu menjaga kebersihan dan mempercepat proses penyembuhan.
5. Lukanya Permanen
Mitos penyakit cacar air berikutnya yaitu lukanya akan permanen di kulit. Mitos yang menyebutkan bahwa luka bekas cacar air akan permanen adalah anggapan yang tidak benar. Meskipun bekas cacar air dapat meninggalkan tanda atau parut pada kulit, terutama jika lepuhan digaruk atau terinfeksi, bekas ini biasanya tidak permanen.
Dalam banyak kasus, bekas cacar air akan memudar seiring waktu dan kulit akan kembali ke kondisi normal. Proses penyembuhan ini bisa memakan waktu beberapa bulan hingga satu tahun, tergantung pada seberapa dalam kerusakan kulit. Untuk meminimalkan bekas luka, penting untuk menjaga area yang terkena tetap bersih dan lembap, serta menghindari menggaruk lepuhan.
Penggunaan krim atau salep yang mengandung bahan penyembuh juga dapat membantu mempercepat pemulihan kulit. Jadi, anggapan bahwa bekas cacar air akan selalu permanen tidaklah benar, karena dengan perawatan yang tepat, kulit dapat pulih dengan baik.
6. Tidak akan Terkena Herpes Zoster
Mitos penyakit cacar air yang terakhir berkaitan dengan herpes zoster. Mitos yang menyebutkan bahwa seseorang yang sudah terkena cacar air tidak akan pernah terkena herpes zoster adalah anggapan yang tidak benar. Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella-zoster. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang dari tubuh, melainkan tetap berada dalam keadaan laten di sistem saraf.
Seiring waktu, terutama pada orang dewasa atau mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster, yang ditandai dengan ruam menyakitkan dan terlokalisasi. Jadi, meskipun seseorang telah mengalami cacar air, mereka masih berisiko terkena herpes zoster di kemudian hari, yang menunjukkan bahwa anggapan tersebut tidak benar.