5 Mitos Makan Telur yang Sering Disalahpahami, Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
Terdapat berbagai mitos makan telur yang tidak didasari dengan penjelasan ilmiah.
Sebagian dari Anda mungkin sering mendengar beberapa anggapan tentang makan telur. Mulai dari anggapan bahwa makan telur dapat menyebabkan kenaikan kadar kolesterol, putih telur lebih baik daripada kuning telur, hingga anggapan konsumsi telur bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Berbagai mitos makan telur ini tidak didasari dengan bukti ilmiah yang kuat. Dengan begitu, penting untuk mengetahui penjelasan ilmiah di balik berbagai mitos makan telur ini. Berikut, kami rangkum informasinya, bisa Anda simak.
-
Apa saja dampak negatif makan terlalu banyak telur? Dilansir dari Eat This, berikut ini lima dampak negatif dari kebiasaan mengonsumsi telur secara berlebihan, menurut sains.
-
Kenapa konsumsi terlalu banyak telur bahaya? Meskipun telur memiliki banyak manfaat, kandungan kolesterol dalam kuning telur tetap menjadi perhatian utama bagi beberapa ahli kesehatan.
-
Apa bahaya makan telur setengah matang? Berikut beberapa bahaya makan telur setengah matang yang perlu diwaspadai. Infeksi Bakteri Salmonella Risiko Demam Tifoid Kerentanan pada Kelompok Tertentu Paparan Bahan Kimia Berbahaya Kurangnya Nutrisi yang Terserap
-
Apa saja mitos tentang kolesterol? Banyak anggapan tentang kolesterol yang sebenarnya hanya mitos. Kolesterol merupakan salah satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai.
-
Kenapa makan telur setengah matang berbahaya? Telur yang tidak dimasak hingga matang sempurna dapat menjadi sarang bagi bakteri seperti Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan yang serius, dengan gejala seperti mual, muntah, dan diare.
-
Efek apa yang bisa terjadi saat konsumsi telur mentah? Mengonsumsi telur mentah bisa menjadi cara cepat bagi tubuh untuk mendapatkan banyak protein. Jika Anda hendak mengonsumsi telur mentah, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) merekomendasikan untuk memilih jenis telur yang dipasteurisasi.
1. Konsumsi Telur Menyebabkan Kenaikan Kolesterol
Mitos makan telur yang pertama dikaitkan dengan risiko naiknya kolesterol. Mitos tentang konsumsi telur yang menyebabkan peningkatan kolesterol sering kali masih dipercaya oleh sebagian orang. Memang benar bahwa telur mengandung kolesterol, terutama pada bagian kuning telur, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolesterol dari makanan, seperti telur, tidak memiliki dampak signifikan terhadap kadar kolesterol dalam darah pada sebagian besar orang.
Tubuh manusia sebenarnya menghasilkan kolesterol sendiri, dan jumlah produksi ini lebih dipengaruhi oleh lemak jenuh dan trans daripada kolesterol dari makanan. Selain itu, telur juga mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.
Oleh karena itu, anggapan bahwa mengonsumsi telur akan langsung meningkatkan kadar kolesterol tidak sepenuhnya benar, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang.
2. Konsumsi Telur Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Mitos makan telur berikutnya yaitu dikaitkan dengan penyakit jantung. Mitos bahwa konsumsi telur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sering kali menjadi kekhawatiran bagi banyak orang. Meskipun telur mengandung kolesterol, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi telur tidak secara langsung meningkatkan risiko penyakit jantung pada sebagian besar individu.
Kolesterol dalam makanan seperti telur hanya memiliki sedikit pengaruh pada kadar kolesterol darah bagi kebanyakan orang. Bahkan, telur mengandung nutrisi penting seperti protein berkualitas tinggi, vitamin D, B12, dan antioksidan yang mendukung kesehatan jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi telur dalam jumlah moderat (satu butir per hari) tidak berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung pada individu sehat.
Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor lain seperti pola makan secara keseluruhan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan individu. Oleh karena itu, anggapan bahwa telur selalu meningkatkan risiko penyakit jantung tidak sepenuhnya benar.
3. Putih Telur Lebih Sehat daripada Kuning Telur
Mitos makan telur selanjutnya yaitu berkaitan kandungan nutrisinya. Mitos bahwa putih telur lebih sehat daripada kuning telur sering beredar karena putih telur rendah kalori dan bebas kolesterol, sedangkan kuning telur mengandung kolesterol dan lemak. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Meskipun putih telur mengandung protein yang tinggi dan rendah kalori, kuning telur sebenarnya menyimpan sebagian besar nutrisi penting dalam telur, seperti vitamin A, D, E, K, B12, zat besi, fosfor, dan asam lemak omega-3. Kuning telur juga mengandung kolin, nutrisi yang penting untuk fungsi otak dan kesehatan jantung.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kuning telur dalam jumlah moderat tidak secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung bagi kebanyakan orang. Oleh karena itu, kedua bagian telur memiliki manfaat kesehatan masing-masing, dan mengonsumsi telur utuh dapat memberikan manfaat gizi yang lebih lengkap daripada hanya mengonsumsi putihnya saja.
4. Protein Telur Mentah Lebih Banyak daripada Telur Matang
Mitos makan telur lainnya yaitu tentang kandungan protein di dalamnya. Mitos bahwa kandungan protein pada telur mentah lebih tinggi daripada telur matang sering kali dipercaya masyarakat. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, meskipun kandungan protein pada telur mentah dan telur matang secara kuantitas tidak berubah, tubuh manusia lebih mudah menyerap dan memanfaatkan protein dari telur yang telah dimasak.
Proses pemasakan membantu mengubah struktur protein dalam telur, sehingga enzim pencernaan dapat lebih efektif mencerna dan menyerapnya. Selain itu, mengonsumsi telur mentah juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri seperti Salmonella. Oleh karena itu, makan telur matang bukan hanya lebih aman, tetapi juga lebih efektif dalam memberikan manfaat protein yang dibutuhkan tubuh.
5. Konsumsi Telur Berisiko Menyebabkan Keracunan
Mitos makan telur yang terakhir dikaitkan dengan risiko keracunan. Mitos bahwa konsumsi telur berisiko menyebabkan keracunan, sering dikaitkan dengan adanya bakteri Salmonella yang mungkin terdapat pada telur mentah atau telur yang kurang matang. Meskipun benar bahwa bakteri Salmonella dapat ditemukan pada telur yang terkontaminasi, risiko keracunan akibat konsumsi telur sebenarnya sangat rendah jika telur ditangani dan dimasak dengan baik.
Proses memasak telur hingga matang akan membunuh bakteri berbahaya dan menjadikan telur aman untuk dikonsumsi. Selain itu, praktik penyimpanan yang baik, seperti menyimpan telur di lemari pendingin dan menghindari konsumsi telur yang telah retak atau kedaluwarsa, juga dapat mencegah kontaminasi. Oleh karena itu, anggapan bahwa makan telur selalu berisiko menyebabkan keracunan tidak sepenuhnya benar, selama telur dipersiapkan dan dimasak dengan benar.
Tips Aman dan Sehat Konsumsi Telur
Setelah menyimak beberapa mitos makan telur, berikutnya dijelaskan tips konsumsi yang aman dan sehat. Telur memiliki beragam kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh. Agar manfaat bisa didapatkan dengan optimal, perlu memperhatikan tips konsumsi yang aman dan sehat, sebagai berikut:
- Masak Telur Hingga Matang: Pastikan telur dimasak hingga bagian putih dan kuningnya benar-benar matang untuk membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella. Telur rebus, telur dadar, atau telur goreng yang matang sempurna adalah pilihan yang lebih aman.
- Simpan Telur di Tempat Dingin: Simpan telur di lemari pendingin dengan suhu di bawah 5°C untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Simpan telur dalam karton aslinya di rak dalam, bukan di pintu lemari es, agar suhunya lebih stabil.
- Cuci Tangan dan Peralatan: Cuci tangan, permukaan dapur, dan peralatan masak dengan air sabun setelah menangani telur mentah untuk mencegah kontaminasi silang dengan makanan lain.
- Periksa Kualitas Telur: Periksa telur sebelum digunakan. Hindari mengonsumsi telur yang cangkangnya retak atau memiliki bau tidak sedap. Telur yang baik biasanya tenggelam dalam air, sedangkan telur yang sudah lama akan mengapung.
- Gunakan Telur Segar: Sebisa mungkin gunakan telur yang masih segar. Perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tertera pada karton atau kemasan telur.
- Hindari Konsumsi Telur Mentah: Hindari mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, terutama bagi anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, karena mereka lebih rentan terhadap infeksi.