6 Mitos Air Putih yang Sering Dipercaya, Ini Fakta Ilmiahnya
Terdapat berbagai mitos air putih yang sering dipercaya tanpa diketahui penjelasan ilmiahnya.
Sebagian dari Anda tentu sering mendengar bahwa setiap orang perlu mengonsumsi 8 gelas air putih sehari agar tubuh terhidrasi dengan baik. Ini termasuk anggapan yang hingga kini masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat.
Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Begitu pula dengan beberapa mitos air putih yang berkembang lainnya. Seperti tidak boleh minum di sela makan, air dingin bikin gemuk, dan lain sebagainya.
-
Apa yang dimaksud dengan "air putih" di Indonesia? Meskipun tidak memiliki warna sama sekali alias bening, namun air minum di Indonesia selalu disebut dengan istilah ‘air putih’.
-
Apa itu Diet Air Putih? Diet air putih, atau yang dikenal sebagai puasa air putih, merupakan metode untuk menurunkan berat badan dengan tidak mengonsumsi apa pun selain air putih.
-
Dari mana asal istilah "air putih"? Diketahui bahwa penamaan air minum sebagai air putih di Indonesia mendapatkan pengaruh kebudayaan dari Tionghoa.
-
Apa yang dimaksud dengan air? Pengertian air adalah suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen dan berada dalam bentuk gas, cair, dan padat.
-
Apa itu Air Dohot? Di Pulau Penyengat, Provinsi Riau terdapat minuman yang begitu terkenal dan kerap diburu orang-orang, yaitu Air Dohot.
-
Kapan Air Dohot disajikan? Air Dohot biasa disajikan sebagai salah satu hidangan penutup.
Dengan begitu, penting untuk mengetahui berbagai mitos air putih yang sering dipercaya dan fakta ilmiahnya. Berikut, kami rangkum penjelasannya, bisa Anda simak.
1. Tidak Boleh Minum Air Putih di Sela Makan
MItos air putih yang pertama berkaitan dengan waktu minumnya. Mitos yang menyatakan bahwa tidak boleh minum air putih di sela-sela makan sering kali didasarkan pada anggapan bahwa air akan mengencerkan enzim pencernaan, sehingga memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal.
Namun, faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Sebenarnya, minum air saat makan dapat membantu melunakkan makanan, mempermudah penelanan, dan menjaga hidrasi tubuh. Air putih juga tidak mengganggu fungsi enzim pencernaan dalam perut.
Malah, dalam beberapa kasus, minum air selama makan dapat membantu mengurangi asupan kalori dengan membuat kita merasa kenyang lebih cepat. Jadi, minum air putih saat makan tidak hanya aman, tetapi juga bisa bermanfaat bagi kesehatan.
2. Air Dingin Bikin Gemuk
Mitos air putih berikutnya berkaitan dengan efek berat badan. Mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi air dingin bisa membuat gemuk sering kali didasarkan pada anggapan bahwa tubuh harus bekerja lebih keras untuk menghangatkan air dingin, yang dianggap memengaruhi metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.
Namun, anggapan ini tidak benar. Secara ilmiah, air dingin tidak mengandung kalori dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap penambahan lemak tubuh. Ketika tubuh mencerna air dingin, memang ada sedikit peningkatan dalam pembakaran kalori untuk menghangatkan air tersebut ke suhu tubuh, tetapi jumlah kalori yang terbakar sangat kecil dan tidak signifikan untuk mempengaruhi berat badan. Jadi, minum air dingin tidak akan membuat gemuk dan tetap merupakan pilihan yang sehat untuk menjaga hidrasi.
3. Air Kemasan Merusak Gigi
Mitos air putih selanjutnya berkaitan dengan kesehatan gigi. Mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi air putih kemasan bisa merusak gigi didasarkan pada anggapan bahwa air kemasan memiliki keasaman yang lebih tinggi atau kurang mengandung mineral penting seperti fluoride, sehingga dipandang melemahkan enamel gigi.
Namun, anggapan ini tidak benar. Secara ilmiah, sebagian besar air putih kemasan memiliki pH yang netral atau mendekati netral, yang tidak merusak enamel gigi. Meskipun beberapa air kemasan mungkin memiliki kandungan fluoride yang lebih rendah dibandingkan air keran, hal ini tidak cukup signifikan untuk menyebabkan kerusakan gigi. Perlu diingat, bahwa konsumsi air putih kemasan sebenarnya aman dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada gigi asalkan tetap menjaga kebersihan mulut dengan baik.
4. Wajib Minum 8 Gelas Sehari
Mitos air putih lainnya yaitu berhubungan dengan jumlah konsumsinya. Mitos bahwa setiap orang wajib minum 8 gelas air putih sehari sering kali disalahpahami sebagai aturan mutlak untuk menjaga kesehatan. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Kebutuhan air setiap orang berbeda-beda, tergantung pada faktor seperti usia, berat badan, tingkat aktivitas, serta kondisi lingkungan. Tubuh kita mendapatkan cairan tidak hanya dari air putih, tetapi juga dari makanan dan minuman lain. Selain itu, tubuh memiliki mekanisme alami yang disebut rasa haus, yang membantu mengatur asupan cairan sesuai kebutuhan.
Jadi, meskipun 8 gelas sehari bisa menjadi panduan umum, yang lebih penting adalah mendengarkan kebutuhan tubuh dan minum air sesuai yang diperlukan untuk tetap terhidrasi dengan baik.
5. Air Dingin Menyebabkan Demam
Mitos air putih berikutnya berhubungan dengan efek gangguan kesehatan. Mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi air dingin bisa menyebabkan sakit atau demam sering kali didasarkan pada keyakinan bahwa suhu dingin dari air dapat mengganggu sistem tubuh. Di mana minum air dingin dinilai dapat membuat tubuh rentan terhadap penyakit.
Namun, anggapan ini tidak benar. Secara ilmiah, minum air dingin tidak menyebabkan sakit atau demam karena suhu air tidak secara langsung mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Penyakit seperti flu atau demam disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, bukan oleh suhu air yang diminum.
Tubuh juga memiliki mekanisme untuk menyesuaikan suhu air dingin yang masuk sehingga tidak secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu, minum air dingin aman dan tidak perlu dihindari karena tidak akan menyebabkan sakit atau demam.
6. Banyak Minum Air Putih, Kulit Terjamin Lembab
Mitos air putih lainnya yaitu berkaitan dengan kesehatan kulit. Mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi banyak air putih dapat melembapkan kulit termasuk mitos yang sering kali dipercaya. Di mana minum air putih yang banyak dianggap bisa langsung mempengaruhi kelembapan kulit dari dalam.
Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Meskipun tubuh membutuhkan cukup cairan untuk menjaga fungsi organ-organ, termasuk kulit, minum banyak air tidak serta merta membuat kulit menjadi lebih lembap. Kelembapan kulit lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kelembapan udara, perawatan kulit, dan penggunaan pelembap.
Kulit yang kering biasanya disebabkan oleh hilangnya lapisan pelindung alami kulit, bukan karena kurangnya asupan air. Oleh karena itu, meskipun penting untuk tetap terhidrasi, minum banyak air tidak selalu menjamin kulit yang lebih lembap. Perawatan kulit yang tepat dan penggunaan pelembap adalah cara yang lebih efektif untuk menjaga kelembapan kulit.