8 Ciri-ciri Depresi Beserta Penyebabnya, Begini Cara Mengatasinya
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Sudah menjadi garis hidup manusia bahwa tidak selamanya akan merasakan bahagia. Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Pengalaman pahit tersebut ada yang sifatnya ringan, sedang, hingga berat yang bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi.
Dilansir dari Healthline, depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, seseorang yang mengalami depresi juga tidak bisa membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti mengalami kesedihan yang mendalam dan memiliki pengalaman traumatis.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
-
Apa saja gejala khas depresi pasca melahirkan? Depresi pasca melahirkan memiliki gejala khas, seperti hilangnya minat pada aktivitas rutin, gangguan tidur, perubahan gerakan, perasaan lesu yang berkelanjutan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup yang berulang kali muncul.
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup. Dengan bantuan yang tepat, Anda atau orang yang Anda kenal bisa pulih dan menikmati hidup yang lebih bahagia.
-
Kenapa depresi pasca melahirkan bisa muncul? Penyebab pasti dari depresi pasca melahirkan masih belum diketahui. Namun, kemungkinan penyebabnya meliputi:1. GenGen adalah bagian sel tubuh yang menyimpan instruksi tentang cara tubuh Anda tumbuh dan bekerja. Gen diturunkan dari orang tua ke anak. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang anggota keluarganya mengalami depresi. Ini disebut riwayat depresi keluarga. 2. Berubahnya kadar hormon setelah kehamilanHormon adalah bahan kimia dalam tubuh. Beberapa membantu mengendalikan emosi dan suasana hati. Selama kehamilan, tubuh memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Namun dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, hormon-hormon tersebut dengan cepat kembali ke tingkat normal. Penurunan kadar hormon yang cepat ini dapat menyebabkan depresi. 3. Rendahnya kadar hormon tiroidTiroid adalah kelenjar di leher yang membantu tubuh menggunakan dan menyimpan energi dari makanan.Selain perubahan kimiawi, perubahan sosial dan psikologis yang terkait dengan kelahiran bayi juga meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Contoh perubahan ini termasuk perubahan fisik pada tubuh, kurang tidur, kekhawatiran tentang pengasuhan anak, atau perubahan dalam hubungan.
Kondisi traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang bisa mengancam nyawa. Gangguan depresi jika tidak segera diatasi maka dapat memicu penderita melakukan tindakan bunuh diri.
Lantas, apa saja ciri-ciri depresi dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Healthline berikut ini.
Penyebab Depresi
Shutterstock/Stokkete
Seseorang yang menderita gangguan depresi maka akan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa memicu masalah fisik maupun emosional. Bahkan tak jarang pengidap depresi akan selalu merasa putus asa, tidak berharga dan menyalahkan diri sendiri.
Penyebab depresi belum diketahui secara pasti, namun biasanya seseorang yang mengidap depresi disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
• Trauma
Trauma merupakan pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa silam. Kondisi kejiwaan ini biasanya disebabkan oleh suatu kejadian buruk dan cara seseorang dalam memaknai peristiwa menyakitkan tersebut. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan mengalami gangguan depresi.
• Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional atau bullying menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami depresi. Beberapa kekerasan emosional seperti ejekan dan hinaan dapat berpengaruh buruk bagi kondisi kejiwaan penderita. Seseorang yang sering dituntut terlalu keras, bahkan melebihi kemampuan, bisa meningkatkan risiko mengalami stres dan depresi.
• Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual juga dapat meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban. Salah satu kelompok paling rentan yang bisa mengalami kondisi ini adalah anak-anak. Kejadian ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan stres dan depresi.
• Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan depresi maka lebih berisiko mengalami depresi. Depresi bersifat sangat kompleks, artinya banyak gen berbeda yang masing-masing memberi efek kecil, daripada gen tunggal yang berkontribusi terhadap risiko penyakit.
Selain itu, memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba atau alkohol bisa memengaruhi risiko seseorang mengalami depresi. Tak heran, jika banyak pengidap gangguan depresi karena memiliki riwayat dengan obat-obatan terlarang.
Ciri-ciri Depresi
©Pexels
Depresi menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi menempati peringkat ke-4 sebagai penyakit yang ada di dunia. Adapun ciri-ciri depresi bisa dilihat dari dua aspek, yakni fisik dan psikologi yang ditandai seperti berikut:
1. Merasa putus asa dan tidak berharga
2. Sering merasa cemas dan khawatir yang berlebihan
3. Kehilangan selera untuk melakukan aktivitas sehari-hari
4. Sering merasakan suasana hati yang buruk dan perasaan sedih yang berkelanjutan
5. Selalu merasa kelelahan dan kehilangan gairah seksual
6. Kehilangan selera makan dan sering merasa pusing yang tidak jelas alasannya
7. Berat badan turun secara drastis atau naik drastis
8. Memiliki keinginan untuk bunuh diri
Cara Mencegah Depresi
©Shutterstock/Alexander Tihonov
Setiap orang pernah mengalami suatu peristiwa menyakitkan di dalam hidupnya. Tak jarang, pengalaman pahit masa lalu ini sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun jangan khawatir, dengan berdamai dengan kenyataan, seseorang bisa bangkit dari segala keterpurukan.
Secara umum, depresi berat harus melibatkan bantuan medis profesional dari psikolog atau psikiater. Hal ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi. Dilansir dari Help Guide, berikut beberapa cara mencegah depresi yang bisa dilakukan:
• Bersikap Terbuka
Cara mencegah depresi yaitu berusaha untuk selalu bersikap terbuka. Semakin menghindari masalah dan mencoba menutup-nutupi peristiwa, dapat membuat keadaan kian memburuk. Oleh karena itu, mencoba untuk memaafkan diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah depresi.
Selain itu, bersikap terbuka terhadap orang-orang terdekat seperti sering mencurahkan perasaan dan isi hati bisa menjadi obat psikologis agar suasana hati lebih tenang dan tentram. Mencurahkan isi hati ini juga bisa dilakukan dengan cara-cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa membuat hati lega.
• Selalu Bersyukur
Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia di dunia tentu tidak akan pernah lepas dari permasalahan hidup. Hampir dapat dipastikan setiap orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Hal inilah yang kemudian harus disadari bahwa kita tidak hidup sendiri dan masih banyak orang di luar sana yang mengalami masalah lebih besar.
Salah satu puncak kebahagiaan ialah ketika seseorang mampu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Selalu percaya bahwa semua masalah yang kita hadapi sekarang adalah upaya mendewasakan diri agar ke depan dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, masih banyak hal di dunia ini yang patut kita syukuri seperti memiliki sahabat, keluarga, dan pekerjaan.
• Meditasi
Salah satu cara mencegah depresi yang paling mudah ialah rutin melakukan meditasi. Kegiatan relaksasi ini dapat menumbuhkan pikiran positif dan membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Pasalnya, pikiran negatif yang sering muncul dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas, stres, bahkan mengalami depresi obsesif.
Oleh karena itu, berpikir positif diperlukan untuk menghindari gangguan mental yang bisa terjadi. Pasalnya, berpikir positif dapat memberi pengaruh baik untuk keadaan psikologis.