8 Fakta Golongan Darah AB, Memiliki Risiko Penyakit Jantung dan Preeklamsia
Golongan darah AB memiliki ciri khas unik yang membedakan dengan jenis golongan darah lainnya.
Seperti diketahui, terdapat empat jenis golongan darah yang diketahui secara umum. Mulai dari golongan darah A, golongan darah B, golongan darah O, dan golongan darah AB. Empat jenis golongan darah ini memiliki ciri khas unik tersendiri.
Salah satunya golongan darah AB. Terdapat berbagai fakta golongan darah AB menarik yang membedakan dengan golongan darah lainnya. Di mana golongan darah ini memiliki antigen A dan B, termasuk jenis golongan darah langka, hingga kemampuan golongan AB positif yang mampu menerima semua golongan darah.
-
Apa itu golongan darah? Golongan darah adalah cara mengelompokkan darah berdasarkan adanya atau tidaknya zat antigen pada permukaan sel darah merah.
-
Apa risiko penyakit bagi golongan darah B? Orang dengan golongan darah B berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, karena antigen B dapat memicu reaksi inflamasi pada jaringan tubuh. Golongan darah B juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih, karena bakteri E. coli yang menyebabkan infeksi ini lebih mudah menempel pada sel darah merah dengan antigen B.
-
Kenapa golongan darah berbeda-beda? Golongan darah bisa berbeda-beda karena adanya perbedaan antigen dan faktor rhesus pada permukaan sel darah merah. Antigen dan faktor rhesus adalah zat yang menentukan jenis golongan darah seseorang, yaitu A, B, AB, atau O, dan positif atau negatif.
-
Apa saja jenis golongan darah dalam sistem ABO? Sistem golongan darah yang paling umum digunakan adalah sistem ABO, yang membagi golongan darah menjadi empat jenis: A, B, AB, dan O.
-
Apa yang menarik dari golongan darah A? Salah satu fakta yang menarik dari golongan darah A adalah keterbatasannya dalam proses donor dan penerimaan darah.
-
Bagaimana cara mengetahui golongan darah? Cara yang paling umum adalah dengan mengunjungi fasilitas kesehatan atau laboratorium medis untuk melakukan tes darah.
Berikut, kami rangkum berbagai fakta golongan darah AB yang menarik untuk disimak.
1. Golongan Darah AB Memiliki Antigen A dan B
Fakta golongan darah AB yang pertama yaitu memiliki antigen A dan B. Karakteristik unik dari golongan darah ini adalah keberadaan antigen A dan antigen B pada permukaan sel darah merah. Hal ini menjadikan individu dengan golongan darah AB tidak memiliki antibodi anti-A maupun anti-B dalam plasma darah mereka.
Orang dengan golongan darah AB sering kali dianggap sebagai penerima universal, karena mereka dapat menerima darah dari semua golongan darah tanpa risiko reaksi imunologis. Pemahaman tentang sifat-sifat ini sangat penting untuk mencegah komplikasi ketika melakukan transfusi darah dan dalam pengelolaan situasi kesehatan yang memerlukan transfusi.
Secara keseluruhan, golongan darah AB memegang peran yang unik dalam sistem klasifikasi darah, karena keberagaman antigen yang dimiliki dan fleksibilitasnya dalam menerima transfusi. Ini menjadikannya golongan darah yang sangat relevan dalam dunia medis.
2. Dibagi Menjadi AB Negatif dan Positif
Fakta golongan darah AB berikutnya yaitu dibagi menjadi dua jenis,negatif dan positif. Golongan darah AB negatif dan AB positif adalah jenis golongan darah yang termasuk dalam sistem ABO dan sistem Rhesus. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada keberadaan antigen Rhesus (Rh). Golongan darah AB positif memiliki antigen Rh, sedangkan AB negatif tidak.
Sistem ABO adalah metode penting dalam pengelompokan jenis darah, yang berdasarkan adanya antigen A dan B pada permukaan sel darah merah. Individu dengan golongan darah AB memiliki kedua antigen tersebut, sehingga dapat menerima donor darah dari semua golongan darah (A, B, AB, O) tanpa mengalami reaksi penolakan. Namun, pemilik golongan darah AB negatif hanya dapat menerima donor darah dari golongan darah Rhesus negatif (A negatif, B negatif, AB negatif, dan O negatif), karena kehadiran antigen Rh dari donor positif dapat memicu reaksi yang berbahaya.
Pentingnya memahami perbedaan ini dalam konteks transfusi darah adalah untuk memastikan keselamatan dan efektivitas donor darah bagi penerima, sesuai dengan sistem ABO dan Rhesus.
3. Golongan Darah AB adalah Golongan Darah yang Langka
Fakta golongan darah AB selanjutnya yaitu termasuk jenis langka. Golongan darah AB adalah golongan darah yang langka dibandingkan dengan golongan darah lainnya. Di Amerika Serikat, hanya sekitar 4% dari populasi yang memiliki golongan darah AB. Sementara itu, di beberapa negara Asia, persentase ini bisa lebih rendah, mencapai kurang dari 1%. Di kalangan ras Kaukasoid, golongan darah AB juga termasuk langka, dengan persentase sekitar 5-7%.
Pemilik golongan darah AB dikenal sebagai penerima darah universal, artinya mereka dapat menerima transfusi darah dari semua golongan darah lainnya (A, B, O, dan AB). Hal ini sangat penting dalam situasi darurat di mana penentuan golongan darah mungkin memakan waktu. Penentuan golongan darah yang tepat dalam transfusi sangat vital untuk mencegah reaksi imun yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, dengan keberadaan golongan darah AB yang langka, kesadaran akan pentingnya donor darah juga semakin meningkat untuk memastikan ketersediaan darah yang aman bagi semua golongan.
4. Pemilik Golongan Darah AB Negatif dapat Menerima Donor dari Semua Golongan Negatif
Fakta golongan darah AB lainnya yaitu AB negatif bisa menerima semua golongan negatif. Golongan darah AB negatif memiliki kemampuan unik sebagai penerima donor darah. Pemilik golongan darah ini dapat menerima darah dari semua golongan darah negatif, yaitu O negatif, A negatif, B negatif, dan AB negatif. Hal ini menjadikan mereka sangat penting dalam jaringan donor darah, mengingat mereka dapat mengakses berbagai sumber donor.
Namun, meskipun golongan darah AB negatif adalah penerima yang fleksibel, mereka sendiri memiliki batasan dalam mendonorkan darah. Mereka hanya dapat mendonorkan darah kepada golongan AB positif dan AB negatif. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka sangat bermanfaat sebagai penerima, pilihan mendonorkan darah mereka terbatas.
Pentingnya golongan darah AB negatif tidak dapat diremehkan, terutama karena golongan darah ini termasuk salah satu golongan darah langka. Ketersediaan donor bagi mereka sangat vital, sehingga promosi dan kesadaran tentang donor darah harus terus ditingkatkan untuk memastikan kebutuhan pasien dengan golongan darah AB negatif dapat terpenuhi. Kesadaran akan pentingnya donor darah memberikan harapan bagi banyak orang yang membutuhkan.
5. Pemilik Golongan Darah AB Positif dapat Menerima Donor dari Semua Golongan Darah
Fakta golongan darah AB berikutnya yaitu AB positif bisa menerima semua golongan darah. Pemilik golongan darah AB positif memiliki kemampuan unik dalam menerima donor darah dari semua golongan darah, termasuk O, A, B, dan AB. Ini menjadikan mereka penerima universal, yang sangat penting dalam situasi darurat medis. Namun, meskipun mereka dapat menerima donor dari semua jenis golongan darah, mereka hanya dapat mendonorkan darah kepada sesama pemilik golongan darah AB positif. Hal ini menciptakan tantangan dalam pemenuhan kebutuhan donor.
Golongan darah AB, terutama AB positif, merupakan sifat langka di populasi. Meskipun permintaan donor darah sering kali berada pada level terendah untuk golongan ini, penting untuk menjaga ketersediaannnya. Tingginya kebutuhan akan transfusi darah dalam kondisi kritis membuat keberadaan golongan darah AB positif tetap vital. Oleh karena itu, kesadaran tentang pentingnya donor darah dari pemilik golongan darah ini harus terus ditingkatkan, agar mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan transfusi yang mungkin terjadi di masa depan.
6. Risiko terkena penyakit jantung
Fakta golongan darah AB selanjutnya yaitu berkaitan dengan penyakit jantung. Golongan darah AB memiliki risiko terkena penyakit jantung yang 23% lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah B dan O. Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui, ada dugaan bahwa risiko ini terkait dengan peradangan di pembuluh darah. Peradangan dapat mempengaruhi kesehatan jantung secara keseluruhan, meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah kardiovaskular.
Penting untuk diingat bahwa penyakit jantung dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang golongan darah. Risiko ini menjadi semakin tinggi ketika seseorang memasuki usia lanjut dan menerapkan pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik.
Identifikasi faktor risiko yang tepat dan perawatan yang sesuai sangat penting untuk mencegah penyakit jantung. Dengan perhatian yang lebih pada kesehatan jantung dan perubahan pola hidup, setiap individu dapat mengambil langkah proaktif untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini.
7. Rentan mengalami preeklamsia
Fakta golongan darah AB lainnya berkaitan dengan risiko preeklamsia. Preeklamsia adalah kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ yang dapat terjadi selama kehamilan. Wanita dengan golongan darah AB memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia dibandingkan dengan wanita bergolongan darah O. Faktor-faktor risiko lain yang dapat memicu kondisi ini termasuk usia di atas 35 tahun, kehamilan kembar, serta adanya penyakit diabetes atau ginjal, yang semuanya dapat memperburuk kesehatan ibu dan janin.
Wanita dengan golongan darah O cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap preeklamsia, yang menunjukkan pentingnya golongan darah dalam mempertimbangkan kesehatan selama kehamilan. Kesadaran akan risiko ini sangat penting, karena dapat mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin, menjaga pola makan sehat, dan menjalani gaya hidup aktif.
Dengan mengenali faktor risiko preeklamsia, terutama pada wanita dengan golongan darah AB, serta dengan kondisi kesehatan lainnya, diharapkan dapat mengurangi dampak negatifnya dan memastikan keselamatan ibu dan bayi selama kehamilan.
8. Perlu membatasi daging merah
Fakta golongan darah AB yang terakhir yaitu berkaitan dengan anjuran batasan konsumsi daging merah. Pemilik golongan darah AB perlu membatasi konsumsi daging merah karena risiko peningkatan lemak dalam darah yang dapat berkontribusi terhadap penyakit jantung. Konsumsi daging merah yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini disebabkan oleh sifat daging merah yang cenderung mengandung lemak jenuh tinggi.
Walaupun golongan darah AB tidak memiliki batasan khusus dalam pola makan, mereka sebaiknya tetap mengutamakan keragaman dan keseimbangan gizi. Penting bagi pemilik golongan darah AB untuk memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi, dengan memilih sumber protein yang lebih sehat seperti ikan, unggas, dan sumber nabati.
Dalam merencanakan pola makan, mereka dapat mengikuti panduan dari golongan darah A dan B, menggabungkan elemen dari kedua pola makan tersebut untuk mencapai keseimbangan gizi yang ideal. Dengan cara ini, golongan darah AB dapat menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko lemak dalam darah, sambil tetap menikmati variasi makanan yang sehat.