8 Makanan Penyebab BAB Berdarah, Perlu Diwaspadai
Selain disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, makanan juga memberikan pengaruh pada gangguan BAB berdarah.
Buang Air Besar (BAB) berdarah merupakan salah satu kondisi yang perlu diwaspadai. Gangguan ini dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari beberapa kondisi kesehatan tertentu hingga akibat konsumsi obat.
Bukan hanya itu, BAB berdarah ternyata juga mendapat pengaruh dari makanan yang dikonsumsi. Dalam hal ini, terdapat beberapa makanan penyebab BAB berdarah yang perlu diwaspadai. Berikut kami rangkum informasinya.
-
Kapan bayi berisiko tersedak saat makan? Bayi yang mulai makan makanan padat dapat tersedak jika potongan makanan terlalu besar atau tidak cukup lunak. Penting untuk memotong makanan kecil-kecil dan memastikan bahwa makanan yang diberikan kepada bayi sesuai dengan kemampuannya untuk mengunyah dan menelan.
-
Kenapa perut kembung bisa terjadi akibat makanan? Perut kembung disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti stres berlebih, konsumsi obat, dan merokok, dan banyak lagi. Namun, perut kembung sering disebabkan oleh salah dalam mengonsumsi makanan.
-
Bagaimana makanan pedas bisa memengaruhi bayi yang sedang menyusu? Bahan aktif dalam makanan pedas, seperti capsaicin, dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi. Beberapa bayi mungkin lebih sensitif terhadap rasa pedas yang tertransfer melalui ASI, yang bisa menyebabkan mereka rewel atau tidak nyaman.
-
Bagaimana cara makanan-makanan tersebut membantu melancarkan BAB? Apel adalah sumber pektin, serat larut yang meningkatkan volume tinja dan mengurangi risiko infeksi usus dan peradangan di kolon. Sebutir apel setiap hari bisa menjadi cara rutin untuk menyehatkan pencernaan. Fennel, dengan kandungan seratnya, dapat mencegah sembelit dan meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Juga mengandung agen antispasmodik yang merilekskan otot polos dalam saluran pencernaan. Kefir merupakan produk susu yang diolah dengan menambahkan "biji" kefir. Sama seperti yogurt, minuman ini mengandung probiotik yang dapat meningkatkan pencernaan dan mengurangi efek samping intoleransi laktosa. Biji chia adalah sumber serat yang membentuk substansi mirip jelly di perut. Makanan ini bisa mendukung pertumbuhan bakteri sehat dalam usus dan mempromosikan pencernaan sehat. Kombucha Kombucha adalah teh yang difermentasi. Minuman ini mengandung bakteri probiotik yang memperbaiki kesehatan pencernaan dan dapat membantu penyembuhan tukak lambung. Buah tropis pepaya mengandung enzim pencernaan papain, membantu mencerna serat dan meredakan gejala Sindrom Usus Besar (IBS). Kandungan serat yang tinggi dari pepaya juga menjadikannya terkenal sebagai buah yang melancarkan pencernaan. Pepaya Biji-bijian Biji-bijian utuh, seperti oat, quinoa, dan produk berbahan dasar gandum utuh, mengandung serat tinggi yang meningkatkan volume tinja dan memberi makan bakteri baik. Tempe Buah Bit Buah bit mengandung serat yang membantu memberi makan bakteri baik dan meningkatkan volume tinja. Adanya kandungan tersebut membuatnya mendukung pencernaan yang sehat. Miso merupakan olahan kedelan dan sering dikonsumsi dalam sup miso. Makanan ini mengandung probiotik yang meningkatkan pencernaan dengan meningkatkan jumlah bakteri baik di usus. Miso Jahe Jahe merupakan bahan tradisional dalam pengobatan Timur, dapat meningkatkan pencernaan dan mencegah mual. Makanan ini dikenal dapat mempercepat pengosongan lambung, mengurangi risiko sakit maag, mual, dan ketidaknyamanan perut. Kimchi Kimchi umumnya terbuat dari kubis yang difermentasi namun bisa dibuat dengan bahan lain. Makanan ini mengandung probiotik yang mendukung pencernaan dan pertumbuhan bakteri baik di usus. Sayuran Hijau Sayuran hijau kaya dengan kandungan serat tidak larut di dalamnya. Kandungan ini menambah volume tinja dan mempercepat pergerakan melalui saluran pencernaan. Natto Seperti tempe, natto juga terbuat dari kedelai yang difermentasi. Natto mengandung probiotik yang meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan bisa melancarkan BAB. Sauerkraut, yang terbuat dari kubis yang difermentasi dengan asam laktat. Makanan hasil fermentasi ini kaya kandungan probiotik yang meningkatkan bakteri baik di usus. Sauerkraut Salmon Salmon adalah sumber asam lemak omega-3, yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, termasuk di saluran pencernaan. Makanan ini sekaligus bisa membantu untuk melancarkan BAB. Kaldu Tulang Kaldu tulang, dibuat dengan merebus tulang dan jaringan ikat hewan, mengandung gelatin yang melibatkan asam amino glutamin dan glisin. Kandungan ini bisa membantu melancarkan BAB serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Peppermint Minyak pepermint, yang berasal dari daun peppermint, dapat meningkatkan pencernaan dengan efek relaksan pada otot saluran pencernaan. Minuman ini bisa membuat perut menjadi lega dan pencernaan berjalan lancar.
-
Apa saja masalah makan yang sering dialami oleh bayi? Memberikan makanan kepada bayi sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua, terutama saat bayi mengalami masalah makan. Setiap orang tua pasti pernah menghadapi situasi di mana bayinya menolak makanan baru, memuntahkan makanan, atau bahkan menunjukkan tanda-tanda alergi makanan.
-
Apa saja dampak yang bisa terjadi pada anak karena masalah makan? Dampak dari anak susah makan juga berdampak pada tumbuh kembang anak, seperti risiko malnutrisi yang melemahkan sistem imunitas, mudah terinfeksi, dan mempengaruhi pertumbuhan otak dan daya pikir anak.
Gejala BAB Berdarah
Sebelum dijelaskan makanan penyebab BAB berdarah, perlu dijelaskan terlebih dahulu gejalanya. Gejala BAB berdarah dapat dilihat dari beberapa tanda berikut:
- Darah Merah Terang di Feses: Darah merah terang biasanya berasal dari perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan, seperti anus atau rektum. Ini sering terjadi akibat wasir atau fisura anus.
- Feses Berwarna Hitam atau Tarry (Melena): Feses yang berwarna hitam dan lengket (melena) menunjukkan perdarahan di bagian atas saluran pencernaan, seperti lambung atau usus kecil. Ini bisa menjadi tanda perdarahan yang lebih serius, misalnya dari tukak lambung.
- Diare Berdarah: Diare yang disertai darah bisa menunjukkan adanya infeksi saluran pencernaan, seperti infeksi bakteri atau parasit. Diare berdarah juga bisa menjadi gejala penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau Crohn.
- Nyeri saat Buang Air Besar: Jika ada rasa sakit saat buang air besar disertai perdarahan, ini bisa menjadi tanda adanya fisura anus atau wasir yang meradang. Rasa nyeri yang tajam biasanya dirasakan saat feses melewati area yang terluka.
- Nyeri Perut atau Kram: Nyeri perut atau kram yang parah disertai dengan perdarahan bisa menjadi tanda kondisi serius seperti penyakit radang usus, divertikulitis, atau kanker usus besar.
- Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab: Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, disertai dengan BAB berdarah, dapat mengindikasikan masalah serius seperti kanker usus atau penyakit radang usus kronis.
- Kelelahan atau Pusing: Kehilangan darah dalam jumlah besar atau secara terus-menerus dapat menyebabkan anemia, yang ditandai dengan gejala seperti kelelahan, pusing, atau bahkan pingsan.
- Demam Disertai BAB Berdarah: Jika BAB berdarah disertai demam, ini bisa menunjukkan infeksi serius atau peradangan di saluran pencernaan. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera.
Makanan Penyebab BAB Berdarah
Setelah mengetahui gejala, selanjutnya akan dijelaskan makanan penyebab BAB berdarah. Kondisi BAB berdarah, bisa dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya termasuk makanan. Berikut adalah berbagai makanan penyebab BAB berdarah yang perlu diwaspadai:
- Makanan Pedas: Makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan usus, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Cabai mengandung capsaicin yang bisa memicu peradangan pada saluran pencernaan, sehingga dapat menyebabkan luka atau memperparah kondisi seperti wasir, yang berpotensi menyebabkan BAB berdarah.
- Daging yang Terkontaminasi: Daging yang tidak dimasak dengan benar atau terkontaminasi bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella dapat menyebabkan infeksi pada usus. Infeksi ini bisa memicu diare berdarah akibat kerusakan pada lapisan usus.
- Makanan Tinggi Gluten: Orang dengan penyakit celiac atau intoleransi gluten bisa mengalami reaksi inflamasi setelah mengonsumsi gluten. Peradangan ini bisa merusak usus kecil dan menyebabkan pendarahan pada tinja, terutama jika penyakitnya tidak terdiagnosis atau diobati dengan baik.
- Susu dan Produk Olahannya: Bagi orang yang intoleran laktosa, konsumsi susu dan produk olahannya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, perut kembung, dan nyeri perut. Pada kasus yang parah, kerusakan usus bisa terjadi sehingga mengakibatkan pendarahan.
- Makanan Olahan: Makanan olahan sering kali mengandung bahan pengawet, aditif, dan lemak trans yang dapat memicu peradangan pada saluran pencernaan. Konsumsi berlebihan dapat memperburuk kondisi kesehatan usus, seperti iritasi usus besar, yang dapat menyebabkan BAB berdarah.
- Makanan Manis: Makanan dengan kandungan gula yang tinggi bisa mempengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam usus. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada pendarahan dalam saluran pencernaan.
- Makanan yang Mengandung Fruktosa: Beberapa orang memiliki intoleransi fruktosa, yaitu kesulitan mencerna gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan makanan olahan. Intoleransi ini dapat menyebabkan diare dan peradangan, yang dapat memperburuk masalah kesehatan usus dan memicu BAB berdarah.
- Makanan Cepat Saji: Makanan cepat saji sering mengandung lemak jenuh, garam, dan bahan pengawet dalam jumlah tinggi yang dapat mengiritasi dinding usus. Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan ini dapat memicu peradangan dan menyebabkan masalah pencernaan, termasuk BAB berdarah.
Penyebab BAB Berdarah
Setelah mengetahui berbagai makanan penyebab BAB berdarah, terakhir akan dijelaskan faktor penyebab lainnya, sebagai berikut:
- Wasir (Hemoroid): Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus atau rektum bagian bawah. Jika wasir pecah atau iritasi, darah segar bisa keluar saat BAB, biasanya berwarna merah terang.
- Fissura Ani (Luka pada Anus): Fissura ani adalah robekan kecil pada kulit di sekitar anus yang sering disebabkan oleh feses yang keras atau tegang saat BAB. Robekan ini bisa menyebabkan rasa sakit dan perdarahan saat buang air besar.
- Divertikulosis: Divertikulosis terjadi ketika kantong-kantong kecil (divertikula) terbentuk di dinding usus besar. Jika salah satu kantong ini pecah atau terinfeksi, dapat menyebabkan perdarahan, yang muncul sebagai darah di tinja.
- Kolitis: Kolitis adalah peradangan pada usus besar yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, penyakit radang usus, atau reaksi terhadap obat. Gejalanya bisa termasuk diare berdarah dan kram perut.
- Penyakit Radang Usus (IBD): Penyakit seperti Crohn dan kolitis ulseratif adalah bentuk penyakit radang usus yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Pendarahan pada tinja sering kali merupakan gejala umum dari kondisi ini.
- Polip atau Kanker Usus: Polip adalah pertumbuhan kecil di lapisan usus besar yang bisa berdarah. Jika tidak diobati, polip bisa berkembang menjadi kanker usus. Pendarahan yang disebabkan oleh polip atau kanker usus biasanya lebih gelap atau berwarna merah kehitaman.
- Infeksi Saluran Pencernaan: Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, seperti E. coli, Salmonella, atau Shigella, dapat menyebabkan peradangan dan pendarahan di usus. Gejala biasanya termasuk diare berdarah.
- Angiodisplasia: Ini adalah kelainan pada pembuluh darah kecil di usus yang menyebabkan mereka menjadi rapuh dan mudah berdarah. Pendarahan akibat angiodisplasia bisa ringan hingga parah, tergantung pada kondisinya.
- Konsumsi Obat-obatan Tertentu: Obat-obatan seperti aspirin, antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko perdarahan pada saluran pencernaan, terutama jika ada tukak atau iritasi sebelumnya.