Batik Widayati, dari Kena PHK Kini Bisa Pamerkan Produknya di Sarinah Jakarta
"Saya pendidikan SI Ekonomi Pembangunan mantan karyawan perbankan dengan pengalaman kerja diperbankan 20 tahun lebih. Terkena PHK di akhir tahun 2017 dan memulai usaha pada tahun 2018."
Terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak membuat Wiwiek Widayati terus menerus berduka. Wanita asal Solo, Jawa Tengah ini justru terpacu untuk menciptakan lapangan usaha, baik untuk dirinya sendiri atau pun orang lain. Terciptalah produk Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) bernama Batik Widayati. Batik Widayati pun kini terpajang di Sarinah, Jakarta.
"Saya pendidikan SI Ekonomi Pembangunan mantan karyawan perbankan dengan pengalaman kerja diperbankan 20 tahun lebih. Terkena PHK di akhir tahun 2017 dan memulai usaha pada tahun 2018," cerita Wiwiek Widayati kepada merdeka.com, Jumat (23/06).
UMKM milik Widayati bergerak di bidang fashion yang menampilkan kemewahan yang terjangkau, dengan memberikan sentuhan otentik proses batik di dalam motif-motifnya.
"Produknya berupa fashion pria dan wanita seperti kemeja outer dress dan turunannya seperti tas topi dll untuk memanfaatkan limbah fashionnya. Dimuali tahun 2018 secara legalitas mulai tahun 2020 dalam bentuk CV," ujarnya.
Wida, begitu panggilannya, mengaku tertarik menjadi pelaku UMKM terutama fashion karena memiliki hobi menggambar dan sangat mencintai batik dan ingin melestarikan batik.
"Sehingga karya-karya saya cenderung batik yang tidak terlalu berat dan berharap bisa disukai anak anak muda pelaku pengrajin batik kebanyakan perempuan jadi menambah ketertaikan saya untuk bisa sedikit membantu memberdayakan perempuan," imbuh Wida.
©2023 Merdeka.com
Berkat ketekunan Wida, Batik Widayati pernah juara 1 lomba desain motif batik dengan tema akulturasi budaya tingkat Jawa Tengah.
Saat ini omzet per bulan Batik Widayati bisa mencapai puluhan juta rupiah. Sempat mengalami titik terendah dalam usaha, yaitu saat pandemi Covid-19 lalu. Tapi seiring dengan meredanya Covid-19, lambat laun Batik Widayati juga mulai bangkit.
"Pandemi adalah titik terendah untuk usaha yang baru dirintis dan mulai tumbuh. Tahun 2020 semester awal hampir tidak ada penjualan karena semua outlet tutup," cerita Wida.
"Strategi memperlambat produksi dengan membuat produksi dengan warna alam sangat membantu untuk bertahan dan sekarang mulai tumbuh lagi karena ternyata warna alam banyak diminati khususnya untuk kalangan menengah ke atas," imbuh wanita yang pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat penyerahan sertifikasi kompetensi desain batik pada 2019 silam.
Dapat Pelatihan dan Fasilitas dari Rumah BUMN Solo
Saat ini Batik Widayati tercatat sebagai UMKM yang mendapatkan pelatihan dan fasilitas dari Rumah BUMN Solo, di bawah naungan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Banyak pelatihan yang sudah diikuti oleh Batik Widayati.
"Pelatihan BRI sangat membantu saya bertumbuh secara pelaku baru UMKM banyak hal baru yang bisa dipelajari dan dipraktekkan. Saya terbantu dengan fasilitas pemasaran yang sangat membantu saya dalam mengembangkan pasar dan menemukan pelanggan-pelanggan baru," kata Wida.
Selain bantuan berupa pelatihan, Batik Widayati juga dibantu berupa sarana fasilitas pameran.
©2023 Merdeka.com
"Saya pernah ikut pamersan Inacraft (fasilitas dari Dinas Koperasi), Trade Expo Indonesia (TEI) difasilitasi oleh Dinas Perdagangan, Brilianpreneur (fasilitas dari Rumah BUMN Solo), serta UMKM Expo Jateng yang berlangsung di Purwokerto (fasilitas dari Rumah BUMN Solo)," ujarnya.
Wida berharap suati saat dia bisa mendapatkan fasilitas ikut serta pameran di luar negeri. "Harapannya semoga ada fasilitas pameran ke luar negeri," harap Wida.
Saat ini Batik Widayati melayani pemasaran ofline di Jalan Blewah Raya 1 No. 3 Karangasem, Laweyan, Solo, dan di Sarinah, Jalan MH Tamrin, Jakarta Pusat. Sedangkan untuk pemasaran online bisa dikunjungi di Instagram, Tokpedia dan Shopee serta Tiktok dengan nama: Batik Widayati.
Curhat ke Arya Sinulingga
Belum lama ini, Staf Khusus (Stafsus) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Mahendra Sinulingga bertemu puluhan pelaku UMKM di Rumah BUMN Solo, Jawa Tengah. Di hadapan para pelaku UMKM tersebut, Arya Sinulingga menyempatkan diri berdialog dengan para pelaku UMKM di bawah binaan Rumah BUMN Solo.
Saat berdialog dengan para pelaku UMKM di Solo ini, Arya Sinulingga mendapat banyak masukan, termasuk curahan hati (curhat) Wiwiek Widayati.
Wida yang juga pemilik UMKM Batik Widayati mengaku berterima kasih dengan Rumah BUMN Solo yang telah memberikan pelatihan dan dan link yang luas untuk memasarkan produknya, hingga bisa dijual di Sarinah, Jakarta.
"Saya serasa punya rumah di Sarinah. Hampir 100 persen penghasilan saya dari Sarinah. Saya minta di Solo ada Sarinah Pak, biar teman-teman yang lain juga merasakan punya rumah di Sarinah seperti saya," kata Wida.
Mendengar curhatan Widayati, Arya Sinulingga langsung menimpali. Menurutnya, Sarinah saat ini masih butuh recovery setelah sebelumnya sempat merugi selama bertahun-tahun.
"Saya maunya juga gitu. Tapi kan Sarinah dulu tidak sehat, sekarang sedang disehatkan. Butuh recovery. Saat ini Sarinah dibuka di bandara dulu, Jakarta ada, Bali ada," ujar Arya Sinulingga.