Berakhir Haru, Ini Cerita Demo Pelajar Kebumen yang Sempat Rusuh
Demo menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law berlangsung di berbagai tempat di Indonesia. Kota-kota kecil tak luput jadi perhatian, salah satunya Kebumen. Dikutip dari Liputan6.com, aksi anarkis saat demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Kebumen berakhir dramatis.
Demo menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law berlangsung di berbagai tempat di Indonesia. Kota-kota kecil tak luput jadi perhatian, salah satunya Kebumen. Dikutip dari Liputan6.com, aksi anarkis saat demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Kebumen berakhir dramatis.
Di sana, para pelajar yang sebelumnya garang saat aksi demo berubah sikap saat berada di depan orang tua mereka sendiri. Sambil menangis, mereka sungkem kepada orang tua sembari memohon maaf.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Sebelumnya mereka dihipnoterapi secara massal oleh Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan. Berikut kisah selengkapnya:
Hanya Ikut-ikutan
©YouTube/Jogja TV
Di depan orang tua sendiri, para pelajar Kebumen itu mengungkapkan rasa penyesalan karena telah menyerang polisi dan merusak fasilitas umum. Para pelajar melakukan aksi secara sukarela dan tanpa paksaan. Mereka menangis di depan orang tua mereka dan berjanji tidak akan melakukan hal serupa di kemudian hari.
Selain itu, para pelajar juga mengaku hanya ikut-ikutan dan terpancing untuk melempari polisi dengan batu. Sebagian pelajar juga mengaku mengikuti demonstrasi itu lantaran terpancing poster atau meme yang beredar lewat Grup WhatsApp dan medsos lainnya.
Suasana Haru
©2020 liputan6.com
Mendengar rasa penyesalan dari anak-anak, para orang tua terharu hingga berkaca-kaca. Suasana kantor Rupatama Mapolres Kebumen pecah menjadi haru.
Para orang tua turut larut karena anak-anak mereka telah menyesali perbuatan. Tak lupa sebagai wali dari anak-anak yang ikut demo, para orang tua mengucapkan permintaan maaf kepada polisi.
“Kami mohon maaf pak, atas ulah anak kami. Akan kami awasi lagi supaya tidak terulang,” kata salah satu orang tua dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (13/10).
Tanggapan Kapolres
Sebelum peristiwa haru itu, Polres Kebumen telah menangkap terduga pelaku anarkisme dalam demonstrasi UU Cipta Kerja di depan Gedung DPR Kebumen. Para demonstran rusuh yang ditangkap rata-rata adalah pelajar setingkat SMA.
Mereka ditangkap karena menyerang polisi dan merusak fasilitas umum. Sejumlah fasilitas umum di Alun-Alun Kebumen dilaporkan rusak dalam aksi itu.
“Kami berharap di kemudian hari tidak terulang lagi. Semoga Kebumen kondusif,” kata Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan.