Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua.
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua.
Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua
Lejar Daniartana Hukubun lahir dari seorang ayah asal Papua dan ibu asal Jawa. Lahir dari keturunan Papua membuat Lejar sudah terbiasa diperlakukan berbeda oleh lingkungan sosialnya.
Ia pun tertarik membawa pengalaman kultural itu ke dalam sebuah karya seni. Dari sanalah tercipta “Wayang Papua”.
“Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
Lalu seperti apa kisah awal mula Lejar menciptakan Wayang Papua?
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi melalui Festival Wayang Kulit? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023.
-
Kapan Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Bagaimana warga Papua menjalankan tradisi bakar batu? Semua orang bekerja sama untuk menyiapkan bahan-bahan, menyalakan api, mengatur batu-batu, membungkus makanan, hingga menyantap hasil masakan bersama-sama. Masakan dibagi secara merata agar semua orang bisa menikmatinya dengan suka cita.
-
Siapa yang tampil di Festival Wayang Kulit Banyuwangi? Pertunjukan tersebut menampilkan parade 3 dalang asal Banyuwangi. Mereka memainkan tokoh-tokoh wayang kulit dengan gaya dan karakter yang berbeda-beda.
-
Apa itu Wayang Krucil? Wayang krucil atau wayang klithik adalah pertunjukan boneka datar dua dimensi yang terbuat dari kayu yang diukir dan diberi warna.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor.
Dalam menciptakan Wayang Papua, Lejar awalnya terinspirasi dari seorang seniman wayang bernama Pak Nanang Garuda. Dia merupakan sosok yang menciptakan istilah “wayang pulau” yang mana di dalamnya ada Wayang Irian.
Selain itu, Lejar juga terinspirasi dari Pak Heri Dono yang membuat Wayang Momotaro berdasarkan cita-cita dan imajinasinya. Lejar juga terinspirasi dari Pak Sukasman yang memberi pengayatan pada wayangnya.
Sedangkan tokoh-tokoh Wayang Papua terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan tokoh-tokoh yang murni dari imajinasi.
“Misalnya ini. Jadi dalam membuat tokoh wayang ini saya terinspirasi dari orang Papua yang sehari-hari hidup di hutan, hidup di pinggir pantai, mikul buruan kuat, bawa barang-barang juga kuat. Kok superhero sekali. Maka saya buat tokohnya tokoh yang kuat. Saya namai Simpson Papua,” kata Lejar sambil tertawa.
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua. Salah satu hal yang diangkat adalah soal budi pekerti.
Dalam menciptakan Wayang Papua, Lejar pernah mengalami gejolak kultural. Waktu tahun 2019, ia membuat tugas akhir untuk kuliahnya terkait Wayang Papua. Waktu itu ia pergi ke Merauke. Di sana ia banyak mendengarkan cerita-cerita rakyat Papua.
Dari sana ia membuat buku cerita anak yang tokoh ilustrasinya digambar menyerupai wayang. Saat ia meminta izin pada salah satu kepala suku di sana, sang kepala suku bertanya-tanya apa itu wayang.
“Jadi saya waktu itu membuat wayang Papua hanya sebatas gambar ilustrasi. Ini sebagai bentuk penghormatan pada mereka karena mereka masih bertanya-tanya apa itu wayang,” kata Lejar.
Berkat karya Wayang Papua, Lejar berhasil berangkat menuntut ilmu di Hungaria. Di sana ia mempromosikan Wayang Papua kepada teman-teman beserta gurunya.
“Jadi melalui wayang Papua ini saya ingin menyebarkan cinta kasih. Bahwa sesungguhnya Papua itu merupakan satu kesatuan dari Indonesia,” pungkas Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.