Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan hariannya kecil kadang tak dapat sama sekali
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
Hingga kini, potret kemiskinan masih membelenggu beberapa daerah di Indonesia. Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Sekilas, Desa Cipelem tak terlihat berbeda dari desa-desa pada umumnya. Pada tahun 2021 lalu, kanal YouTube Aksi Cepat Tanggap sempat melakukan penelusuran ke desa itu. Saat itu tercatat 80 persen warganya hidup dalam kondisi ekonomi yang tidak layak.
-
Apa yang dilakukan Ki Arsantaka di Desa Masaran? Sesampainya di desa itu, ia diangkat menjadi anak oleh Kiai Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang ditemukan di desa Abad Pertengahan tersebut? Tim juga menemukan benteng bukit kecil berbentuk oval yang dianggap sebagai kastil kaum bangsawan setempat. Dalam penggalian selama dua pekan tahun ini, kastil beserta parit dan tembok benteng di depannya diperiksa dengan cermat. Tim penggalian berhasil mendokumentasikan lebih dari 2.000 temuan, termasuk tapal kuda, paku besi, genteng, dan sejumlah pecahan tembikar.
-
Di mana letak Desa Parikesit? Desa yang memiliki luas wilayah 1.190 hektare itu berada di sebelah timur kawasan Dataran Tinggi Dieng.
-
Di mana letak Desa Promasan? Desa Promasan, Kabupaten Kendal, merupakan sebuah desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai pemetik daun teh. Letak desa ini cukup terpencil.
-
Mengapa Desa Pocong pernah dikenal mistis? Mengutip situs East Java Traveler, dulu sebagian besar wilayah desa ini berupa hutan belantara dan masih belum banyak warga.
Penghasilan mereka tidak pernah menentu setiap bulan. Sohirin, salah satu pegawai Desa Cipelem, mengatakan kalau desa tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Apalagi mayoritas warganya merupakan buruh tani. Penghasilan bulanan mereka tak sampai Rp800 ribu sebulan.
“Di sini yang memang punya sawah hanya orang-orang tertentu. Jadi walaupun sawah di sini kelihatan banyak dan luas, tapi sebenarnya sawah itu cuma punya beberapa orang. Maka mereka dari pada nggak makan mending jadi buruh tani,”
kata Sohirin dikutip dari kanal YouTube Aksi Cepat Tanggap.
Sekilas gambaran kemiskinan memang tidak terlihat di Desa Cipelem. Jalanan di sana sudah beraspal. Selain itu rumah di sana sudah terlihat layak huni. Tapi penghasilan yang tak menentu membuat mereka hidup serba sulit, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saat masa tanam sama panen, orang-orang di sini bisa kuli. Bayarannya kalau untuk laki-laki Rp60 ribu, itu nggak dikasih makan, kalau perempuan Rp40 ribu, setengah hari,” kata Abdul Latief, salah seorang Ketua RT di Desa Cipelem.
Selain mengandalkan penghasilan sehari-hari, warga Desa Cipelem juga bergantung pada bantuan pemerintah. Selain itu mereka juga mencukupi kebutuhan dengan berhutang sana-sini.
“Misalnya anak saya sedang di Jakarta cari kerja. Untuk sementara pinjem duit dari tetangga atau bos dulu,” tambahnya.
- Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
- Suku Ini Punya Gaya Hidup Unik di Tengah Hutan Bojonegoro, Ahli Menambang Minyak dan Kuburannya Bernilai Seni Tinggi
- Sosok Ini Tinggalkan Kemewahan Hidup Pilih Bertapa di Hutan, Begini Kisah di Balik Keindahan Air Terjun Kakek Bodo Pasuruan
- Suasana Kehidupan Kampung di Pedalaman Hutan Jati Grobogan, Hidup Tanpa Listrik
Carsinah, salah seorang warga Desa Cipelem, mengatakan bahwa kalau musim kemarau dia praktis tidak punya pekerjaan. Biasanya mereka kerja kalau musim tanam maupun musim panen.
“Kerja setengah hari dapat Rp35 ribu. Itupun kalau ada. Kalau nggak ada ya di rumah. Kalau nggak ada gini ya makan seadanya. Kalau nggak tempe ya sayur kangkung,” kata Carsinah.