Berkah Mengabdi kepada Tamu Allah, Marbot di Semarang Ini Bisa Keliling Dunia
Dirinya menjadi marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Dirinya menjadi marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Berkah Mengabdi kepada Tamu Allah, Marbot di Semarang Ini Bisa Keliling Dunia
Selama ini marbot dikenal sebagai sosok yang mengabdi secara penuh di masjid.
Biasanya para petugas ini hanya mendapat penghasilan seadanya dari hasil infak maupun sumbangan para jemaah.
Namun siapa sangka jika pekerjaan ini sebenarnya bisa membawa keberkahan yang luar biasa.
Hal itu yang kemudian dirasakan oleh seorang pengurus masjid di Semarang, Jawa Tengah, bernama KH Busro.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kenapa doa selamat dunia akhirat penting? Maka dari itu, penting sekali untuk mengetahui doa selamat dunia akhirat yang lengkap dengan bacaan Arab dan artinya.
-
Bagaimana ‘kata-kata semangat ibadah’ dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi seseorang? Kata-kata semangat ibadah di bawah ini merdeka.com kumpulkan untuk memberi kekuatan yang memotivasi dan menyentuh hati Anda sekalian sebagai muslimin dan muslimah.
-
Apa saja kata motivasi Islam yang membahas tentang bersyukur, sabar dan ikhlas? Rahasia kebahagiaan itu ada dalam 3 hal: Bersabar, bersyukur dan ikhlas.
-
Kenapa kata-kata islami tentang kehidupan bisa menjadi sumber inspirasi? Dengan bersumber dari Quran, hadis, dan perjalanan Nabi serta para sahabat, kata-kata Islami adalah sumber inspirasi yang cocok untuk direnungkan.
-
Mengapa mengucapkan syukur kepada Allah itu penting? Bersyukur membuat kita lebih dekat kepada sang Pencipta, dan menerima segala sesuatunya secara lebih bijaksana.
Ia menjadi seorang marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Bahkan dari sana, dirinya mampu merintis usaha hingga bisa terbang ke beberapa negara di dunia.
Kisah ini menjadi salah satu motivasi yang menarik dan tentunya inspirasi bagi marbot serta masyarakat secara luas bahwa karunia Allah luar biasa.
Berikut informasinya.
Menikmati Peran Menjadi Marbot
Kisah ini diawali saat KH Busro memilih menjadi seorang marbot setelah lulus dari pondok beberapa tahun silam.
Ketika itu dirinya diamanahi oleh sang ayah untuk mengurus musala di pondok dan kemudian berhijrah di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di sana, dirinya kembali menjadi seorang marbot di Masjid Baitul Atiq selama beberapa tahun.
“Jadi menjadi marbot itu merupakan profesi yang terikat, dan saya menikmatinya. Jadi marbot itu harus serba siap dan ini bisa jadi suatu keberkahan,” terangnya, mengutip Youtube TVRI Jawa Tengah, Jumat (12/7).
Melayani Tamu Allah dengan Sebaik Mungkin
Saat menjadi marbot dirinya sadar harus memperbaiki nasib, namun dirinya masih memutuskan untuk menjadi marbot di sebuah masjid. Lebih dari 9 tahun lalu, ia juga menjadi seorang perajin kayu ukir khas Jepara tempat kelahirannya.
Lalu, kondisi menarik juga pernah dialami saat Ia menjadi petugas kebersihan, muazin, sampai imam dikarenakan imam utama tengah sakit. Di sanalah, hati Busro mantap untuk tetap menjadi seorang marbot.
“Jadi saya pernah bersih-bersih, lalu azan sendiri, iqomah sendiri sampai jadi imam, karena imamnya tidak datang karena sakit. Setelahnya saya dipanggil dan diminta mengabdi. Karena saya yakin ada keberkahan di masjid dan saya juga melayani tamu Allah yang ingin beribadah,” katanya
- Bikin Iri Umat Muslim, Pria ini Wafat di Masjid Usai Salat Subuh Jemaah Sampai Kaget
- Dua Menteri ATR/BPN Ternyata Jebolan Marbut, Ini Sosoknya Bikin Terkesima
- Marbot Usia 95 Tahun Tinggal di Masjid Rumahnya Nyaris Ambruk, Curhat Sarung Buat Salat Rusak dan Robek
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Mendapat Link Pekerjaan
Selama menjadi pengurus masjid, Busro banyak mendapat keberkahan.
Pertama saat dirinya mendapat pekerjaan di Jakarta, lalu kembali ke Semarang. Kemudian ia juga menjadi penjual produk kesehatan hingga rezeki mendatanginya.
Menurutnya, masjid merupakan tempat yang berkah dan penuh kebaikan karena berbagai latar belakang orang datang untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah.
“Akhirnya saya nikmati, saya jalani hingga dapat kenalan karena jemaahnya ada pegawai, pengusaha, pedagang, tukang ojek, kita ngobrol, silaturahmi akhirnya terjadi, ada tawaran pekerjaan gitu kan,” katanya
Sedekah saat Berjualan Jadi Kunci
Setelah tawaran itu hadir, muncul kesempatan-kesempatan lainnya yakni berjualan produk kesehatan. Di sanalah dirinya mulai fokus untuk berjualan, termasuk menyempatkan untuk bersedekah.
Saat itu, produk yang dijual adalah air minum kesehatan termasuk produk MLM.
Namun di awal tidak langsung sukses, ada jatuh bangunnya seperti saat tidak memiliki uang.
Di saat itulah dirinya berbagi dengan produk yang ia jual kepada pengajar di guru madrasah, sehingga para guru itu terbantu termasuk saat ada yang sembuh dari penyakit setelah meminum produk yang dijual Busro.
Keliling Dunia dari Usaha Berjualan Produk Kesehatan
Setelah menyebar tentang produk tersebut, perlahan penjualannya kian meningkat.
Busro menyebut jika pola berjualannya mirip salat berjemaah, yakni bersama-sama kepada seluruh umat.
Akhirnya, terjadi turning point hingga jaringan konsumennya ada di beberapa negara Asia sampai Eropa. Tak sekadar berjualan, KH Busro pun berkesempatan berkeliling ke negara-negara dari konsumennya itu dari kegiatan usaha yang dijalani.
“Dari yang awalnya satu, dua, tiga orang, kini sudah ratusan ribu orang reseller saya di seluruh Indonesia. Bahkan saya sudah punya reseller, di Belanda ya ada, di Yunani juga ada. Saya juga sudah keliling ke sana, Eropa, Asia, Jepang juga sudah saya keliling,” terangnya
Bersyukur dan Bersilaturahmi Jadi Kunci
Ditambahkan Busro, kunci utama turning point kehidupannya sebagai marbot terjadi berkat silaturahmi dan konsisten menjadi menjaga rumah Allah.
Di saat penghasilannya sudah lebih dari jutaan rupiah, dirinya juga masih menjadi marbot.
Selain itu, silaturahmi dengan jemaah juga membuka jalan kesuksesannya. Kejujuran dan kebersyukuran ini sudah diajari sang ayah dan kiainya saat dirinya hendak merantau ke Semarang.
“Saya memiliki keyakinan, jika kita melayani tamunya Allah maka Allah akan memberikan the miracle of marbot. Dan bagi siapa saja yang masih jadi marbot di luaran sana bersyukurlah, karena dari sana aka nada jalan kemakmuran,” tambahnya