Cara Melaksanakan Ibadah Haji, Pahami Syarat dan Rukunnya
Bagi Anda yang hendak atau berencana melaksanakan ibadah haji, maka penting untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai syariat Islam. Selain mengetahui tata cara melalui rukunnya, Anda juga perlu memahami hukum pelaksanaan dan syarat-syarat wajib haji.
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Muslim. Hukum wajib di sini ditujukan bagi umat Muslim yang mampu, mampu secara finansial, fisik, dan mental untuk melakukan perjalanan ke Tanah Suci. Bahkan, dikatakan minimal umat Muslim wajib melakukan haji sekali seumur hidup bagi yang mampu.
Berbeda dengan umrah, ibadah haji dilakukan di waktu khusus, yaitu di bulan-bulan haji. Bukan hanya itu, cara melaksanakan ibadah haji juga berbeda dengan umrah. Perbedaan antara haji dan umrah terletak pada rukun pelaksanaannya, di mana terdapat rukun wukuf pada haji, yang tidak dilakukan saat ibadah umrah.
-
Kapan calon jamaah haji plus berangkat? Dalam hal waktu tunggu, periode untuk haji plus biasanya lebih singkat dibandingkan haji reguler.Akibatnya, biaya untuk program haji plus cenderung lebih tinggi.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
Bagi Anda yang hendak atau berencana melaksanakan ibadah haji, maka penting untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai syariat Islam. Selain mengetahui tata cara melalui rukunnya, Anda juga perlu memahami hukum pelaksanaan dan syarat-syarat wajib haji.
Berikut kami merangkum dari NU Online cara melaksanakan ibadah haji dan penjelasan lainnya yang perlu diketahui. Dengan begitu, Anda bisa memahami bagaimana hukum pelaksanaan haji, syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan kegiatan ibadah apa saja yang harus dilakukan saat haji.
Hukum Pelaksanaan Haji
©2023 Media Center Haji 2023
Sebelum mengetahui cara melakukan ibadah haji, perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana ketentuan hukum pelaksanaan haji. Haji merupakan perjalanan menuju Baitullah Al-Haram (Ka’bah) untuk melaksanakan ibadah secara sengaja.
Secara umum, hukum ibadah haji adalah fardhu ‘ain atau wajib. Namun, dalam pemilihannya terdapat beberapa hukum haji lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut ketentuan hukum pelaksanaan haji yang perlu Anda ketahui:
1. Fardhu ‘ain: wajib haji bagi orang yang sudah memenuhi syarat wajib seperti beragama Islam, baligh, berakal sehat, merdeka, dan mampu.
2. Fardhu kifayah: hukum ibadah haji yang dilakukan dengan tujuan untuk meramaikan Ka’bah setiap tahunnya.
3. Sunnah: hukum sunnah adalah hajinya anak kecil, budak, dan haji orang yang mampu berjalan kaki degan jarak lebih dari dua marhalah dari kota Makkah (kurang lebih 89 km).
4. Makruh: hukum makruh ibadah haji ketika dalam perjalanan menuju Makkah, keselamatan jiwa yang terancam.
5. Haram: hukum haram ibadah haji adalah bagi perempuan yang pergi tanpa mahramnya ketika kondisi keselamatan dirinya dalam keadaan terancam, atau ketika pergi haji tanpa restu dari suami.
Syarat-Syarat Wajib Haji
Sebelum mengetahui cara melaksanakan ibadah haji dari setiap rukunnya, penting juga bagi Anda untuk memahami syarat wajib untuk memenuhi ibadah haji. Secara umum, terdapat delapan syarat wajib bagi seorang umat muslim untuk melaksanakan ibadah haji, yaitu sebagai berikut:
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Merdeka
- Memiliki bekal dan ketersediaan kendaraan
- Masuk waktu haji
- Fasilitas jalan yang kondusif
- Jarak terjangkau yang memungkinkan ditempuh
Ketika seorang Muslim telah memenuhi beberapa syarat wajib yang telah disebutkan, maka wajib baginya untuk melaksanakan ibadah haji. Disebutkan pula, bahwa minimal seorang muslim wajib melaksanakan ibadah haji sekali seumur hidup, terutama bagi yang mampu secara finansial, fisik, dan mental.
Bahkan, terdapat beberapa hadist yang menyebutkan hukum orang yang tidak melaksanakan haji padahal sudah memenuhi syarat wajib, yaitu sebagai berikut:
“Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja memiliki bekal dan kendaraan yang dapat mengantarkannya ke Baitullah, lalu tidak juga berhaji, maka tiada pilihan baginya selain mati sebagai Yahudi atau Nasrani. Demikian itu karena Allah berfirman, ‘Sebuah kewajiban berhaji dari Allah untuk manusia, yaitu mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke sana’”.
Cara Melaksanakan Ibadah Haji
©2023 Media Center Haji 2023
Setelah memahami hukum pelaksanaan dan syarat wajib haji, terakhir akan dijelaskan cara melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai syariat Islam. Cara melaksanakan ibadah haji dalam Islam sudah diatur dalam beberapa rukun.
Ibadah haji memiliki 5 rukun, dimulai dari ihram, wukuf, tawaf, sa’i, dan tahallul. Masing-masing rukun ini, jemaah haji melakukan kegiatan ibadah yang berbeda-beda. Berikut rukun cara melaksanakan ibadah haji yang perlu Anda perhatikan:
Ihram
Rukun pertama dalam ibadah haji adalah ihram. Ini adalah waktu di mana jemaah haji bersiap-siap dan meniatkan dari dalam hati hendak melaksanakan ibadah haji. Biasanya ihram haji dilakukan dengan memperhatikan tempat dan waktu miqat berkaitan dengan wajib haji.
Setelah meniatkan diri dari dalam hati, kemudian dilanjutkan melafalkan niat haji;
Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala, labbaik allahumma labbaik.
Selanjutnya dianjurkan untuk mandi, memakai wewangian, salat dua rakaat, dan memakai kain ihram untuk laki-laki.
Wukuf
Rukun kedua adalah wukuf di Bukit Arafah. Wukuf di Arafah biasanya dilakukan mulai dari waktu zuhur tanggal 9 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Ini adalah waktu di mana jemaah haji berdiam diri sejenak di Padang Arafah sambil memperbanyak bacaan zikir dan doa kepada Allah. Wukuf disebut sebagai inti dari ibadah haji sehingga wajib bagi setiap jemaah untuk melakukan rukun ini.
Thawaf
Rukun haji berikutnya, yaitu thawaf. Thawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Setiap putaran di mulai dari Hajar Aswad dan berakhir di titik yang sama. Jemaah mengelilingi Ka’bah dengan posisi Ka’bah berada di samping kiri tubuh dengan gerakan berlawanan arah jarum jam. Thawaf dilakukan sambil membaca kalimat talbiyah. Bagi yang mampu, dianjurkan untuk menyentuh hajar aswad, bagi yang tidak memungkinkan cukup mengangkat tangan ditujukan ke hajar aswad.
Sa’i
Setelah thawaf, rukun haji berkutnya yaitu sa’i atau lari-lari kecil dari bukit Shafa dan Marwah. Kegiatan ini dimulai dari bukit Shafa kemudian berjalan atau berlari-lari kecil ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Dari bukit Shafa sampai ke bukit Marwah dihitung satu kali, lalu diulangi sebanyak tujuh kali.
Tahallul
Tahallul adalah rukun terakhir dalam ibadah haji. Ini merupakan kegiatan mencukur rambut kepada setelah seluruh rangkaian ibadah haji selesai dilakukan. Sekurang-kurangnya, tahallul dilakukan setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah. Secara umum, tahallul adalah kegiatan memotong sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Diperbolehkan bagi laki-laki untuk mencukur seluruh rambut, sedangkan bagi perempuan diperkenankan memotong sebagian rambut saja.