Dapat Penghargaan, Pemacing yang Selamatkan Siswa Susur Sungai Berat Terima Hadiah
Mbah Sudiro (72) dan Kodir (37) mendapat penghargaan atas jasanya yang berhasil menyelamatkan puluhan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut pada peristiwa susur sungai maut. Namun bukannya merasa senang, dua pemancing itu justru merasa keberatan.
Mbah Sudiro (72) dan Kodir (37) mendapat penghargaan atas jasanya yang berhasil menyelamatkan puluhan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut pada peristiwa susur sungai maut (21/2) di Sleman.
Tak hanya merasa senang, mereka berdua justru merasa berat menerima penghargaan tersebut. Pasalnya, mereka merasa yang berhak menerima penghargaan itu bukan hanya mereka berdua saja, namun juga warga lainnya yang ikut menyelamatkan korban. Atas jasanya menyelamatkan korban susur sungai, Mbah Sudiro dan Kodir berhak atas uang sebesar Rp10 juta dari Kementerian Sosial.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Mengapa Prewangan Studio memilih konsep DIY? Praktik Prewangan Studio fokus pada semangat DIY (Do It Yourself). Para anggota Prewangan Studio terdiri dari guru, seniman multimedia, praktisi furnitur, praktisi elektro, dalang, praktisi usaha bidang agraris maupun maritim, desainer, praktisi musik, dokter hewan, dan masyarakat sebagai kolabolator.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
Membersihkan Makam
2020 Merdeka.com
Pada saat peristiwa susur maut itu terjadi, Mbah Sudiro sedang membersihkan makam. Lalu tiba-tiba dia mendengar suara lolongan di kejauhan.
Pada awalnya Sudiro mengira teriakan itu hanyalah candaan. Kemudian dia meminta anaknya untuk mengecek ke sungai. Tak lama kemudian, anaknya mendatanginya dan bilang bahwa itu merupakan teriakan anak-anak yang hanyut di sungai.
Sempat Ikut Hanyut
2020 Merdeka.com
Dalam upaya menyelamatkan para siswa yang hanyut, Sudiro mengaku sempat ikut terbawa arus. Namun ia bisa bertahan setelah berpijak pada batu dan berpegangan tangan pada tangga panjang yang ia bawa. Namun karena saat itu batu licin, dia juga sempat terpeleset dan menyebabkan luka pada kakinya.
"Saya langsung ikut membantu mengevakuasi dan merangkul anak-anak ke tepi sungai. Saya gendong beberapa siswa yang sudah tak berdaya. Saat itu arus memang cukup deras. Mungkin karena hujan di atas deras, tiba-tiba air langsung tinggi. Ya saya Cuma bisa membantu saja. Ada yang cuma dipegang, ada yang cuma digendong," ujar Sudiro dikutip dari Antaranews.com.
Disumbangkan untuk Bangun Masjid
2020 liputan6.com
Mbah Sudiro berencana membagikan uang yang diterimanya kepada para warga yang ikut membantu menolong siswa SMPN 1 Turi yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor. Selain itu dia juga memberikan sebagian untuk kas Rukun Tetangga di tempatnya.
"Hadiah ini saya bagikan dan juga akan saya sumbangkan untuk membangun masjid," kata Mbah Sudiro dilansir Antaranews.com.
Sama seperti Mbah Sudiro, Kodir juga tak sanggup menerima penghargaan itu sendiri.
"Enggak Sanggup sebenarnya menerima ini. Karena niatnya kan kemanusiaan," ujar Kodir.
(mdk/shr)