Dapat Sambutan Hangat, Para Biksu Thailand Kagum dengan Sikap Toleransi Warga
Perjalanan para biksu dari Thailand telah memasuki wilayah Jawa Tengah. Sepanjang perjalanan melintasi jalur pantura dari Brebes hingga Pemalang, mereka mendapat sambutan hangat dari warga. Para biksu kagum dengan sambutan hangat itu. Mereka memanjatkan doa bagi warga Indonesia sebagai balasannya.
Perjalanan para biksu dari Thailand telah memasuki wilayah Jawa Tengah. Sepanjang perjalanan melintasi jalur pantura dari Brebes hingga Pemalang, mereka mendapat sambutan hangat dari warga.
Di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, puluhan warga termasuk anak-anak sekolah menyambut antusias kedatangan rombongan biksu tersebut. Di antara mereka bahkan ada yang rela menunggu sejak pagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Para biksu kagum dengan sambutan hangat itu. Mereka memanjatkan doa bagi warga Indonesia sebagai balasan atas sambutan hangat itu.
Berikut selengkapnya:
Perjalanan Para Biksu
©YouTube/Liputan SCTV
Tak hanya dari Thailand, rombongan para biksu juga ada yang berasal dari Malaysia, Singapura, serta Indonesia. Mereka menjalani ritual thudong, yaitu perintah Sang Buddha untuk melakukan latihan keras demi memperoleh nilai-nilai kebajikan.
Sebelumnya mereka bermalam di Kecamatan Losari lalu berjalan sejauh 40 km menuju Kecamatan Wanasari untuk selanjutnya istirahat sejenak. Dari kantor Kecamatan Wanasari, mereka selanjutnya berjalan menuju kantor Pengurus Cabang NU Brebes. Mereka disambut gembira para pengurus NU.
“Kegiatan ini berkaitan dengan sikap saling menghormati antar manusia,” kata Wakil Ketua PCNU Brebes, Wahidin, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Kamis (25/5).
Kagum dengan Toleransi Warga
©YouTube/Liputan SCTV
Sambutan meriah juga dilakukan warga Kabupaten Tegal. Alunan musik gamelan menyambut kedatangan para biksu di objek wisata Purwahamba pada Rabu (24/5) pagi. Para biksu beristirahat sambil menikmati pemandangan pantai.
Rombongan biksu mengaku sangat terkesan dengan sambutan antusias dan sikap toleransi yang tinggi dari warga dari berbagai kota yang mereka lintasi. Sebagai balasannya, mereka memanjatkan doa untuk Indonesia.
“Saya memperkenalkan para warga di Indonesia bahwa inilah bikkhu. Terus saya juga ingin memperkenalkan kepada umat Buddha di Indonesia bahwa kita ini, bikkhu hutan, masih ada. Walaupun sedikit kami tetap mempertahankan tradisi para bikkhu hutan,” terang Banthe Wawan, biksu peserta ritual Thudong asal Cirebon.