Dibangun dari Budaya Gotong Royong, Ini Kisah Inspirasi Taman Baca Kudi di Banyumas
Dusun Cunil adalah sebuah desa terpencil di Banyumas, Jawa Tengah. Namun ada satu keunikan di Dusun Cunil yang jarang dimiliki desa-desa terpencil lain. Yaitu keberadaan sebuah taman baca bagi anak-anak di desa itu. Warga setempat menyebutnya “Taman Baca Kudi”.
Dusun Cunil adalah sebuah desa terpencil di Banyumas, Jawa Tengah. Letaknya berada di atas bukit. Masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai petani.
Namun ada satu keunikan di Dusun Cunil yang jarang dimiliki desa-desa terpencil lain. Yaitu keberadaan sebuah taman baca bagi anak-anak di desa itu. Warga setempat menyebutnya “Taman Baca Kudi”.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Tingkat pendidikan warga di Dusun Cunil bisa dikatakan rendah. Mayoritas warganya hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD.
Hal inilah yang mendorong Apris Nurahmadani bersama kedua temannya, Jaja dan Olipe, untuk membuat sebuah taman baca di kampung tersebut. Hingga kemudian lahirlah Taman Baca Kudi yang menjadi tempat belajar sekaligus bermain anak-anak Dusun Cunil.
Namun untuk mewujudkan itu bukanlah hal mudah. Berikut kisah selengkapnya:
Berawal dari Jalan-Jalan
©YouTube/BRIN
Selepas menjadi relawan dalam bencana longsor di Banjarnegara, Apris dan teman-temannya berinisiatif untuk membuat sebuah taman baca untuk anak-anak. Kemudian mereka bertiga pergi jalan-jalan ke sebuah dusun yang letaknya tak jauh dari Kota Purwokerto. Walau begitu lokasi dusun itu begitu terpencil. Dengan modal nekat, mereka bertiga memutuskan untuk mendirikan sebuah taman baca di dusun itu.
“Waktu itu kami tidak punya dana. Tapi kami berpikiran untuk membuat sebuah taman baca untuk masyarakat,” kata Apris pada tahun 2018 dikutip dari kanal YouTube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dibangun dari Gotong Royong Warga Desa
©YouTube/BRIN
Setelah melakukan izin ke masyarakat, pembangunan taman baca dimulai. Dukungan dari masyarakat di Dusun Cunil ternyata sangat positif. Mereka mendukung dan bergotong royong mendirikan taman baca tersebut. Bahkan salah satu warga mempersilakan lahannya untuk digunakan untuk pembangunan taman baca itu.
“Terus bahan bangunan juga disediakan dengan swasembada warga dusun dan RW, terus kami pun berinisiatif untuk membantu, sedikit demi sedikit kami menggalang donasi dari teman-teman yang memang kami ceritakan dengan niat kami membuat sebuah taman bacaan di Dusun Cunil,” jelas Apris.
Makna Filosofis di Balik Kata "Kudi"
©YouTube/BRIN
Apris mengatakan, kata “Kudi” yang digunakan sebagai nama dari taman baca itu bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah alat kerja yang sering digunakan oleh masyarakat Banyumas.
“Dilihat dari bentuknya, filosofinya, dan dari cerita budayawan yang ada di Banyumas, kami memilih nama Kudi karena memiliki manfaat yang banyak. Harapannya taman baca ini menjadi tempat yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Apris.
Tempat Belajar dan Bermain
©YouTube/BRIN
Seiring waktu, makin banyak anak-anak Dusun Cunil yang berkunjung di Taman Baca Kudi. Pada awalnya berdiri tahun 2015, hanya 10 anak yang belajar di sana. Tapi setelah tiga tahun berjalan, sudah ada 40 anak yang belajar di taman baca itu. Hingga akhirnya taman baca itu direnovasi dari yang awalnya hanya sebuah gubuk hingga menjadi bangunan semi permanen. Sejak saat itu kegiatan di Taman Baca Kudi terus berkembang.
“Kegiatan di Taman Baca Kudi biasanya hari Selasa, Kamis, Minggu. Hari Selasa dan Kamis, kegiatannya adalah belajar membaca, menulis, dan menggambar. Dan untuk kegiatan hari Minggu adalah kreativitas,” kata Tiya, pemudi asli Dusun Cunil yang juga pengurus di Taman Baca Kudi.
Selain itu juga ada kegiatan permainan tradisional seperti egrang, sonda manda, dan petak umpet.
Tanggapan Warga Dusun Cunil
©YouTube/BRIN
Karena fungsinya sangat vital sebagai sarana pendidikan anak-anak, banyak warga Dusun Cunil yang berharap banyak dengan adanya taman baca itu. Mereka mengakui bahwa adanya taman baca itu membawa banyak manfaat bagi anak-anak di dusun mereka.
“Sebelum ada taman baca itu anak-anak suka bermain yang tidak bermanfaat. Kalau ada taman baca itu bisa belajar bersama teman-temannya, belajar kentongan, nyanyi-nyanyi, melukis, menggambar,” kata Ibu Marsini, salah satu warga Dusun Cunil.