Dipicu Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu, Ini 3 Fakta di Balik Gempa Salatiga
Pada Sabtu dini hari pukul 00.32 (23/10), wilayah Salatiga, Ambarawa, Bawen, dan sekitarnya diguncang gempa dengan magnitude 3,0. Peristiwa itu terhitung langka dan jarang terjadi. Lantas apa yang menyebabkan gempa itu terjadi?
Pada Sabtu dini hari pukul 00.32 (23/10), wilayah Salatiga, Ambarawa, Bawen, dan sekitarnya diguncang gempa dengan magnitude 3,0. Pusat gempa itu berada pada koordinat 7,296 LS dan 110,28568 BT atau berada di 13 km arah barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.
Gempa itu kemudian diikuti tujuh kali gempa susulan dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 lalu 2,6 kemudian 2,1 serta 3,0 dan 2,7. Gempa-gempa susulan itu terjadi hingga pukul 07.00.
Lantas apa yang menyebabkan fenomena gempa yang cukup langka itu terjadi? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dipicu Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu
©Creative Commons/Uprising
Menurut BMKG, rentetan gempa itu dirasakan di wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah. Gempa itu terjadi karena aktivitas sesar lokal Merapi dan Merbabu.
“Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal akitab aktivitas sesar Merapi dan Merbabu,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie dikutip dari ANTARA.
Gempa Susulan
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Gempa pertama yang terjadi pada pukul 00.32 dini hari itu kemudian diikuti setidaknya 14 kali gempa susulan. Gempa susulan pertama terjadi pada pukul 00.42 WIB berkekuatan 2,7 SR berlokasi di 5 km timur Ambarawa dengan kedalaman 13 km.
Gempa kedua terjadi pukul 01.25 berkekuatan 2,5 SR dengan pusat gempa 4 km barat daya Ambarawa dengan kedalaman 6 km. Gempa ketiga terjadi pada pukul 02.35 berkekuatan 2,1 SR dengan pusat di 9 km selatan Ambarawa dengan kedalaman 1 km.
Selanjutnya pada pukul 05.29 WIB berkekuatan 2,63 SR di 5 kilometer barat laut Salatiga dengan kedalaman 10 kilometer, pukul 05.39 WIB berkekuatan 2,15 SR di 4 kilometer barat Salatiga dengan kedalaman 6 kilometer, pukul 06.33 WIB berkekuatan 3,1 SR di 5 kilometer barat laut Ambarawa dengan kedalaman 15 kilometer, pukul 06.44 WIB berkekuatan 2,8 SR di 2 kilometer utara Ambarawa dengan kedalaman 26 kilometer.
Kemudian pada pukul 09.34 WIB berkekuatan 3,1 SR di 4 kilometer timur Ambarawa dengan kedalaman 25 kilometer, pukul 09.51 WIB berkekuatan 2,7 SR di 2 kilometer tenggara Ambarawa dengan kedalaman 17 kilometer, pukul 09.56 WIB berkekuatan 3,1 SR di 8 kilometer barat laut Ambarawa.
Berikutnya pada pukul 10.14 WIB berkekuatan 2,9 SR di 5 kilometer timur Ambarawa dengan kedalaman 8 kilometer, pukul 10.21 WIB berkekuatan 2,6 SR di 7 kilometer utara Ambarawa dengan kedalaman 23 kilometer, dan pukul 10.45 WIB berkekuatan 2,8 SR di 3 kilometer timur laut Ambarawa dengan kedalaman 20 kilometer.
Imbauan BMKG
Setyoajie mengatakan hingga kini BMKG terus memantau kemungkinan terjadinya gempa susulan di wilayah tersebut. Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak percaya terhadap hoaks yang mungkin muncul seiring dengan kejadian gempa tersebut.
"Tetap ikuti arahan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat. Jika menerima informasi terkait gempa yang belum jelas kebenarannya, silakan cek dan ricek kepada kami maupun BPBD," katanya dikutip dari ANTARA.