Kini Viral Jadi Wahana Selancar Warga, Ini Fakta Unik Bendungan Pleret yang Berusia 1 Abad Lebih
Bendungan Pleret merupakan bendungan tertua di Kota Semarang
Bendungan Pleret merupakan bendungan tertua di Kota Semarang
Kini Viral Jadi Wahana Selancar Warga, Ini Fakta Unik Bendungan Pleret yang Berusia 1 Abad Lebih
Bendungan Pleret Semarang belakangan mencuri perhatian warga sekitar. Kini lokasi di sekitar pintu air bendungan itu digunakan oleh warga sekitar khususnya pemuda setempat untuk kegiatan “seluncuran”. Mereka berseluncur melalui permukaan bendungan yang landai dan licin. Kegiatan ini terlihat seru bagi mereka.
-
Apa itu kue pleret? Pleret adalah panganan tradisional berbahan dasar tepung beras yang diolah sedemikian rupa hingga mempunyai ragam bentuk, rasa dan warna.
-
Kapan kue pleret disajikan? Mengutip situs Indonesian Chef Association (2020), pleret biasanya disajikan pada hari-hari tertentu, seperti acara pernikahan, khitan dan sebagainya.
-
Bagaimana cara membuat kue pleret? Menurut sesepuh Desa Blajo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yang melestarikan Tradisi Pleretan, jajajan tradisional ini tersebut dinamakan pleret karena cara pembuatannya dipleret-pleret di bakul.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu bleduran? Duuaaarrrr…..duuuaaaarrrrr! begitu kiranya suara permainan tradisional Betawi khas Ramadan bernama Bleduran.
Melihat fenomena tersebut, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Rahmulo Adi Wibowo meminta pada Pemkot Semarang untuk memfasilitasinya. Apalagi masyarakat menikmatinya sebagai hiburan gratis.
“Intinya pemerintah jangan melarang. Apalagi ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memberikan kebahagiaan bagi warganya. Bahagia itu sederhana jadi jangan dilarang,” ucap Rahmulo dikutip dari Rri.co.id pada 16 Juli 2024 silam.
Fasilitas yang dapat diberikan misalnya dengan memasang early warning system (EWS) 50 meter dari titik seluncur. Alat tersebut dikoneksikan dengan BPBD agar jika terjadi banjir, maka alat akan berbunyi sehingga orang-orang bisa menyingkir.
“Selain itu ada petugas BPBD dan Damkar untuk ikut siaga memantau. Terutama petugas yang punya kemampuan untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan jika ada yang tenggelam,” katanya.
Berikut fakta bendungan Pleret Semarang.
Berusia 1,5 Tahun
Bendungan Pleret merupakan salah satu bendungan tertua di Kota Semarang. Dikutip dari akun Instagram @pemerintahkotasemarang, bendungan itu sudah berumur 1,5 abad atau tepatnya 143 tahun.
Bendungan Pertama di Kota Semarang
Berada di wilayah Simongan, Semarang Barat, Bendungan Pleret sudah aktif sejak tahun 1879 dan menjadi bendungan pertama yang dibangun di Kota Semarang.
Pada masa itu, bendungan tersebut dibangun untuk mengatasi banjir di era 1800-an dan juga untuk mengairi area persawahan.
Jadi Lokasi dalam Pengusir Penjajah
Fakta unik lainnya, bendungan itu dulunya menjadi lokasi para pejuang dalam mengusir penjajah, tepatnya berada di Jembatan Kaligarang yang ada di sisi utara bangunan.
Meskipun telah berusia ratusan tahun, namun bendungan itu tetap berdiri kokoh dan berfungsi sampai sekarang.
- Viral Momen Polwan Kunjungi Panti Asuhan Balita di Semarang, Penuh Haru
- Viral Pengemudi Mobil Ogah Bayar Bensin saat Isi di SPBU, Petugas sampai Terseret
- Viral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
- Viral Aksi Pencurian Besi Pembatas Jalan, Polisi Buru Pelaku
Sudah Tercantum Papan Larangan
Sebenarnya di area bendungan sudah dipasang papan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tentang larangan beraktivitas di bendungan baik itu membuang sampah, bermain air, memancing, memancing, mandi, serta pemanfaatan lainnya.
Namun warga tak menghiraukan larangan tersebut. Keseruan merekapun jadi tontonan bagi warga sekitar. Sebenarnya mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan merupakan sesuatu yang berbahaya.
“Kalau mainan seperti ini sejak zaman sekolah dulu masih ada. Malah bagi saya sudah nggak heran. Malah dulu lebih ekstrem lagi. Menurut saya kalau debit airnya seperti ini masih aman. Yang penting komitmen saja, kalau main di sini bisa menjaga keselamatan masing-masing. Soalnya kan nyawa kita tidak ada yang menanggung,”
ujar warga Kota Semarang Ardi Kuntarto, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Selasa (23/7).
Petugas Berjaga Selama 3 Hari
Ramainya warga yang datang menyebabkan kemacetan di sekitar bendungan. Hal ini membuat petugas turun tangan. Mereka meminta warga di bendungan untuk segera menghentikan aktivitasnya. Selain itu petugas juga akan berjaga selama tiga hari di Bendungan Pleret.
“Di sini sebenarnya sudah ada ruang terbuka hijau. Bahkan nanti bisa kami usulkan untuk penambahan fasilitas bermain misalnya,” kata Camat Semarang Barat Elly Asmara.