Jadi Polisi Gadungan, Pemuda Asal Lumajang Lakukan Ini Pada Para Pembalap Liar
AW (24), seorang pemuda asal Lumajang, Jawa Timur, menyamar sebagai polisi dan mendatangi lokasi balapan liar di Tulungagung. Di lokasi, dia membubarkan balapan dan mengamankan para peserta balapan itu. Lantas apa yang dilakukan AW kemudian?
AW (24), seorang pemuda asal Lumajang, Jawa Timur, menyamar sebagai polisi dan mendatangi lokasi balapan liar di Tulungagung.
Salah satu anggota balapan liar itu, AH, menceritakan, waktu itu dia bersama teman-temannya dihentikan AW yang mengaku anggota Polri dan menanyakan kelengkapan surat kendaraan mereka, masker, serta helm.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Di situ pula, AW melihat ada pemuda yang sedang balapan motor. Kemudian AW berinisiatif membubarkan balapan itu dan berhasil mengamankan dua korban lain, yaitu MR dan SP. Setelah berhasil menangkap para pembalap liar, lantas apa yang dilakukan AW? Berikut selengkapnya:
Memeras Korban
©2016 Merdeka.com
MR dan SP kemudian dibawa AW ke tempat yang sama dengan AH. Di sana, AW memeras para pemuda itu dengan meminta uang damai sebesar Rp100 ribu per orang. Karena tidak membawa uang, handphone mereka disita AW. Kemudian ketiganya diminta pulang untuk mengambil uang damai.
Saat tengah mengambil uang damai itu, AW pergi dengan dalih akan melakukan operasi balap liar di tempat lain dan tidak pernah kembali. Mereka pun sadar bahwa telah jadi korban penipuan. Oleh karena itu, AH dan dua orang kawannya melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Rejotangan.
Pelaku Ditangkap
©2015 Merdeka.com
Enam jam setelah laporan masuk, polisi berhasil melacak keberadaan AW melalui deteksi GPS telepon seluler korban yang dibawa pelaku. Setelah pelaku ditemukan, polisi langsung melakukan operasi tangkap tangan.
Dari tangan AW, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit kendaraan sepeda motor Honda Beat AG 6827 QC, selembar STNK, sebuah helm, dan sebuah replika senjata api berupa pistol. Polisi juga mengamankan sebuah masker bertuliskan TNI/Polri, tiga buah ponsel, dan uang tunai sebesar Rp139 ribu.
Bukan yang Pertama
Kepada polisi, AW mengaku berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Dalam aksinya, ia melakukannya seorang diri dengan menggunakan masker bertuliskan TNI/Polri serta sebuah pistol mainan untuk menakuti para korbannya.
AW mengatakan, aksi pemerasan itu bukan pertama kali ia lakukan. Dia mengatakan sudah 6 kali melakukan aksi serupa di enam lokasi balap liar di Blitar dan Tulungagung. Aksinya baru terbongkar setelah kembali menyamar sebagai polisi dan melakukan aksi serupa di Jalan Raya Desa Tugu, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung pada Minggu (7/3) dini hari pukul 00.30.
“Polisi sudah diamankan dan saat ini ditahan di Mapolsek Rejotangan,” kata Kanit Reskrim Polsek Rejotangan Aiptu Bilal Achmar dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (11/3).