Kasus Corona di Jogja Naik Dua Kali Lipat dalam Sepekan, Ternyata Ini Penyebabnya
Di Kota Yogyakarta sendiri, jumlah pasien COVID-19 terus mengalami penambahan yang tinggi. Bahkan dalam sepekan terakhir, jumlah penambahan kasus mencapai dua kali lipat. Lalu apa penyebabnya?
Hari demi hari, jumlah pasien COVID-19 terus saja bertambah. Korban terus berjatuhan. Bahkan, per Senin (3/8), angka kematiannya sudah melebihi rata-rata angka kematian global.
Di Kota Yogyakarta, jumlah pasien COVID-19 terus mengalami penambahan yang tinggi. Dalam sepekan terakhir, jumlah penambahan kasus mencapai dua kali lipat. Jika pada 27 Juli rincian kasus positif COVID-19 di Yogyakarta berada di rincian 9 orang positif, 27 sembuh, dan 3 meninggal dunia, per 3 Agustus 2020, tercatat sudah ada 21 orang positif, 41 sembuh, dan 3 pasien meninggal dunia.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Perkembangan kasus (corona) di Yogyakarta perlu mendapat perhatian yang signifikan terutama untuk mencari sumber awal penularannya agar bisa dilakukan pencegahan yang lebih cepat,” kata Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi dikutip dari Liputan6.com pada Senin (3/8).
Klaster Tenaga Kesehatan
©2020 Merdeka.com
Heroe menerangkan, penambahan kasus COVID-19 di wilayahnya dalam seminggu terakhir disebabkan oleh adanya klaster tenaga kesehatan. Dia menambahkan, mereka yang terkena kasus COVID-19 tidak bekerja di Kota Yogyakarta, melainkan di kabupaten sekitar seperti Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul.
Sementara itu, berdasarkan tes swab yang telah dilakukan, seluruh tenaga medis yang bekerja di wilayah Kota Yogyakarta dinyatakan negatif COVID-19.
“Untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan fasilitas kesehatan lain semuanya negatif. Sekarang ada tambahan kasus dari tenaga kerja dari luar daerah,” kata Heroe.
Sumber Penularan Belum Jelas
©2020 Merdeka.com/Arie Basuki
Heroe juga mengungkapkan ada beberapa kasus positif COVID-19 yang belum diketahui sumber awal penularannya. Karena itulah butuh pelacakan yang lebih intensif lagi agar sumber penularan itu bisa diketahui dengan lebih cepat.
“Kalau tenaga kesehatan yang terpapar itu sangat dimungkinkan karena mereka memang bersinggungan dengan penanganan kasus di fasilitas kesehatan. Maka yang sedang ktia cari adalah apakah mereka punya interaksi yang lebih luas,” jelas Heroe dikutip dari Liputan6.com.
Warga dari Luar Daerah
Sementara itu, ada pula kemungkinan kalau penambahan kasus COVID-19 itu berasal dari penularan yang dibawa oleh pendatang dari luar daerah. Dia mengatakan bahkan ada kemungkinan wisatawan yang datang ke Yogyakarta berasal dari wilayah yang masuk dalam zona merah.
“Mungkin saja ini menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir,” kata pria yang kini juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta itu.
Kasus COVID-19 di Lingkup Pemerintahan
Antara
Di lingkungan pemerintahan Kota Yogyakarta sendiri, sudah ada dua tenaga teknis yang terpapar COVID-19. Kedua tenaga teknisi itu rata-rata memiliki tugas di lapangan.
Oleh karena itu, Pemkot Jogja berupaya untuk segera melakukan swab test dan rapid test kepada tenaga lapangan seperti Jogoboro, Satpol PP, petugas Dinas Perhubungan, petugas Dinas Lingkungan Hidup, serta petugas Dinas Informatika dan Persandian.
“Dari tes swab tersebut, maka akan diketahui bagaimana persebaran kasus ini di lingkungan perkantoran,” ujar Heroe, Senin (3/8).