Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Ini 4 Cara Mudah Hindari Penyebaran Hoaks
Apabila masyarakat tidak cermat dalam menerima berbagai informasi, maka dengan mudah dapat termakan informasi palsu tersebut. Akibatnya bisa jadi masyarakat melakukan tindakan-tindakan berbahaya, yang seharusnya tidak perlu dilakukan.
Setelah virus corona atau Covid-19 menyebar di Indonesia, masyarakat kini mulai memberikan perhatian cukup besar dalam menjaga kesehatan guna mencegah penularan. Dalam hal ini, masyarakat terus memperbarui informasi mengenai perkembangan kasus terbaru yang terjadi di Indonesia.
Bukan hanya itu, masyarakat juga mencari informasi tentang upaya yang harus dilakukan untuk menghindari penularan. Pemerintah pun terus memberikan informasi mengenai perkembangan kasus hingga berbagai kebijakan dan imbauan yang harus dilakukan oleh masyarakat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Apa yang diyakini Anies tentang Jawa Tengah? “Saya rasa nuansa perubahan itu semakin terasa. Menginkan perubahan. Dan itu kemudian menonjol,” kata Anies usai acara Istighosah Kubro Masyayich & Alumni Pondok Pesantren di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12). Sehingga, Anies pun menilai anggapan Jawa Tengah yang selama ini identik dengan julukan 'Kandang Banteng' bisa saja berubah. Menurutnya Jateng bukan hanya milik satu partai saja.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang dibuat oleh Ibu Rumah Tangga di Tangerang dari kulit jagung? Ibu rumah tangga di Tangerang berbagi inspirasi dengan menyulap sampah kulit jagung menjadi wayang. Bentuknya unik, dengan peluang ekonomi yang ditangkap baik.
Namun sayangnya, di tengah merebaknya kasus Covid-19 di Indonesia, banyak sekali ditemui informasi-informasi palsu atau berita bohong yang menyebar di masyarakat. Informasi palsu atau hoaks ini sering muncul di media sosial maupun aplikasi percakapan online.
Kondisi menjadi lebih parah ketika banyak masyarakat turut membagikan informasi hoaks tersebut di berbagai media yang digunakan. Terlebih lagi jika tidak melakukan pengecekan ulang atas sumber informasi, sebelum membagikan. Tidak heran jika masifnya penyebaran hoaks ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan di masyarakat.
Apabila masyarakat tidak cermat dalam menerima berbagai informasi, maka dengan mudah dapat termakan informasi palsu tersebut. Akibatnya bisa jadi masyarakat melakukan tindakan-tindakan berbahaya, yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Inilah yang menjadi alasan mengapa penyebaran hoaks harus dihentikan sebelum menimbulkan kecemasan dan kekacauan.
Untuk itu, berikut kami merangkum dari laman Fimela.com, beberapa cara yang harus dilakukan untuk menghindari penyebaran informasi hoaks di masyarakat.
Waspadai Judul yang Provokatif
istockphoto
Cara menghindari informasi hoaks di tengah pandemi Covid-19 yang pertama adalah mewaspadai judul berita provokatif. Pasalnya, informasi atau berita hoaks sering kali menggunakan judul yang provokatif dan sensasional. Dengan begitu, pembaca akan langsung merasa tertarik ketika membaca judul, kemudian segera membuka dan membaca berita tersebut.
Namun perlu diketahui, bahwa hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh media profesional. Cara tersebut memang merupakan salah satu strategi marketing media pemberitaan untuk menarik minat pembaca. Bedanya, pada berita hoaks biasanya langsung menuding pihak tertentu, yang sering mengedepankan rumor. Selain itu, isi berita hoaks juga sering diambil dari media resmi untuk membangun dan memperkuat opininya.
Maka dari itu, perlu untuk mewaspadai setiap judul berita yang bersifat provokatif. Setelah itu, Anda bisa segera memeriksa dan mengecek ulang isis berita dari sumber yang lebih terpercaya. Dengan begitu, bisa mengetahui apakah informasi yang beredar itu benar adanya atau justru palsu. Melalui cara ini, Anda bisa lebih berhati-hati dan tidak mudah termakan berita atau informasi yang tidak benar.
Cermati Alamat Situs Berita
paper-leaf.com
Langkah yang kedua dalam menghindari penyebaran berita hoaks selama pandemi Covid-19 adalah dengan mencermati alamat situs berita. Langkah yang satu ini penting dilakukan untuk mengetahui kebenaran isi dari informasi tersebut. Dalam hal ini, Anda bisa mencermati alamat URL situs tersebut. Biasanya situs yang belum terverifikasi sebagai media resmi banyak menggunakan domain blog. Jika ditemui hal itu, maka kebenaran informasi atau berita perlu dipertanyakan.
Dilansir dari portal resmi Kominfo, bahwa jika merujuk pada catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Dari data tersebut, dapat dipahami bahwa puluhan ribu situs belum mengantongi izin resmi sehingga berpotensi untuk menyebarkan berita hoaks.
Untuk itu, masyarakat harus membiasakan diri untuk memeriksa dan mengecek ulang sumber dari informasi yang dibagikan. Apabila situs yang digunakan tidak begitu jelas, maka perlu meragukan kebenaran informasi yang diberitakan. Lebih lagi jika berita tersebut menggunakan judul provokatif yang bersifat opini atau rumor. Ketika menemui hal ini, sebaiknya Anda tidak membagikan informasi tersebut lebih luas sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Cemati Fakta Informasi
2015 Merdeka.com
Hal penting lain yang harus dilakukan untuk menghindari penyebaran hoaks saat pandemi Covid-19 adalah mencermati fakta dari informasi atau berita tersebut. Dalam hal ini, perlu mengamati apakah isi yang terkandung dalam berita tersebut merupakan fakta atau hanya berupa opini maupun rumor.
Dilansir dari laman resmi Kominfo, suatu hal dapat dikategorikan fakta ketika diambil dari peristiwa yang terjadi lengkap dengan kesaksian dan bukti yang ada. Sedangkan opini maupun rumor biasanya berupa pendapat dari penulis berita yang memiliki sifat subyektif, sehingga belum tentu kebenarannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah narasumber. Berita yang baik selalu memuat lebih dari satu narasumber supaya informasi yang disajikan berimbang. Bukan hanya itu, semakin banyak narasumber yang dilibatkan maka gambaran informasi atau berita menjadi lebih utuh.
Laporkan Berita Hoaks
2016 Merdeka.com
Tips terakhir untuk menghindari penyebaran hoaks di tengah virus corona atau Covid-19 adalah dengan melaporkan berita hoaks itu sendiri. Biasanya ketika terdapat berita hoaks di media sosial, Anda bisa menggunakan fitur report untuk melaporkan apakah berita tersebut palsu, spam dan lain sebagainya.
Selain itu, berita hoaks juga bsia dilaporkan langsung kepada Kominfo sebagai lembaga resmi pemerintah yang menangani penyebaran berita hoaks. Dalam hal ini Kominfo telah menyediakan fitur khusus bagi masyarakat untuk melaporkan berbagai berita palsu yang didapatkan. Fitur ini bisa diakses secara langsung melalui portal resmi Kominfo.
Semakin banyak masyarakat yang menyadari hal ini, maka penyebaran hoaks bisa ditekan. Bukan hanya itu, cara ini juga bisa menghindarkan masyarakat dari kondisi kepanikan dan kecemasan yang semakin buruk di tengah wabah Covid-19.