Kisah Gatotkaca di Sukoharjo Berjuang Lawan Hoaks, Pernah Dapat Penghargaan dari Bupati
Tak hanya melawan hoaks, Gatotkaca asal Sukoharjo itu juga melakukan aksi-kasi lainnya.
Tak hanya melawan hoaks, Gatotkaca asal Sukoharjo itu juga melakukan aksi-kasi lainnya.
Kisah Gatotkaca di Sukoharjo Berjuang Lawan Hoaks, Pernah Dapat Penghargaan dari Bupati
Gatotkaca merupakan tokoh superhero asli Indonesia yang bertugas memerangi kejahatan. Seiring berjalannya waktu, bentuk-bentuk kejahatan berubah. Salah satunya adalah kejahatan menyebarkan berita bohong atau hoaks.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Bagaimana bentuk Sarkofagus Tomok? Sarkofagus Tomok ini kondisinya cukup terawat dengan bentuk persegi panjang lalu di bagian atasnya semakin melebar seperti sebuah kapal atau biasa disebut Solu Bolon dalam bahasa Batak.
-
Siapa yang dimakamkan di Sarkofagus Tomok? Pada bagian wadah terdapat pahatan figur yang menonjol dan terkesan menyeramkan yang mirip seperti monster. Penggambaran figur ini merupakan simbol untuk menolak bala dari pengaruh buruk dan jahat. Selain itu, tepat di bawah pahatan monster tersebut terdapat pahatan jelas dari orang yang dimakamkan yakni laki-laki atau perempuan.
Perjuangan melawan hoaks itulah yang dilakukan sosok “Gatotkaca” dari Sukoharjo. Di baliknya ada seorang pria bernama Agus Widanarko (41) yang mengenakan kostum Gatotkaca itu.
Saat ditanya mengenai latar belakang aksinya, pria yang akrab disapa Danar itu mengaku prihatin dengan peredaran berita hoaks di media sosial. Menurutnya berita hoaks ini bisa memberikan pengaruh besar khususnya pemakai media sosial yang kurang literasi.
“Mereka hidup dengan sosmed tapi tidak diimbangi dengan pengetahuan mereka tentang bijaknya bersosmed,” kata Danar dikutip dari Liputan6.com pada Senin (28/8).
Danar menyebut media sosial ibarat dua mata pisau, di satu sisi memberikan manfaat tapi di sisi satunya memberikan dampak tidak baik saat tersebarnya berita yang tidak disertai kebenaran.
“Para remaja tidak diimbangi pula dengan pengetahuan mereka bagaimana menyikapi jika mereka haus berita. Sementara benar atau tidaknya berita yang mereka baca harusnya mereka mengenal yang namanya kroscek,” kata Danar.
Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan. Ia mengatakan, banyaknya berita heboh tapi hoaks membuat banyak remaja yang langsung percaya atau justru menyebarluaskannya lagi.
“Para remaja juga belum paham adanya UU ITE, yaitu UU No 11 tahun 2008 yang diperbarui di UU no 19 tahun 2016. Di mana salah satu pasalnya mengenai stop menyebarkan berita hoaks,” kata Danar.
Terkait aksinya mengenakan kostum Gatotkaca dan menyebarkan pesan melawan hoaks, Danar berharap anak-anak pelajar dan juga masyarakat bisa ikut menjadi bagian dalam pencegahan peredaran berita hoaks dimulai dari kalangan mereka.
“Jangan terpengaruh. Saya dan sahabatku mengisi penyuluhan di depan mereka dan kita berbeda agama. Kami saling kroscek bila ada berita yang menyudutkan salah satu keyakinan kita. Dan kita saling support untuk klarifikasi,” ujar Danar.
Danar mengatakan ia mengenakan kostum Gatotkaca karena unik dan mudah diingat masyarakat. Ia juga mengenakan kostum Gatotkaca untuk aksi-aksi lain.
- Pantau Persiapan Pilkada 2024, Pj Wali Kota Tarakan: Jangan Percaya Hoaks
- Begini Aksi Polwan Pelalawan Ajak Warga Lawan Hoaks di Pilkada, Sampai Datangi Samsat
- VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'
- Kodam Cendrawasih: Kklaim KKB Prajurit Tertembak di Depan Kantor Bupati Hoaks