Kisah Inspirasi Apia, Anak Petani Gunung Lawu yang Peroleh Beasiswa S-1 sampai S-3 di UGM
Perjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Perjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Kisah Inspirasi Apia, Anak Petani Gunung Lawu yang Peroleh Beasiswa S-1 sampai S-3 di UGM
Apia Dewi Agustin (23) merupakan seorang anak petani dari Gunung Lawu. Pada tahun lalu, kisahnya sempat mencuri perhatian publik. Saat itu, ia menginspirasi masyarakat Tanah Air dengan mematahkan stigma jika anak kampung masih bisa kuliah meskipun kondisi perekonomian sulit.
Waktu itu, ia juga berhasil lulus prodi S-1 Akuntansi FEB UGM dengan predikat cumlaude. Ia menyelesaikan studi sarjananya tanpa dipungut biaya pendidikan. Ia memanfaatkan beasiswa Bidikmisi dan beasiswa Kafegama (Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).
-
Siapa Halimah Agustina Kamil? Halimah Agustina Kamil, Sorot Elegan dalam Lingkaran Keluarga Cendana, Mantan Istri Putra Ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
-
Kenapa Okie Agustina kecewa? “Padahal kita tidak tahu, di belakang kita seperti apa, dan setelah tahu kenyataannya, maka kecewalah yang kamu dapatkan,” lanjutnya.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Siapa yang membantu Arifin dalam meraih cita-citanya kuliah di UGM? Selain beasiswa KIP-K, Arifin juga mendapat bantuan pendidikan dari Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Aceh.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Siapa mahasiswa UGM yang berhasil lulus kuliah di usia termuda? Pada 29 Agustus lalu, Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, berhasil menyelesaikan studinya. Ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu empat tahun. Namun di antara 3.627 wisudawan-wisudawati lainnya, Mia merupakan yang paling muda.
Kini ia berkesempatan melanjutkan studi pascasarjananya di UGM secara gratis. Bahkan tidak hanya di jenjang S-2, perempuan yang sempat bekerja sebagai Project Management Analyst di salah satu perusahaan multinasional itu mendapat kesempatan emas untuk langsung melanjutkan studi ke jenjang S-3.
“Alhamdulillah saya bisa meneruskan pendidikan master lanjut doktor melalui beasiswa PMSDU Kemendikbudristek,” ungkap Apia.
Apia menjelaskan jalan yang ia tempuh untuk memperoleh beasiswa dari magister hingga dokter itu berlangsung ketat. Apalagi beasiswa itu hanya dibuka dua tahun sekali dan usianya tidak lebih dari 24 tahun. Selain itu, tidak semua universitas di Indonesia dapat menjadi mitra dari program tersebut.
Melalui program ini, Apia menjadi salah satu dari 300 sarjana unggul yang beruntung untuk dididik menjadi doktor muda. Ia renananya akan menempuh pendidikan pascasarjana secara akselerasi di jenjang S-2 dan S-3 maksimal 4 tahun mulai 2023 ini.
Seperti diketahui, Apia lulus dari S-1 UGM setelah menempuh perjuangan keras. Sadar kondisi perekonomian keluarganya serba kekurangan, sembari kuliah ia aktif melakukan kerja paruh waktu dengan menjadi asisten dosen, kelas, penelitian, hingga laboratorium untuk menambah ilmu serta uang saku.
Dengan segala kondisi keluarga yang serba kekurangan, Apia tidak pernah berkecil hati.
Ia justru sangat bersyukur sebab kedua orang tuanya selalu mendukung anaknya meraih pendidikan setinggi mungkin.
Hal itu melecut semangat Apia untuk terus belajar tekun hingga bisa menyelesaikan S-1 dan kembali melanjutkan studi pascasarjana di Akuntansi UGM dengan beasiswa penuh.
“Saya selalu ingat pesan bapak ibu. Meski orang tua tidak sekolah, anak-anak harus bisa sekolah karena dibekali harta akan ada habisnya, sedangkan kalau dibekali ilmu akan abadi,”
ujar Apia, mengutip Ugm.ac.id.
- Kisah Lansia Asal Madiun Puluhan Tahun Jadi Penunggu Pasien di Rumah Sakit, Motivasinya Bikin Haru
- Belajar dari Ibu-ibu di Purwakarta untuk Atasi Inflasi, Bangun Gerakan Tanam Sayur di Dalam Galon Bekas
- Bikin Merinding Pesan Mendalam Wakapolda Banten Tentang Kesederhaan, Saat Sambangi Rumah Bripka Eko
- Masih Ingat Kisah Raeni Anak Tukang Becak yang Jadi Lulusan Terbaik? Begini Nasibnya Kini
Saat ini Apia sedang fokus memenuhi target-target belajarnya selama di UGM. Ia memiliki minat penelitian di bidang Akuntansi Keuangan, Sistem Informasi Akuntansi, dan Akuntansi Syariah. Selain itu, ia juga aktif di berbagai kegiatan sosial pendidikan dan organisasi kemasyarakatan.
Apia mengatakan, sekalipun dari pelosok desa, ekonomi pas-pasan, dan orang tua yang sudah tidak lagi lengkap, namun ia sama sekali tak takut bermimpi.
“Kita berhak untuk bermimpi tinggi dan meraihnya. Doakan semoga ilmu yang diperoleh berkah dan bisa selalu bermanfaat untuk sesama,” ujar Apia.