Kisah Perajin Bantul Ciptakan Pisau Batik, Hasil Eksperimen Lima Tahun
Dusun Kalirandu, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul merupakan desanya para perajin pisau. Di sana ada 19 perajin pisau. Salah satu dari mereka adalah Sudiman. Berbeda dengan para perajin pisau lainnya, Sudiman menciptakan karya baru bernama “pisau batik”.
Dusun Kalirandu, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul merupakan desanya para perajin pisau. Di sana ada 19 perajin pisau.
Salah satu dari mereka adalah Sudiman. Berbeda dengan para perajin pisau lainnya, Sudiman menciptakan karya baru bernama “pisau batik”.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Kalau batik kain banyak sekali, kalau batik kayu juga banyak, pisau batik adalah terobosan baru. Di HaKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) saya nomor satu. Belum ada yang pakai,” kata Sudiman dengan penuh percaya diri, saat ditemui di rumahnya pada Senin (15/5).
Eksperimen Bertahun-Tahun
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Sudiman benar-benar merupakan seorang penemu pisau batik. Usaha kerajinan pisaunya memang diwariskan dari orang tua. Namun soal belajar membatik di atas pisau, Sudiman belajar secara autodidak.
Ia mulai coba membatik di atas pisau pada tahun 2005. Berkali-kali gagal, ia tak pernah menyerah. Berbagai kesulitan ia hadapi. Saat mencoba membatik di atas pisau dan gagal, ia harus mencobanya pada pisau yang baru. Hal ini dikarenakan pisau bekas percobaan membatik itu sudah tergores cairan kimia. Kondisi itu membuat pisau berlubang.
“Membatik di atas pisau itu adalah bagaimana menemukan cairan kimia yang tepat untuk logam. Ibaratnya seperti ini, kucing kalau dikasih makan rumput tidak mau, dia maunya daging. Manusia juga kalau dikasih rumput juga tidak mau. Jadi ini hanya soal menemukan cairan kimia yang tepat yang bisa digunakan menggoreskan batik di atas pisau,” paparnya.
Penghargaan dari BRI
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Butuh lima tahun bagi Sudiman untuk menemukan cairan kimia yang tepat. Akhirnya pisau batik menjadi sebuah penemuan besar bagi Sudiman. Karyanya diakui di mana-mana. Berbagai penghargaan ia menangi. Dalam lima tahun, ia berhasil meraih tiga kejuaraan.
“Karya saya diangkat oleh dinas baik itu di tingkat provinsi maupun daerah. Saya difasilitasi semua, apa-apa gratis. Baik itu peralatan, hak cipta, dan seluruh perizinan,” kata Sudiman.
Selain itu kerajinan pisau batiknya berhasil meraih penghargaan Juara I Lomba Kerajinan UMKM Cluster BRI Tingkat Nasional pada tahun 2021. Atas penghargaan itu, ia berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp25 juta.
Tak hanya penghargaan, Sudiman jadi sering diangkat jadi narasumber oleh pihak BRI dalam berbicara soal dunia Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sementara pesanan pisau batik karyanya tak hanya dari dalam negeri, namun juga luar negeri. Dengan berbagai kesuksesan itu, Sudiman berharap pisau batik bisa dikenal lebih luas lagi.
“Harapannya dengan adanya pisau batik ini saya bisa mengangkat daerah saya, baik itu di tingkat daerah maupun provinsi. Kalau terangkat kan saya bisa membawa nama baik,” ujar Sudiman.
Sukses Sama-Sama
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Dalam menjalankan usahanya, Sudiman mempekerjakan enam karyawan, tiga orang bertugas membatik, sementara tiga lainnya membuat tangkai pisau.
Dalam sebulan, Sudiman bisa menghasilkan omzet kotor Rp30 juta. Pemasukan paling besar sebenarnya dari pisau carving yang biasa digunakan untuk memotong buah. Walau begitu tetap saja Sudiman tetap dikenal sebagai “pencipta” pisau batik. Namun di kampungnya sendiri tak banyak orang yang tertarik belajar membatik di atas pisau.
“Orang-orang di sini menganggap bahwa pisau batik pemasarannya sulit. Selain itu proses membuatnya juga lebih lama. Biar bisa muncul warna batik saja butuh waktu dua hari dua malam. Setiap dua tahun sekali saya buka pelatihan. Tapi tetap nggak ada yang tertarik,” imbuhnya.
Di kampungnya, Sudiman dipilih menjadi kepala paguyuban para perajin pisau. Ia berkata, dulu semua orang di kampungnya ingin sukses jadi juragan pisau. Tapi menurutnya kondisi itu tidak sehat karena semuanya ingin saling bersaing. Oleh karena itu ia melakukan pembagian berdasarkan tugas pembuatan setiap bagian pisau.
“Jadi saya petak-petak. Ada perajin yang tugasnya membuat tangkai, ada yang khusus membuat cincin, ada yang finishing. Kalau semua jadi juragan, saya khawatir bakal ada saingan harga. Sekarang yang buat tangkai bisa sukses, yang buat cincin bisa sukses, yang finishing juga sukses. Jadi bisa dibilang kita para perajin sama-sama sukses,” pungkasnya.