Kisah Pria Asal Indonesia Bersepeda Keliling Dunia Demi Bertemu Paus Tahun 1950-an, Jadi Tamu Spesial di Vatikan
Pada tahun 1950-an, seorang pria asal Makassar, Indonesia bernama Petrus Jericho Lumakeki rela menempuh sepeda berkeliling dunia demi misi sucinya bertemu Paus.
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia disambut meriah masyarakat terutama umat Katolik di Indonesia. Dalam kunjungannya, pemimpin tertinggi umat Katolik itu membahas berbagai hal dalam pidatonya, terutama soal keragaman dan kerukunan di Indonesia.
Sosok Paus begitu berharga dan dihormati oleh umat Katolik di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan pada tahun 1950-an, seorang pria asal Makassar, Indonesia bernama Petrus Jericho Lumakeki rela menempuh sepeda berkeliling dunia demi misi sucinya bertemu Paus di Vatikan.
-
Apa yang dibicarakan Paus Fransiskus dalam pidatonya? Paus Fransiskus, dalam pidatonya, menyinggung perdamaian dunia hingga bagaimana seharusnya seorang pemimpin negara.
-
Siapa yang menyambut hangat kedatangan Paus Fransiskus? Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan seluruh bangsa Indonesia menyambut hangat kedatangan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus ke Indonesia.
-
Apa pesan yang disampaikan Paus Fransiskus? Hasto mengatakan, kehadiran Paus Fransiskus merupakan suatu anugerah bagi bangsa Indonesia secara umum dan khususnya untuk umat Katolik. Karena, Paus Fransiskus membawa pesan-pesan perdamaian, kemanusiaan, kesederhanaan dan keadilan.
-
Kapan prangko Paus Fransiskus diluncurkan? Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) dan PT Pos Indonesia meluncurkan prangko seri khusus dalam rangka menyambut kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
-
Siapa yang mendesain prangko Paus Fransiskus? Peruri diberi kepercayaan oleh PT Pos Indonesia untuk mencetak prangko seri khusus Paus Fransiskus, bukan hanya sebagai simbol penghormatan terhadap sosok inspiratif, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan perdamaian antarumat beragama serta menjadi kenang-kenangan yang berharga bagi umat Katolik maupun seluruh masyarakat Indonesia.
-
Apa makna mendalam dibalik prangko Paus Fransiskus? Dalam desain prangko tersebut, tertera tiga kata yang memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Katolik, yaitu faith (iman), fraternity (persaudaraan), dan compassion (belas kasih).
Lalu seperti apa kisahnya berkeliling dunia? Berikut selengkapnya
Perjuangan Mendapatkan Visa
Sebelum pergi berkeliling dunia, Petrus harus terlebih dahulu mendapatkan visa agar ia bisa ke luar negeri. Ia mengawali perjalanannya dengan sepeda Humber pemberian Panglima Kodam Makassar, Andi Mattalatta pada pertengahan tahun 1958. Dari Makassar ia terbang ke Surabaya, dilanjutkan dengan bersepeda sampai Jakarta. Di Jakarta ia ingin mendapatkan visa singgah agar tidak terkendala saat masuk Vatikan nanti.
Namun pada saat itu pemerintah Indonesia sedang bersikap ketat pada warganya yang hendak berkeliling dunia. Apalagi sudah ada sejumlah pengeliling dunia seperti Rudolf Lawalata dan Abdullah Balbed yang tak kunjung pulang ke Tanah Air.
Karena pemerintah Indonesia tidak bisa membantu, Petrus akhirnya menghadap langsung ke Kedutaan Vatikan. Sayangnya kedutaan Vatikan tidak memberi izin visa karena hal semacam itu hanya dikhususkan untuk diplomat saja. Ia kemudian mencoba mencari peruntungan ke kedutaan Italia.
Mempunyai nama “Petrus” membawa keberuntungan bagi dia. Kepada Kedutaan Italia, Petrus mengaku ingin menyaksikan tempat kelahiran Rasul Petrus dari dekat. Pejabat kedutaan menyambut baik keinginan itu. Tanpa menunggu lama mereka memberi visa pada Petrus.
- Pria Ini Jalani Hidup Susah Selama 21 Tahun Demi Pensiun Dini, tapi Ujungnya Malah Sia-Sia
- Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang
- Seorang Pria Bacok Kedua Mertuanya, Diduga Jadi Biang Kerok Perceraian
- 3 Pria Indonesia Ini Pergi Umrah Naik Sepeda, Tempuh Perjalanan selama 7 Bulan
Perjalanan Menemui Paus
Mengutip situs website Goodnewsfromindonesia, setelah mendapatkan visa Petrus langsung memulai perjalanan. Ia menyeberang dari Jakarta ke Singapura dengan pesawat. Ia kemudian bersepeda melewati sejumlah negara seperti Myanmar, India, Turki, Yunani, dan sampai di Italia sekitar Oktober 1958. Saat sampai di Italia, Vatikan sedang mendapat sorotan karena Paus Pius meninggal dunia. tahka kemudian diduduki Paus Yohanes XXIIII yang upacara penobatannya dilakukan pada 4 November 1958.
Petrus berada di Vatikan tiga hari setelah penobatan. Demi bertemu Paus, Petrus meminta bantuan Duta Besar Indonesia di Vatikan, Mayor Bambang Sugeng. Demi membantu Petrus, Kedubes Indonesia mengajukan surat permohonan ke Istana Vatikan. Jawaban segera datang, pihak istana menyetujui Petrus untuk bertemu Paus. Petrus pun mendahului sejumlah kalangan diplomat dan pemimpin luar negeri untuk bertemu Paus Yohanes.
“Suatu kehormatan bagi Lumakeki bertemu dengan Paus. Ini merupakan audiensi yang pertama antara Bapak Suci dengan pihak luar. Kalangan diplomat luar negeri belum seorang pun yang datang menemuinya,” tulis jurnalis Sjaifoel Nawas, seperti dikutip dari website Goodnewsfromindonesia.
Pulang ke Indonesia
Setelah 18 bulan meninggalkan Tanah Air, Petrus Jericho Lumakeki akhirnya tiba kembali di Indonesia. Kedatangannya disambut oleh tangisan dan pelukan haru dari istri dan anak-anaknya.
Tak hanya itu, ia disambut dengan arak-arakan khusus. Jenggot telah tumbuh panjang dari dagunya. Ia memakai jaket merah tua dan celana jengki biru dan memakai baret hitam yang dihiasi lencana dari berbagai negara yang dikunjunginya. Banyak orang yang menjulukinya Fiedel Castro dari Indonesia. Anak-anak di pinggir jalan ada yang menamakan Lumakeki “Zwarte Piet”.
Saat itu, ia telah mengunjungi 32 negara dunia dengan 9 kali mengganti ban sepeda dan baru lima kali terkena sakit.