Lagi Musim, Ini 4 Potret Keseruan Nelayan Pekalongan Panen Udang Rebon
Bagi para nelayan Pekalongan, udang rebon memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya, udang itu diolah menjadi terasi. Terasi yang diolah masyarakat ini kemudian dipasarkan sendiri dan sebagian diambil oleh pengepul untuk dibawa ke kota-kota lainnya seperti Jakarta.
Walaupun masa pandemi belum berakhir, akhir Bulan Maret ini menjadi masa yang dinantikan masyarakat nelayan di Pekalongan. Pasalnya pada masa inilah, mereka mulai panen udang rebon.
Dilansir dari Wikipedia, udang rebon (acetes) merupakan udang berukuran kecil yang banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara. Udang jenis itu pun juga banyak ditemukan di perairan utara Pulau Jawa, tak terkecuali di daerah Pekalongan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Bagi para nelayan Pekalongan, udang rebon memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya, udang itu diolah menjadi terasi. Terasi yang diolah masyarakat ini kemudian dipasarkan sendiri dan sebagian diambil oleh pengepul untuk dibawa ke kota-kota lainnya seperti Jakarta.
Berikut ini adalah potret keseruan para nelayan Pekalongan panen udang rebon:
Lagi Musim
©Instagram/@pekalonganinfo
Salah seorang nelayan Pekalongan, Zaenal Abidin mengungkapkan jika akhir bulan Maret merupakan waktunya untuk memanen udang rebon. Selain karena cuacanya yang mendukung, di akhir musim penghujan biasanya udang rebon berada di dekat garis pantai.
“Ini lebih mudah kami tangkap tanpa harus ke tengah laut,” kata Zaenal dikutip dari kanal Instagram @pekalonganinfo pada Selasa (30/3).
Terlambat
©Instagram/@pekalonganinfo
Zaenal mengatakan, saat musim kemarau, hasil tangkapan udangnya hanya belasan kilo per harinya. Di akhir Maret ini, hasil tangkapannya lebih dari puluhan kilogram.
“Harusnya ini sudah sejak dari Bulan Februari tapi baru bulan Maret ini panen raya karena kelewat gelombang kemarin,” ungkap Zaenal.
Diolah Jadi Terasi
©Instagram/@pekalonganinfo
Para nelayan itu kemudian mengolah hasil tangkapan mereka sendiri menjadi terasi agar bisa meningkatkan harga jualnya. Salah seorang perajin terasi asal Pantaisari, Kota Pekalongan, Mugiono mengatakan bahwa udang rebon mentah biasanya dihargai Rp25.000 per kilogram, namun setelah diolah menjadi terasi harganya menjadi Rp50.000 per kilogram.
“Dalam sehari saya rata-rata bisa membuat terasi sebanyak 5 kilogram,” kata Mugiono dikutip dari kanal Instagram @pekalonganinfo.
Cara Pembuatan Terasi
©Instagram/@pekalonganinfo
Mugiono mengatakan, untuk membuat terasi, udang rebon mentah dijemur terlebih dahulu. Setelah itu disortir. Baru kemudian ditumbuk dan dicetak jadi terasi.
“Keunggulan terasi di sini yaitu lezat, tidak kasar, lembut, dan tidak ada campuran apapun. Asli dari udang rebon,” ungkap Mugiono.