Melihat Budi Daya Nila Bioflok di Magelang, Bisa Raup Keuntungan hingga Rp120 Juta Per Bulan
Budi daya ikan sistem bioflok terbukti bisa mendatangkan keuntungan melimpah. Hal ini tak lepas dari kebutuhan pangan yang bisa ditekan dengan sistem ini.
Budi daya ikan dengan sistem bioflok saat ini banyak dikembangkan oleh para pembudidaya ikan, terutama ikan untuk kebutuhan pangan. Salah satu pembudidaya ikan yang menggunakan sistem ini adalah Didik Heri Antoro, warga Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Di tempat budi daya ikan miliknya, Budi memiliki 60 unit bioflok. Dengan jumlah sebanyak itu, ia bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp120 juta per bulan. Dengan kata lain keuntungan bersih di setiap bioflok mencapai Rp2 juta.
-
Kenapa Ahmad Syihab Udin memilih budidaya ikan nila? Alasannya, karena budi daya nila jauh lebih murah dibandingkan dengan ayam petelur.
-
Kapan Ahmad Syihab Udin mulai membudidayakan ikan nila? Pandemi melimbungkan usaha ayam petelur milik Ahmad. Ia kemudian berinisiatif mencoba budi daya ikan nila di kolam bundar.
-
Bagaimana Ahmad Syihab Udin membuat ikan nila hasil panennya punya nilai jual tinggi? Ia menjual ikan nila dalam kondisi bersih dari sisik dan jeroan, bahkan ada juga yang dimarinasi siap masak.
-
Apa bukti kepunahan Ikan Pari Jawa? Hilangnya ikan pari Jawa, kerabat kecil ikan pari, merupakan kepunahan ikan laut pertama akibat ulah manusia.
-
Bagaimana cara membedakan ikan mujair dengan ikan nila? Sama seperti ikan lele, ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang dapat dikonsumsi dan mudah dijumpai. Jenis ikan air tawar satu ini sebenarnya memiliki ciri fisik yang mirip dengan ikan mujair.
-
Apa saja jenis sisik ikan? Jenis-jenis sisik ikan dapat diklasifikasikan menjadi lima berdasarkan bentuk dan bahan pembentuknya, yaitu placoid, cosmoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid.
Lalu apa kunci sukses di balik keberhasilan budi daya nila bioflok? Berikut selengkapnya:
Tekan Biaya Pakan
Didik mengatakan bahwa kunci sukses budi daya nila biofloka adalah bisa menekan biaya pakan. Menurutnya, dengan sistem ini, ia cukup memasukkan bakteri tertentu untuk mengubah sisa pakan menjadi makanan kembali.
Untuk menjaga kualitas air, kolam bioflok diberi kapur gelamix untuk memberikan kebutuhan mineral pada ikan. Karena kebutuhan mineral pada ikan tercukupi, saat sudah panen dan dimasak daging ikan akan terasa lebih manis dan gurih.
“Dengan sistem ini yang pasti tingkat pemberian pakannya jauh lebih hemat. Bahkan bisa menghemat hingga 25 persen. Sistem panennya juga jauh lebih mudah. Karena berada di satu lokasi yang tidak terlalu besar,” kata Heri dikutip dari ANTARA pada 19 Februari 2024 lalu.
Tangkap Peluang dari Pemerintah
Keberhasilan dalam membudidayakan ikan dengan sistem bioflok juga dirasakan Sapta Juniadi yang juga warga Desa Bojong, Kecamatan Mungkid. Sapta mengatakan, ia memulai usaha itu pada tahun 2021. Saat itu pemerintah Kabupaten Magelang tengah mengembangkan budi daya sistem bioflok. Sapta segera menangkap peluang dengan mengajukan diri untuk permohonan modal.
- Mendag Lepas Ekspor Produk Empat UMKM dari Jatim Senilai Rp3,9 Miliar
- Lepas Ekspor Makanan Olahan Rp7,2 Miliar, Mendag Budi: Inovasi & Adaptasi Jadi Kunci UMKM Naik Kelas
- Hanya Jual Kangkung dan Bayam, Pria Ini Raup Omzet Rp30 Juta Perbulan Bikin Geleng-geleng Kepala
- Pakai Sistem Mulsa Organik, Petani Cabai di Pesisir Timur Jambi Ungkap Keuntungannya
“Dari budi daya ini saya berharap bisa membentuk suatu sistem korporat dari hulu ke hilir. Saat itu kondisi pandemi menuntut kita untuk melakukan beragam kreativitas. Salah satu inovasi adalah dengan membuka resto dan catering, untuk menampung hasil panen dari ikan-ikan di sini,” kata Sapta dikutip dari YouTube DNTrust.
Siap Berbagi Ilmu
Selain melakukan budi daya ikan demi meraup keuntungan, Sapta mengatakan bahwa ia bersama teman-teman pembudidaya ikan nila sistem bioflok yang lain siap membagikan ilmunya. Menurutnya hal ini sejalan dengan program pemerintah yang berencana untuk menjadikan Kabupaten Magelang sebagai pusat belajar budi daya ikan nila. Sapta ingin menangkap peluang tersebut. Demi hal tersebut, tempat budi daya ikannya juga ia jadikan sebagai tempat pembelajaran.
“Kita sering mengadakan kelas dengan lembaga-lembaga pendidikan di Magelang seperit Universitas Tidar, Universitas Muhammadiyah Magelang, juga ada SMK Perikanan. Apalagi kita petani di sini sudah ada yang punya sertifikasi untuk menjadi instruktur, koperasi juga sudah ada, tinggal kita kemas konsep bisnis ini akan mengarah ke mana saja,” kata Sapta dikutip dari YouTube DNTrust.