Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.
Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Pada Minggu (17/12), sebanyak 500 umat Buddha berkumpul di kawasan Candi Borobudur, Magelang. Mereka menggelar prosesi Pabbajja Samanera.
Kegiatan itu diawali dengan upacara potong rambut anak yang dilakukan oleh orang tua serta perwakilan keluarga, kemudian dilanjutkan oleh para anggota Sangha.
-
Kapan ritual Seblang Bakungan diselenggarakan? Seblang Bakungan digelar setiap 17 Dzulhijjah atau sepekan setelah hari raya Idul Adha atau lebaran haji.
-
Di mana biasanya tradisi Papajar dilakukan? Papajar jadi salah satu acara yang diadakan dalam menyongsong bulan suci di Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Purwakarta.
-
Kapan Ritual Adat Laluhan dilakukan? Pada peringatan hari jadi ke-218 Kota Kuala Kapuas, Acara Adat Laluhan khas Suku Dayak kembali digelar.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Manten Sapi? Salah satu tradisi unik waktu perayaan Iduladha adalah manten sapi. Tradisi ini dilakukan masyarakat Pasuruan Jawa Timur sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan pada hewan kurban yang akan disembelih. Sesuai namanya, sapi yang akan dikurbankan didandani secantik mungkin seperti pengantin. Sapi-sapi tersebut akan diberi kalung bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah.
-
Apa tujuan ritual Thudong bagi para Bhante? Thudong merupakan perjalanan ritual para Bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer dari Thailand ke Candi Borubodor menjelang hari Raya Waisak.
-
Kapan ritual Pao Oen biasanya digelar? Bagi masyarakat Tionghoa, ritual Pao Oen biasanya digelar dua minggu sebelum perayaan Imlek.
Tak hanya rambut, kumis dan alis juga dicukur. Rambut yang telah dipotong kemudian dibungkus dalam daun Teratai.
“Upacara potong rambut ini dilakukan sebagai tanda seseorang bertekad bulat mengucapkan Adithana. Upacara ini juga dilakukan guna melepas keduiawian untuk menjalankan Dhamma dan Vinaya mengikuti jejak Sang Buddha,” kata Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara MBMI 2023, Fatmawati dikutip dari Liputan6.com pada Senin (18/12).
Lantas apa itu prosesi Pabbajja Samanera? Dan apa pentingnya upacara itu bagi umat Buddha?
Mengutip Liputan6.com, Pabbajja Samanera Sementara merupakan kegiatan untuk melatih umat Buddha mempraktikkan kehidupan meninggalkan keduniawian. Pabbajja dalam literatur pali mengacu pada tindakan meninggalkan kehidupan berumah menuju kehidupan tanpa rumah.
Syarat untuk mengikuti Pabbajja Samanera Sementara adalah seorang anak laki-laki yang sudah memiliki usia yang cukup. Di zaman dahulu, anak laki-laki yang sudah bisa melempar burung gagak dengan batu dianggap sudah cukup kuat fisiknya, sehingga sudah bisa mengikuti penasbihan sebagai samanera.
Dalam ritual ini, mereka juga wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah. Hal ini dimaknai sebagai simbol pelepasan keduniawian melingkuti Langkah Guru Agung Sang Buddha.
Dalam mengikuti Pabbajja, aktivitas semua peserta mengikuti jadwal yang telah ditentukan. Mereka akan bangun jam 4 pagi untuk meditasi, mengembangkan batinnya, mengikuti puja bakti pagi, mengambil mangkok, menerima derma makanan dari masyarakat, mendapatkan pendidikan dari para Bikkhu, serta melakukan puja bakti alam.
- Seblang Bakungan Banyuwangi, Ritual Berusia Ratusan Tahun yang Pukau Wisatawan
- Melihat Ritual Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Waisak, Dihadiri Para Bhiksu Tudhong dari Berbagai Negara
- Menteri Sandi Buka Suara Terkait Ritual Cabul WNA di Karangasem
- Momen Bhikkhu Thudong Bertemu Cucu Jenderal Gatot Subroto Saat Tiba di Semarang
Kehidupan para peserta telah dibantu umat. Setiap harinya, para Samanera hanya makan dua kali, yaitu pukul 7 pagi dan 11 siang. Setelah lewat tengah hari, mereka hanya mengonsumsi minuman saja seperti air mineral, the, dan kopi. Mereka tidak diperbolehkan makan malam apalagi ngemil.
Saat mengikuti prosesi ini, mereka akan diberi pendidikan penekanan keyakinan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Mereka juga dididik untuk memiliki etika sosial yang baik seperti sopan santun dalam berperilaku, bisa menghargai orang lain, punya etika baik terhadap orang tua, teman, saudara, dan orang lain, serta mempunyai tingkah laku yang pantas baik ketika sendiri maupun bersama orang lain.