Mengenang Sosok Prof Sudjarwadi, Rektor UGM Periode 2007-2012 yang Berpulang di Usia 77 Tahun
Selama hidupnya, Prof Sudjarwadi dikenal sebagia sosok yang sederhana.
Sabtu (10/8), Civita Universitas Gadjah Mada (UGM) berduka. Mereka kehilangan sosok yang mereka cintai yaitu Prof. Ir. Sudjarwadi.
“Seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka karena rekan kita, guru kita, dan salah satu putra terbaik UGM dan Indonesia telah dipanggil Tuhan Yang Maha Esa,” kata Prof. Dr. M. Baiquni, Ketua Dewan Guru Besar, dikutip dari Ugm.ac.id pada Minggu (11/8).
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Bagaimana UNIMUDA Sorong mewujudkan visinya? Sedangkan perguruan tinggi itu mempunyai visi di antaranya menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan berwawasan global, mengembangkan jiwa entrepreneurship di kalangan mahasiswanya, serta mewujudkan diri sebagai gerakan peradaban Muhammadiyah yang berkemajuan.
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Siapa yang memimpin UNIMUDA Sorong? Hal ini dibenarkan oleh Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Prof Sudjarwadi merupakan Rektor UGM periode 2007-2012. Selama memimpin UGM, telah banyak peran yang ia lakukan. Lantas seperti apa sosok mantan Rektor UGM itu? berikut selengkapnya:
Riwayat Pendidikan
Almarhum Prof. Ir. Sudjarwadi merupakan Guru Besar dalam Ilmu Hydraulic, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM pada tanggal 30 Mei 1998 atau 26 tahun yang lalu. Saat itu Sudjarwadi membawakan pidato pengukuhan tentang Asas Kesederhanaan Teknik Pengairan Kontekstual.
Dikutip dari Ugm.ac.id, Sudjarwadi lahir di Klaten pada 13 Maret 1947. Ia menempuh pendidikan Sekolah Rakyat Cawas I dan lulus pada tahun 1959. Selanjutnya ia meneruskan jenjang pendidikan di SMP Negeri II Klaten tahun 1962, lalu SMA Negeri Klaten tahun 1965.
Lulus SMA, Sudjarwadi bekerja di PN Waskita Karya tahun 1969-1971 dan bergabung dengan Proyek Bengawan Solo pada tahun 1971-1974. Ia lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil UGM pada tahun 1975.
Usai menyandang gelar sarjana teknik, Ia melanjutkan studi master di Asian Institute of Technology Thailand Divisi Water Resources Engineering tahun 1981. Dan pada tahun 1986, Sudjarwadi lulus Doktor dari Civil and Environmental Engineering University of Iowa.
- Mantan Rektor UGM Ichlasul Amar Meninggal Dunia di RS Pondok Indah Jakarta
- Ditemani Rektor dan Dekan UGM, Intip Momen Menlu Retno Marsudi Kunjungi Warung Makan Andalannya Semasa Kuliah
- Mahasiswa UGM Kecelakaan saat Mau Sidang Skripsi, Sebelum Meninggal Bilang ‘Aku Mau Sidang’
- Guru Besar dan Civitas Akademi UGM Buat Petisi Kritik Pemerintah, Ini Respons Ganjar
Almarhum Prof. Sudjarwadi mengawali karier mengajar di UGM pada tahun 1976. Pada tahun 1977 ia mendapat penugasan sebagai asisten ahli madya, lalu pada tahun 1978 sebagai asisten ahli, tahun 1981 sebagai Lektor Muda, dan tahun 1984 sebagai Lektor Madya.
Selanjutnya ia naik jabatan sebagai Lektor tahun 1988, Lektor Kepala Madya tahun 1992, Lektor Kepala tahun 1994, dan Guru Besar Madya mulai bulan November tahun 1996.
Sosok yang Sederhana
Selama hidupnya, Sudjarwadi dikenal sebagai sosok yang sederhana. Menurut Baiquni, kesederhanaannya tampak dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar. Saat itu ia mengatakan bahwa ilmu air bisa disederhanakan agar lebih memiliki daya guna atau manfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
“Saat ini kita menyaksikan bahwa air menjadi kunci kehidupan yang sangat penting. Kita secara bersama-sama diajak untuk melestarikan kuantitas maupun kualitas air agar kehidupan ke depan bakal berlanjut dan berlangsung dengan sebaik-baiknya,” kata Baiquni dikutip dari Ugm.ac.id.
Dekatkan Ilmu Pengetahuan dengan Lingkungan
Baiquni melanjutkan, Sudjarwadi memiliki motto “someone is nothing but everyone is something”. Ia merupakan seorang perintis World Class University di UGM. Selama menjadi rektor, ia senantiasa berprinsip untuk mempertemukan ilmu pengetahuan dengan wisdom atau kebijaksanaan yang diwujudkan dalam wisdom park UGM.
Dengan begitu, aktivitas perkuliahan bisa disampaikan di kelas sekaligus bisa pula disampaikan di alam terbuka. Harapannya, kawasan Wisdom Park bisa menjadi taman sari ilmu pengetahuan yang mendekatkan antara ilmu pengetahuan dan masyarakatnya serta lingkungan hidup.
Orang Baik
Pada Minggu (11/8), jenazah almarhum Prof. Sudjarwadi diberangkatkan dari Balairung UGM menuju ke pemakaman keluarga di Desa Kiringan Utara, Semowo, Plosowangi, Cawas, Klaten. Tumpahan air mata dari para pelayat mengiringi kepergiannya.
Bagi Baiquni, Prof. Sudjarwadi yang merupakan koleganya sesama guru besar itu merupakan orang baik. Selama memimpin UGM, Sudjarwadi selalu memperlihatkan kapasitasnya untuk menciptakan kolaborasi demi tujuan bersama. Menurut Baiquni, Sudjarwadi punya prinsip bahwa kerja sama dan kolaborasi merupakan kunci kesuksesan.
“Segenap amalan ilmu dan karya beliau Insya Allah menjadi pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan yang Maha Esa,” pungkas Baiquni.