Mulai Puasa Ramadan Lebih Awal, Ini 5 Fakta Menarik Jemaah Aolia di Gunungkidul
Jemaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama di Jateng dan DIY
Jemaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama di Jateng dan DIY.
Mulai Puasa Ramadan Lebih Awal, Ini 5 Fakta Menarik Jemaah Aolia di Gunungkidul
Hari pertama Bulan Ramadan kemungkinan akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Pada hari itu umat muslim di Indonesia akan mulai melaksanakan puasa.
Namun Jemaah Aolia di Gunungkidul sudah melaksanakan puasa lebih dulu pada Kamis (7/3). Pada Rabu (6/3) malam, mereka juga menggelar salat tarawih berjamaah di masjid.
-
Apa yang dilakukan Jeje Soekarno di acara lamaran Aaliyah? Jeje hadir di acara lamaran Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar pada hari Minggu (23/6/2024) yang lalu. Dia mengenakan setelan jas yang elegan dan sempat berfoto bersama Aaliyah Massaid serta Thariq Halilintar.
-
Kapan Jeje Soekarno hadir di acara lamaran Aaliyah? Jeje hadir di acara lamaran Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar pada hari Minggu (23/6/2024) yang lalu.
-
Kenapa Jeje Soekarno hadir di acara lamaran Aaliyah? Teman Jeje merasa senang melihat sahabatnya menemukan cinta sejatinya.
-
Siapa yang datang bersama Jeje Soekarno ke acara lamaran Aaliyah? Selain Yuki Kato, Jeje Soekarno juga hadir bersama Al Ghazali, Shania Salsabila, dan Pinka Haprani.
-
Bagaimana Jeje Soekarno menunjukkan dukungannya untuk Aaliyah? Putra Donna Harun ini berpose seakan-akan menunjukkan cincin di jari tangannya, sebagai dukungan untuk sahabatnya yang akan segera menikah.
-
Apa yang dilakukan Aurel Hermansyah dalam prosesi siraman Aaliyah? Terdapat 9 orang yang diberi kesempatan untuk menyirami tubuh Aaliyah, termasuk Reza, Angelina Sondakh, dan juga Aurel Hermansyah.
Video saat mereka tarawih pun viral dan menjadi pembicaraan publik. Lalu apa fakta-fakta menarik terkait Jemaah Aolia di Gunungkidul?
Foto: Instagram @ceritagunungkidul
Menganut Aliran Ahlussunnah Wal Jamaah
Musa Asigbillah selaku putra ketiga Pengasuh Jemaah Aolia mengatakan bahwa Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo, atau biasa disebut Mbah Benu. Oleh para jamaahnya, Mbah Benu disebut mursyid atau guru.
Dilansir dari Liputan6.com, Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi sunah khulafaurrasyidin setelahnya.
Punya Banyak Pengikut
Musa mengaku bahwa Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir. Jemaahnya bahkan tersebar di berbagai daerah terutama di Jateng dan DIY. Musa mengaku tidak bisa membeberkan angka secara pasti karena jumlahnya sangat banyak.
“Kalau secara pasti jumlahnya saya tidak tahu. Tapi kalau di Kecamatan Panggang, Gunungkidul saja ada 10 titik,” kata Musa dikutip dari Liputan6.com.
Ilmu Laduni
Musa bercerita, Mbah Benu memperoleh keilmuan secara Laduni. Ilmu tersebut turun tiba-tiba ke pribadi Mbah Benu. Sebelum menerima ilmu tersebut, Mbah Benu pernah berguru pada para mursyid-mursyid.
“Beliau pernah mondok di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo. Beliau juga pernah dibimbing para mursyid seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro, dan Sunan Pandanaran,” kata Musa.
- 7 Fakta Unik Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Dilakukan di Bulan Ramadan
- Rayakan Lebaran Hari Ini, Begini Potret Jemaah Aolia Gunungkidul Laksanakan Salat Idulfitri Lebih Awal
- Jelang Mulai Berpuasa Ramadan, Ketahui Hal yang Perlu Dilakukan dan Disiapkan Terlebih Dahulu
- Mulai Puasa Hari Ini, Ini Momen Jemaah Aolia di Gunungkidul Gelar Tarawih Pertama
Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.
Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain. Sementara ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.
Jangan Menyalahkan
Sementara itu Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena hal tersebut adalah keyakinan yang selama ini mereka anut. Sebab di Indonesia masih bebas menentukan hari rayanya sendiri.
“Indonesia itu bebas. Mau hari raya silakan, mau tidak hari raya ya monggo. Mau puasa monggo mau tidak puasa ya monggo. Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu,”
kata Mbah Benu dikutip dari Liputan6.com
Tidak Ada Kata Marah
Mbah Benu menjelaskan bahwa jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain. Namun jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya. Dia juga mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jemaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.
“Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain. Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain atau agama lain tidak masalah. Apalagi sesama muslim, tidak masalah. Apalagi sama pemerintah tidak masalah,”
ungkap Mbah Benu.