Para Ulama Jateng Rumuskan Kurikulum Anti Radikalisme, Ini Pesan Ganjar Pranowo
Pada Minggu (5/4), para ulama dan cendekiawan di Jawa Tengah berkumpul dalam Forum Cinta Tanah Air yang dibentuk untuk menyusun kurikulum anti radikalisme serta intoleran di berbagai jenjang pendidikan. Kurikulum itu disusun menyusul rangkaian aksi teror yang dilakukan oleh anak muda.
Kasus demi kasus pengeboman terus terjadi di Indonesia. Terakhir, terjadi Teror Bom di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) setelah sebelumnya terjadi teror bom di depan Gereja Katedral Makassar. Hal ini membuat tim Densus 88 Antiteror semakin giat dalam mengungkap kasus tersebut.
Di lain sisi, para ulama dan cendekiawan di Jawa Tengah berkumpul dalam Forum Cinta Tanah Air yang dibentuk untuk menyusun kurikulum anti radikalisme serta intoleran di berbagai jenjang pendidikan. Forum yang diselenggarakan di UIN Walisongo Semarang itu dipelopori oleh KH Munif Muhammad Zuhri, pengasuh Pondok Pesantren Giri Kusumo Mranggen.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Forum yang dipelopori Mbah Munif ini sangat brilian dan menerobos. Menggabungkan kampus dan pondok pesantren, mereka berkolaborasi untuk membuat kurikulum pendidikan,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengutip dari ANTARA pada Minggu (5/4). Berikut selengkapnya:
Melindungi Generasi Muda dari Paham Radikal
©2015 Merdeka.com
Secara pribadi, Ganjar mengapresiasi dan mendukung penuh forum ulama dan cendekiawan tersebut. Apalagi kegiatan itu dibuat sebagai pedoman pengajaran di sekolah agar melindungi generasi muda dari paham-paham intoleran dan radikal. Menurutnya, forum itu tepat sebagai jawaban kondisi masyarakat saat ini menyusul aksi terorisme di Makassar dan Jakarta yang dilakukan anak muda.
“Saya resah melihat kondisi ini. Maka dari itu saya mendukung forum ini sebagai upaya melindungi generasi muda dari paham radikal dan intoleransi. Dengan membentuk karakter dan membuat metode pembelajaran yang baik, forum ini diharapkan membuat anak-anak tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga emosional. Jadi tidak gampang ‘ngamukan’ atau ‘baperan’,” kata Ganjar.
Penerapan Kurikulum Anti Radikalisme
Setelah kurikulum anti radikalisme itu selesai disusun, formatnya akan diterapkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo di seluruh sekolah di Jawa Tengah. Harapannya, kurikulum itu dapat dimasukkan ke dalam jenjang pembelajaran yang ada di jenjang pendidikan itu.
“Semua tingkat dan semua level, hasil forum ini tentu akan menjadi bagian penting dalam pendidikan di Jawa Tengah. Jadi kalau siswa belajar itu ada gurunya dan isinya benar. Kalau tidak ada gurunya, mereka akan belajar di internet dan itu bahayanya. Nanti merasa benar, muncul ujaran kebencian, gampang ‘ngamuk’ sampai pada tindakan yang tidak diinginkan,” kata Ganjar mengutip dari ANTARA.