Pasar Tradisional di Kota Solo Ini Disebut Mirip Mal, Begini Penampakannya
Suasana Pasar Jongke hari itu sangat bersih. Berjalan-jalan di pasar itu seakan sedang berada di sebuah mal modern.
Suasana Pasar Jongke hari itu sangat bersih. Berjalan-jalan di pasar itu seakan sedang berada di sebuah mal modern.
Pasar Tradisional di Kota Solo Ini Disebut Mirip Mal, Begini Penampakannya
Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta. Proyek pembangunan pasar tradisional itu menelan biaya APBN hingga sebesar Rp124 miliar.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Pasar Dondong ramai pengunjung? Suami dari Ibu Martini mengatakan kalau Pasar Dondong ramai pada musim-musim tertentu. Dulu pasar itu bisa ramai sampai jam 9 pagi. Tapi sekarang jam 7 pagi pasar itu sudah sepi.
-
Apa yang dilakukan Bulog di Pasar Johar Karawang? Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam keterangannya menegaskan, pihaknyasudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 200 hingga 300 ton per hari ke Pasar Johar Karawang.
-
Kenapa pedagang di Pasar Batuphat senang saat Jokowi berkunjung? Senyum bahagia pedagang di Pasar Batuphat, Lhokseumawe, saat dikunjungi Presiden
-
Bagaimana suasana Pasar Loak Lemahwungkuk? Bagi yang melintas mulai dari Jalan Ariodinoto sampai Pulasaren, suara musik, radio, pengeras suara sampai televisi akan terdengar bersahutan di sini.
-
Kapan Pasar Loak Lemahwungkuk buka? Pasar ini diketahui hadir setiap hari Minggu, mulai pagi hingga siang dengan pilihan barang yang komplet.
Dalam pidatonya, Jokowi mengekspresikan kekagumannya atas hasil pembangunan pasar tersebut. Menurutnya, kemegahan pasar itu bisa saja menyaingi pusat perbelanjaan modern.
“Saya sendiri kaget melihat pasarnya kayak gini. Menurut saya mal saja kalah,” ujar Presiden Jokowi dikutip dari Liputan6.com.
Melalui video yang diunggah pada 27 Juli 2024, kanal YouTube Jejak Richard sempat mengunjungi pasar itu hanya beberapa saat sebelum peresmian oleh Presiden Jokowi.
Dalam video itu, tampak Pasar Jongke terlihat sangat megah. Bangunannya berdiri di atas lahan seluas 17.414 meter persegi. Pasar inipun mampu menampung 1.601 pedagang.
Walaupun belum diresmikan, sebagian pedagang tampak sudah memenuhi halaman pasar. Bahkan para pedagang berencana menggelar tradisi boyongan dan juga kirab.
Di lantai dua pasar, terdapat Kios Ibu Endah. Ibu Endah sebagai pemilik kios, mengaku sudah menempati kios di pasar itu selama lima hari.
Selain sembako, di kiosnya Ibu Endah juga menjual minum. Ia mengatakan bahwa tak banyak pedagang di pasar itu yang menjual minuman.
Suasana Pasar Jongke hari itu sangat bersih. Berjalan-jalan di pasar itu seakan sedang berada di sebuah mal modern.
- Blusukan ke Pasar Tradisional, Polwan Ajak Pedagang dan Pembeli Jadi Pemilih Cerdas di Pemilu
- Melihat Suasana Pasar Tradisional Selo, Eksotisme di Lembah Merapi-Merbabu
- Melihat Pasar Tradisional dengan Pemandangan Cantik, Dagangan Penjualnya Menarik Hati
- Jadi Salah Satu Pasar Tertua di Bandung, Ini Sederet Daya Tarik Pasar Baru Trade Center
Hari itu, tampak pengunjung pasar cukup ramai. Salah satu pengunjung bahkan mengklaim bahwa pasar itu menjadi yang terbaik se-Jawa Tengah.
Walaupun begitu, pedagang masih ragu apakah pasar itu bisa terus ramai pengunjung. Terutama bagi pedagang yang berjualan di lantai dua.
“Karena orang tua kan capek kalau naik. Yang punya penyakit nanti nggak mau naik karena tenaganya tidak mumpuni,” kata Ibu Adib, salah seorang pedagang Pasar Jongke yang berjualan di lantai 2 pasar, dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
Bangunan Pasar Jongke Baru sendiri memiliki tiga lantai. Di lantai tiga, terdapat para penjaja kuliner. Salah satu penjaja kuliner di Pasar Jongke adalah Budhe Pardi. Di sana ia menjajakan kuliner Nasi Liwet.
Hari itu merupakan hari pertama Budhe Pardi berjualan di bangunan baru Pasar Jongke. Walaupun sudah berusia lanjut dan tempat jualannya berada di lantai tiga, namun Budhe Pardi mengaku tidak capek.
Harga Nasi Liwet Budhe Pardi terhitung murah. Dengan harga Rp15 ribu, pengunjung sudah mendapatkan satu porsi nasi liwet dengan telur, teh manis, dan juga kerupuk.