Pernah Jadi Dubes, Tantowi Yahya Ungkap Beda Orang Indonesia dan Selandia Baru
Ketika di Selandia Baru, banyak kebiasaan sehari-hari yang dipelajarinya sehingga ia bisa membedakan kebiasaan orang Indonesia dengan Selandia Baru.
Nama presenter kondang Tantowi Yahya pastinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Namanya semakin dikenal ketika ia membawakan sebuah program kuis di stasiun televisi swasta.
Lama tak terlihat di dunia hiburan, Tantowi Yahya ternyata dipercaya menjabat sebagai seorang diplomat setelah diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru. Masa jabatannya dari tahun 2017 sampai dengan 2021, menyisakan kenangan tak terlupakan sepanjang hidupnya.
-
Kapan Yanwar dilantik menjadi perwira TNI? Saat ini, Yanwar sudah menyelesaikan masa pendidikan dan dilantik menjadi seorang TNI dengan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda) di bahu yang tentu membuat sang ayah begitu bangga.
-
Siapa pencipta Tari Jayengrana? Ketika itu penciptanya adalah penari asal Sumedang, Raden Ono Lesmana Kartadikusumah.
-
Kenapa Yanwar ingin menjadi TNI? Yanwar merupakan pria yang memiliki cita-cita sebagai seorang TNI dan berhasil mewujudkan mimpi tersebut.
-
Kapan anggrek Tien ditemukan? Mengutip beberapa sumber, anggrek tien mulanya ditemukan oleh seorang ilmuwan lokal bernama Rusdi E. Nasution bersama J.B Comber pada tahun 1976.
-
Kenapa tawadhu itu penting? Setiap Muslim dianjurkan agar senantiasa merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama.
-
Kenapa tawon prajurit berbahaya? Meskipun terlihat cantik, tawon ini terkenal dengan sengatan yang sangat menyakitkan, sebagaimana terlihat dalam videonya yang menggambarkan pengalaman bersentuhan dengan serangga tersebut.
Ketika di Selandia Baru, banyak kebiasaan sehari-hari yang dipelajarinya sehingga ia bisa membedakan kebiasaan orang Indonesia dengan Selandia Baru.
Berikut ulasan selengkapnya.
Bangga Sebagai Orang Indonesia
Dok - Istimewa
Baru-baru ini, Tantowi Yahya menceritakan pengalamannya selama ia hidup di Selandia Baru. Hal itu di ungkapkan dalam video yang diunggah di kanal Youtube Helmy Yahya.
Ketika ia menjabat sebagai Duta Besar, banyak kebiasaan di Selandia Baru yang dikaguminya. Namun menurutnya ada satu kebiasaan yang tidak bisa dilakukan warga negara di sana.
"Ketika kita di luar negeri meskipun itu konteksnya jalan-jalan, ada ilmu yang kita dapat. Lalu ada pemahaman yang kita dapat dan justru membuat kita bangga sebagai orang Indonesia," kata Tantowi Yahya.
"Salah satunya, Selandia Baru itu semua sempurna, alamnya, rakyatnya, tata kelola pemerintahnya tapi ada satu yang tidak bisa mengalahkan Indonesia," tambahnya.
Multi-tasking
Kebiasaan itu adalah multi-tasking atau melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan.
Ia mengambil contoh kehebatan orang Indonesia dengan menceritakan pekerjaannya menjadi resepsionis hotel di masa lalu.
"Orang Selandia Baru itu tidak bisa multi-tasking. Mereka tidak bisa melakukan lebih dari satu pekerjaan di suatu saat," jelas Tantowi Yahya.
"Kalau di Indonesia, saya dulu pernah jadi resepsionis di Borobudur ada 4 pekerjaan yang bisa saya lakukan di waktu yang sama," imbuhnya.
Marah
Tantowi Yahya pun membuktikan jika orang Selandia Baru akan marah jika mengganggu pekerjaan yang mereka lakukan dengan menyuruh melakukan pekerjaan lain.
"Mereka kalau sudah melakukan pekerjaan terus kita datang kita ganggu (untuk melakukan pekerjaan lain), mereka marah," ucapnya.
"Siapa pun orang Indonesia sudah terbiasa melakukan banyak pekerjaan di waktu yang sama," pungkasnya.