Proses Evakuasi Gading Gajah Purba di Situs Patiayam, Panjangnya Capai 1,5 Meter
Baru-baru ini di Situs Patiayam Kudus, ditemukan fosil gading gajah purba berukuran 1,5 meter. Penemuan ini sekaligus mempertegas Situs Patiayam sebagai pusat ditemukannya fosil-fosil hewan purba.
Pada zaman Pleistosen, tepatnya sekitar 11 juta tahun yang lalu, hiduplah seekor hewan bernama stegodon. Secara sekilas, bentuk hewan ini terlihat mirip gajah. Namun bedanya stegodon memiliki gading yang amat panjang di dekat mulutnya.
Kini setelah jutaan tahun berlalu, hewan itu telah punah. Namun fosilnya tersebar di seluruh dunia. Salah satu tempat penemuan fosil stegodon ada di Situs Patiayam Kudus. Bahkan baru-baru ini, ditemukan fosil gading gajah purba itu tak jauh dari lokasi situs. Panjang gading itu mencapai 1,5 meter.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lantas bagaimana proses evakuasi gading stegodon itu? berikut selengkapnya:
Proses Penyelamatan Fosil
©YouTube/BETA TV
Dilansir dari kanal YouTube Beta TV pada Sabtu (18/12), lokasi penemuan fosil letaknya cukup jauh dari permukiman. Kondisi ini membuat proses evakuasi menjadi sulit.
Hal ini dikarenakan tim evakuasi yang diterjunkan dari Museum Patiayam bersama Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran harus berjalan menuju lokasi dengan menyusuri sungai sejauh 1 km.
“Setelah sampai di lokasi, kami menyelamatkan fosil dengan metode menggunakan zat kimia yang kemudian digabungkan hingga membentuk busa. Nah, busa ini yang akan menahan fosil atau temuan tersebut dalam kondisi yang stabil,” ungkap Iwan Setiawan, Pamong Budaya BPSMP Sangiran.
Tentang Situs Patiayam
©2020 antaranews.com
Selama ini, Situs Patiayam menyimpan banyak fosil binatang purba. Tak hanya stegodon, di sana terdapat pula fosil monyet, banteng, sapi, kerbau, badak, babi, serigala, kura-kura, ikan hiu, dugong, dan binatang lainnya. Tak hanya itu di sana terdapat pula fosil manusia purba Homo erectus beserta artefak lainnya.
Pada zaman dahulu, fosil-fosil itu banyak diperdagangkan sebagai obat-obatan. Oleh karena itu, pada saat penjajahan Belanda, salah satu pengumpul fosil Kopral Anthonie de Winter meminta pada penguasa setempat untuk melarang penduduk mengambil fosil-fosil tersebut.