Ratusan Data Akun Bisnis Hotel di DIY Dipalsukan, Ini Fakta di Baliknya
Kejadian pemalsuan akun bisnis hotel ini terjadi pada banyak hotel di Indonesia
Sebagai kota wisata, bisnis perhotelan begitu menjamur di Yogyakarta. Namun beberapa waktu belakangan bisnis perhotelan di Yogyakarta mengalami masalah. Salah satu masalah yang muncul adalah banyaknya data akun bisnis hotel di Yogyakarta yang ternyata telah dipalsukan.
Kondisi ini dibenarkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta. Atas kasus ini, mereka segera membuat laporan ke Polda DIY.
-
Apa yang membuat Siantar Hotel menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah? Dulunya, hotel ini sempat dijadikan markas tentara Jepang dan Klijk Nederlands-Indisch Leger atau tentara KNIL dari pihak Belanda.
-
Kenapa Hotel Kalitaman dibangun? Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan. Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa.
-
Kapan Hotel Kalitaman dibangun? Bangunan itu dibangun pada tahun 1837 untuk menyambut kedatangan Pangeran Williem Frederik Henderik, putra raja Williem II.
-
Bagaimana KM Kelud disulap menjadi hotel terapung? Sebanyak 2.100 kursi nantinya akan diubah menjadi tempat tidur serta ketambahan kamar tidur sebanyak 500 unit. Dengan jumlah yang banyak, nantinya cukup digunakan sebagai tempat tinggal selama PON berlangsung.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan bahwa dari 120 hotel, penginapan, dan homestay di DIY, baru sekitar 50 hotel yang memberikan data resmi untuk dilaporkan. Berikut selengkapnya:
Data Kontak Resmi Diganti
Deddy mengatakan bahwa sejumlah hotel, penginapan, dan homestay yang mengaku menjadi korban pemalsuan itu tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo. Berdasarkan aduan yang diterima PHRI DIY, data elektronik berupa nomor kontak resmi hotel yang tertera di akun Google Bisnis diganti atau dipalsukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Setelah itu, calon konsumen yang menghubungi nomor itu langsung diminta untuk mentransfer uang untuk biaya reservasi, namun nomor rekening itu tidak sesuai dengan alamat hotel yang dituju.
Pemulihan Akun Bisnis Sulit Dilakukan
Kasus ini diketahui setelah salah seorang calon tamu mengonfirmasi ulang dengan menghubungi nomor telepon utama hotel atau penginapan barcode. Namun menurut Deddy, sampai saat ini ia belum mendengar ada konsumen yang menjadi korban dari pemalsuan nomor telepon dan rekening itu.
Ia menambahkan, saat ini pihak perhotelan masih kesulitan untuk memulihkan data kontak di Google Bisnis yang dipalsukan ke nomor asli. Ia mengeluhkan, saat sudah dibenarkan nomor itu diganti kembali tak selang 30 menit kemudian.
- Dikejar Utang Rp500 Juta, Eko Tak Menyerah & Justru Sukses Bikin Kedai Sop Duren dan Rekrut Puluhan Karyawan
- Ratusan Data Hotel di Yogyakarta Dipalsukan
- Data Ratusan Hotel di Google Bisnis Kena Hack, Begini Respons Google
- Aturan Baru: Pengusaha Kos-kosan di Jakarta Wajib Bayar Pajak Perhotelan, Ini Aturan dan Besarannya
Oleh karena itu ia mengimbau pada calon konsumen untuk mewaspadai pemalsuan nomor kontak itu dengan menghubungi nomor telepon utama hotel atau melalui travel agent saat hendak melakukan pemesanan kamar.
Terjadi di Berbagai Wilayah Indonesia
Pemalsuan data pada akun Google Bisnis menimpa sejumlah hotel pada berbagai daerah di Indonesia. Peretasan ini terjadi di sejumlah daerah seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan sejumlah wilayah lainnya.
Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani mengatakan bahwa manajemen hotel yang menjadi korban pemalsuan data akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai saluran, seperti media sosial dan situs web perusahaan.
Ia menambahkan pihak hotel tidak bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi akibat informasi yang telah diubah di akun Google Bisnis. Ia juga berharap pihak Google dapat segera mengambil tindakan atas pemalsuan data ini untuk mencegah semakin banyak korban yang terkena dampak.
Tanggapan Pihak Google
Melalui platform media X, pihak Google mengaku hingga kini mereka sedang bekerja untuk menangani masalah tersebut. Dalam pernyataan tersebut, Google menyebutkan memang ada masalah teknis yang terjadi sehingga berdampak pada perubahan informasi di sejumlah profil Google Bisnis.
“Kebijakan kami dengan jelas menyatakan bahwa ulusan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya. Kami bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan,” tulis Google dalam platform X pada Selasa (13/8).