Sejarah Kali Pepe Solo, Jalur Perdagangan Penting di Era Kerajaan
Dulu Kali Pepe digunakan sebagai jalur perahu yang akan menyalurkan komoditas ke pusat perekonomian Kota Solo.
Dulu Kali Pepe digunakan sebagai jalur perahu yang akan menyalurkan komoditas ke pusat perekonomian Kota Solo.
Sejarah Kali Pepe Solo, Jalur Perdagangan Penting di Era Kerajaan
Kali Pepe merupakan sebuah sungai yang mengalir di tengah-tengah pusat Kota Solo. Sungai ini merupakan anak sungai Bengawan Solo. Pada masanya, keberadaan Kali Pepe sangat vital, terutama sebagai jalur transportasi air untuk mengirim barang dagangan.
-
Apa saja yang menjadi ciri khas wisata Solo? Kota dengan julukan kota budaya ini menyimpan segudang panorama dan pesona alam yang menakjubkan. Wisata Solo memang sangatlah banyak. Namun ada beberapa yang memang menjadi ikon dan dijamin instagramable.
-
Apa saja contoh kerajinan tangan khas Solo yang bisa diburu wisatawan? Banyak Pilihan Ada banyak kerajinan tangan khas Solo, di antaranya ukiran miniatur patung, candi, keris, dan masih banyak lagi. Cinderamata ini bisa ditemui di pasar-pasar tradisional maupun toko suvenir. Kerajinan-kerajinan tangan ini terbuat dari berbagai macam bahan seperti tanah liat, kayu, hingga kain perca.
-
Kenapa Solo menjadi tujuan wisata favorit? Solo terkenal dengan nuansa budaya Jawa yang kental. Hal itulah yang menjadikan kota ini sebagai tujuan destinasi wisata favorit wisatawan lokal hingga mancanegara.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Di mana lokasi wisata Kali Talang berada? Lokasi Kali Talang terletak di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dikutip dari Surakarta.go.id, Kali Pepe pernah menjadi jalur transportasi air yang cukup penting pada abad ke-16. Pengaruh Kerajaan Pajang yang pusatnya tak jauh dari Kota Solo masih cukup kuat. Kali Pepe sering digunakan untuk lalu lintas perdagangan Kerajaan Pajang menuju Sungai Bengawan Solo
Kapal-kapal besar Kerajaan Majapahit kerap berlabuh di Sungai Bengawan Solo. Untuk bisa mengirimkan barang dagangan sampai ke pusat kerajaan, mereka harus menyusuri Kali Pepe melalui perahu barang yang ukurannya lebih kecil.
Kali Pepe merupakan jalur penting yang menjadi penghubung Bandar Beton, Semanggi, dan Pasar Gede.
Dilansir dari Liputan6.com, terdapat bandar di kawasan Kali Pepe, tepatnya di Kampung Sudiroprajan. Bandar itu dikenal dengan nama Bandar Pecinan. Bandar Pecinan banyak melibatkan warga etnis Tionghoa di kawasan Pasar Gede. Perahu-perahu kecil berlayar menyusuri Kali Pepe dari kapal besar di Sungai Bengawan Solo menuju lokasi bandar tersebut.
Pada era kejayaan Keraton Surakarta Hadiningrat, Kali Pepe menjadi jalur transportasi yang vital. Berbagai komoditas diangkut menuju pusat kerajaan dari berbagai daerah di Nusantara. Saat itu, kapal-kapal dagang membawa hasil bumi seperti garam, ikan, dan kain untuk diturunkan pada sungai-sungai yang banyak terdapat di Solo. Selain itu, VOC Belanda juga punya kepentingan dagang sendiri terkait keberadaan sungai itu. Oleh karena itu, jalur-jalur sungai yang melintasi Solo dijamin keamanannya oleh VOC. Perahu-perahu dagang milik mereka banyak lalu lalang melintasi jalur transportasi air Kali Pepe.Saat ini, Kali Pepe menjadi aliran sungai yang cukup vital untuk mengendalikan banjir. Pemkot Surakarta secara rutin melakukan normalisasi akibat sedimentasi yang terjadi di Kali Pepe, termasuk melakukan pembenahan di sepanjang parepet (dinding) sungai.
Bahkan pada beberapa titik, parapet sungai sudah dihias oleh berbagai gambar warna-warni. Salah satu titik berada di kawasan Pasar Gede Hardjonagoro.
Kini kawasan tersebut dikembangkan menjadi wisata susur sungai. Pemanfaatan Kali Pepe sebagai sarana wisata juga dilakukan saat acara Grebeg Sudiro yang berdekatan dengan acara imlek. Saat ini, masih banyak warga etnis Tionghoa Solo yang tinggal di sepanjang aliran Kali Pepe, terutama di kawasan Pasar Gede.