Sejumlah Pasar Tetap Buka saat Hari 'Jateng di Rumah Saja', Ini Kata Ganjar Pranowo
Gerakan “Jateng di Rumah Saja” akan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021. Pada tanggal itu, rencananya semua tempat-tempat umum akan ditutup dan masyarakat diimbau untuk selalu berada di rumah. Namun ada pemimpin daerah yang keberatan menaati ketentuan itu.
Gerakan “Jateng di Rumah Saja” akan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021. Pada tanggal itu, rencananya semua tempat-tempat umum seperti pasar, mall, tempat wisata, rumah makan, dan tempat-tempat lainnya akan ditutup. Masyarakat Jateng diimbau untuk terus berada di rumah sambil melakukan kegiatan bersih-bersih selama tanggal tersebut.
Kendati demikian, sejumlah pejabat pemerintah tingkat kabupaten mengaku tak bersedia mengikuti seluruh ketentuan itu. Terutama soal penutupan pasar-pasar pada tanggal tersebut. Salah satunya adalah Kabupaten Banyumas.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Walaupun gerakan itu bermanfaat dalam memutus penyebaran COVID-19, namun ekonomi jangan sampai tidak bergerak sama sekali. Terutama di level orang-orang kecil,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
Lalu bagaimana tanggapan Gubernur Ganjar Pranowo terhadap reaksi para pemimpin daerah akan kebijakan yang ia buat itu? Berikut selengkapnya:
Beri Kewenangan Pada Bupati dan Wali Kota
©2021 Merdeka.com
Terkait kebijakan yang dibuatnya, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dia akan memberi kewenangan itu pada bupati dan walikota daerah masing-masing. Hal ini dikarenakan ada dari mereka yang memilih menutup secara keseluruhan dan ada pula yang memilih untuk membatasi. Tapi Ganjar mewanti-wanti bagi mereka yang tetap memilih untuk membuka beberapa fasilitas umum agar protokol kesehatannya diatur dengan baik.
“Itu karena di surat edaran kebijakan ini ada kearifan lokal. Jadi tidak hanya arif dalam membuat kebijakannya, tapi juga arif melihat daerahnya. Jika daerahnya hijau, ya monggo. Datanya harus disampaikan. Kawan-kawan bupati/walikota saya berikan kewenangan untuk mengatur itu,” kata Ganjar dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (4/2).
Momen Untuk Mengatur Pasar
©Twitter/Amalina Luthfia
Ganjar Pranowo mengatakan, pembatasan kegiatan di tempat umum dengan gerakan “Jateng di Rumah Saja” sebenarnya menjadi momen yang bagus untuk melakukan penataan pada pasar. Hal ini dikarenakan, selama ini pasar, pedagang kaki lima, dan beberapa tempat umum lainnya memang sulit diatur.
“Problemnya kan hari ini sulit diatur. Masih banyak yang nongkrong, warungnya sempit, tidak berjarak, dan sebagainya. Makanya pengalaman Pasar Salatiga dulu bagus, tapi tidak berlangsung,” kata Ganjar Pranowo.