Stasiun Purwokerto Siap Sambut 'New Normal', Ini Protokol yang Diterapkan
Pedoman protokol kesehatan telah disiapkan Stasiun Purwokerto guna menyambut era 'New Normal'. Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan pedoman protokol guna menyambut normal baru disiapkan untuk melindungi pegawai dan pelanggan kereta api dari kemungkinan terpapar Virus Corona.
Sejumlah daerah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut era 'New Normal'. Pada era tersebut, tempat-tempat umum, sekolah dan perkantoran mulai dibuka dan kehidupan akan berangsur normal kembali. Namun pelaksanaannya harus diikuti dengan sejumlah protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Corona. Protokol kesehatan itulah yang tengah dipersiapkan Stasiun Purwokerto guna menyambut 'New Normal'.
Dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu (30/5), Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan pedoman protokol guna menyambut normal baru disiapkan untuk melindungi pegawai dan pelanggan kereta api dari kemungkinan terpapar Virus Corona. Selain itu, pedoman itu dibuat sebagai bentuk pelayanan PT KAI kepada para pelanggannya. Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Menunggu Arahan Pemerintah
©2020 liputan6.com
Supriyanto menjelaskan, pedoman itu dibuat berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri guna Mendukung Keberlangsungan Usaha pada situasi pandemi. Namun dalam penerapannya, pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah.
“Pedoman tersebut akan diaplikasikan ketika kereta api jarak jauh reguler kembali beroperasi. Saat ini, KAI masih menunggu arahan dari Kementerian Perhubungan dan terus memperhatikan perkembangan penerapan PSBB di berbagai daerah,” ujar Supriyanto dikutip dari ANTARA pada Sabtu (30/5).
Pemesanan Hanya Dilakukan Secara Online
Dalam pedoman tersebut, pemesanan tiket hanya dapat dilakukan secara online. Pemesanan di loket stasiun hanya akan dilayani untuk pembelian 'go show' atau tiga jam sebelum keberangkatan.
Selain itu, para penumpang yang hendak memasuki area stasiun diwajibkan untuk mengenakan masker dan bersuhu tubuh kurang dari 27,3 derajat Celcius.
“Petugas kami akan memeriksa suhu tubuh masyarakat yang hendak memasuki area stasiun,” ujar Supriyanto dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu (30/5).
Siapkan Face Shield dan Gerbong Isolasi
©2020 liputan6.com
Selain tetap menggunakan masker, nantinya pihak PT KAI menyediakan face shield yang wajib digunakan penumpang selama perjalanan. Ditambah itu, akan ada pengecekan suhu tubuh penumpang selama tiga jam sekali. Jika ada penumpang yang melebihi suhu 37,3 derajat Celcius dan mengalami gejala COVID-19, maka penumpang tersebut akan dipindahkan ke gerbong isolasi yang sudah disediakan di kereta.
Dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu (30/5), apabila nantinya penumpang tersebut perlu penanganan segera, petugas kereta api akan menghubungi dokter atau petugas kesehatan yang berada di stasiun terdekat.
Membersihkan Fasilitas Stasiun Secara Intensif
Guna semakin mencegah adanya penyebaran, pihak stasiun juga akan membersihkan fasilitas di kereta dan stasiun secara intensif. Petugas secara rutin akan membersihkan objek-objek yang sering terpegang tangan selama 30 menit sekali secara bergantian untuk menjamin kebersihan selama perjalanan.
“Kami juga akan tetap membersihkan kereta dan fasilitas stasiun secara intensif dengan menggunakan bahan pembersih yang mengandung disinfektan, termasuk menyediakan fasilitas pembersih tangan seperti wastafel dan hand sanitizer di tempat-tempat yang mudah dijangkau penumpang,” jelas Supriyanto dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (30/5).