Sudah Dilatih Disiplin sejak Dini, Ini Cerita Masa Kecil Jenderal Soedirman
Sebelum menjadi tokoh besar, Soedirman memang sudah dilatih disiplin sejak kecil. Saat itu, ia telah diangkat sebagai anak oleh R. Cokrosunaryo, seorang Asisten Camat di Purbalingga. Oleh Cokrosunaryo, Soedirman dididik menjadi pribadi yang disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Jenderal Besar Soedirman merupakan salah satu pahlawan Indonesia paling dikenal. Dia menjadi sosok kunci di balik keberhasilan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin menjajah kembali setelah momen proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sebelum menjadi tokoh besar, Soedirman memang sudah dilatih disiplin sejak kecil. Lahir dari pasangan Karsid Kartowiradji dan Siyem pada tahun 1916, kehidupan masa kecil Soedirman cukup sederhana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Saat itu, ia telah diangkat sebagai anak oleh R. Cokrosunaryo, Asisten Camat di Purbalingga, Jawa Tengah yang saat itu menikah dengan bibi Soedirman, Turi. Oleh Cokrosunaryo, Soedirman dididik menjadi pribadi yang disiplin, yang kelak mengantarkannya menjadi salah seorang tokoh besar dalam sejarah Indonesia.
Berikut ulasan selengkapnya:
Dilatih Disiplin Sejak Dini
©Jogjaprov.go.id
Dilansir dari Jogjaprov.go.id, Cokrosunaryo mendidik Soedirman kecil dengan penuh kedisiplinan. Ia mengajari Soedirman bagaimana menepati waktu dan menggunakan uang jajan dengan sebaik-baiknya.
Ia pula yang mengajari Soedirman bagaimana caranya membagi waktu antara belajar, bermain, dan mengaji. Sementara itu sang bibi, Turi, mengajari Soedirman soal sopan santun.
Pada waktu itu, Soedirman merupakan anak yang patuh serta baik pada orang tua kandung maupun orang tua angkatnya. Petuah-petuah dari orang tuanya itu menjadikan Soedirman sebagai sosok yang disiplin. Ia pun menjadi orang yang taat menjalankan perintah agama, berlaku adil dan jujur, serta sabar dan menerima.
Anak yang Biasa-Biasa Saja
©Jogjaprov.go.id
Pada suatu sore setelah Maghrib, R Cokrosunaryo membawa Soedirman yang berusia 7 tahun ke rumah Meneer Sumoyo. Dia merupakan tokoh Budi Utomo yang mendirikan perguruan Pramo Wiroro.
Berkat bantuan dan nasihatnya, Soedirman dapat mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche School (HIS) yang setingkat Sekolah Dasar Cilacap. Selama mengenyam pendidikan di HIS, Soedirman termasuk anak biasa dan tidak menonjol. Sekolahnya berjalan lancar dari kelas 1-5 SD. Namun saat kelas 6 SD, ia merasa kurang betah dan ingin pindah ke Pramo Wiroro. Keinginan itu ditolak orang tuanya.
Belajar Agama
©Jogjaprov.go.id
Setelah lulus SD, Soedirman melanjutkan sekolah ke sekolah Taman Siswa. Pada saat itu memang banyak anak-anak yang tertarik bersekolah di Taman Siswa karena pada hari libur mereka akan diajak berjalan-jalan keliling kota pada sore hari.
Sayangnya tak sampai setahun di sekolah itu, Taman Siswa dibubarkan. Ia pun akhirnya masuk ke sekolah Wiworotomo yang merupakan perubahan nama dari Pramo Wiroro.
Di samping wejangan dari orang tua dan pengetahuannya selama mengenyam pendidikan sekolah, Soedirman belajar agama tiap sore hari. Ilmu agama itu ia peroleh dari sebuah surau yang tidak jauh dari rumah. Dasar bekal hidup itulah yang kemudian membentuk kepribadiannya.
(mdk/shr)