Tak Hanya Banjir dan Longsor, BMKG Ingatkan Warga Jateng Waspadai Bencana Ini
Menurut Kepala Kelompok Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, bencana yang terjadi disebabkan oleh fenomena La Nina Moderat sejak Oktober 2020. Fenomena itu menyebabkan curah hujan mengalami peningkatan hingga 100 persen di wilayah itu.
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa tempat di Jawa Tengah membuat ribuan orang harus mengungsi. Di Kebumen misalnya, bencana banjir merendam setidaknya 45 desa di 14 kecamatan.
Di kabupaten itu pula dilaporkan bencana tanah longsor tersebar di 31 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Bencana tersebut menyebabkan 1 orang meninggal dunia karena hanyut terbawa arus banjir.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Menurut Kepala Kelompok Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, bencana yang terjadi disebabkan oleh fenomena La Nina Moderat sejak Oktober 2020. Fenomena itu menyebabkan curah hujan mengalami peningkatan hingga 100 persen di wilayah itu.
Namun pada kenyataannya curah hujan yang tinggi itu tak hanya akan menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Ada bahaya lain yang harus diwaspadai. Berikut selengkapnya:
Suhu Air Laut Masih Hangat
lawnstarter.com
Analis cuaca BMKG Tunggul Wulung Rendi Krisnawan mengatakan untuk saat ini, kondisi air laut yang hangat mengakibatkan penguapan sehingga terbentuklah awan yang menyebabkan hujan cukup besar. Selain itu, ada daerah pertemuan angin atau daerah konvergensi di atas wilayah Jawa sehingga proses pembentukan awan di daerah tersebut cukup tinggi. Dia memperkirakan kondisi seperti itu akan bertahan hingga awal tahun 2021 nanti.
"Sementara untuk fenomena global seperti MJO (Madden Julian Oscillation) maupun gelombang Rossby saat ini tidak aktif untuk wilayah Indonesia, sedangkan La Nina masih bertahan hingga awal tahun 2021 nanti," kata Rendi dikutip dari ANTARA pada Rabu (11/11).
Waspada Puting Beliung
©2019 Istimewa
Terkait hal tersebut, Rendi memperkirakan curah hujan tinggi yang terjadi ke depan tidak akan seekstrem akhir Oktober yang dipengaruhi fenomena global termasuk La Nina Moderat.
Namun, dia memperingatkan pada masyarakat khususnya yang berada di wilayah Jateng dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya kemungkinan hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung dan juga petir.
"Kalau saat ini, hujannya cenderung akibat penguapan namun perlu diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung. Kecenderungannya pada pagi hari terlihat cerah dan sore harinya terbentuk awan-awan hujan termasuk awan Cumulonimbus yang bisa mengakibatkan terjadinya angin puting beliung," kata Rendi dikutip ANTARA.