Terdengar Suara Guguran, Begini Kabar Terbaru Gunung Merapi
Suara guguran terdengar satu kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan pada Jumat (4/12/2020) mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB. Ini 3 kabar terbaru Gunung Merapi.
Suara guguran terdengar satu kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan pada Jumat (4/12/2020) mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB. Sebagaimana disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu (5/12), menerangkan suara guguran gunung api aktif itu terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Magelang, Jawa Tengah.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
Sisa Erupsi Terdahulu
©2020 Merdeka.com
Hanik menjelaskan, suara guguran yang kerap terdengar itu merupakan guguran material lama atau lava sisa erupsi Gunung Merapi yang terjadi sebelumnya.
Dikutip dari Antara (5/12), pada periode tersebut, BPPTKG mencatat 32 kali gempa guguran, 39 kali gempa vulkanik dangkal, 315 kali gempa fase banyak, serta 27 gempa hembusan.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi memiliki intensitas tebal dengan ketinggian 175 meter di atas puncak.
Selanjutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan memiliki rata-rata 11 cm per hari.
Tetap Berstatus Waspada
©Reuters
Sampai berita ini ditulis, status Gunung Merapi tetap pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi gunung yang terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III pun tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara. Selain itu, BPPTKG meminta para pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah diminta mempersiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi bencana sebagai antisipasi erupsi Gunung Merapi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.