UMKM Temanggung Kirim Produk Pewarna Alam ke Luar Negeri, Permintaan Hingga 1 Ton
UMKM Shibiru, asal Desa Gandu Wetan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, berhasil mengirim produk pewarna alami dari tanaman “strobilanthes cusia” ke berbagai negara. Bahkan permintaan pengiriman itu jumlahnya hingga mencapai 1 ton lebih.
Sempat lesu akibat pandemi COVID-19, kini perekonomian negara kembali bergeliat. Penjualan meningkat, kegiatan impor ekspor kembali dilakukan.
Peningkatkan ini berlaku juga pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Temanggung yang memproduksi pewarna alam.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
UMKM Shibiru, asal Desa Gandu Wetan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, berhasil mengirim produk pewarna alami dari tanaman “strobilanthes cusia” ke berbagai negara. Bahkan permintaan pengiriman itu, jumlahnya hingga mencapai 1 ton lebih.
Permintaan hingga 1 Ton
©Instagram/@shibirufat
Pemilik Shibiru, Fatah Syaifur Rochman mengatakan, setelah COVID-19 melanda akhir-akhir ini, beberapa negara seperti Jepang dan Malaysia mulai meminta lagi pengiriman pewarna alam dari Shibiru.
“Kalau sebelum COVID-19 beberapa negara yang berminat membeli pewarna alam dari Shibiru berasal dari Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan Amerika Serikat. Selama COVID-19 hampir semua permintaan terhenti dan dalam sebulan terakhir sudah ada permintaan dari Jepang dan Malaysia,” kata Fatah dikutip dari ANTARA pada Rabu (30/11).
Ia menambahkan, sebelum COVID-19, permintaan dari Jepang rata-rata 500 kilogram dan dari Malaysia 200-250 kilogram per bulan. Setelah COVID-19 mereda, bulan lalu Jepang minta dikirim sebanyak 1,3 ton dan dari Malaysia minta dikirim 300 kilogram.
Pemesanan Dalam Negeri
©Instagram/@shibirufat
Selain dari luar negeri, Fatah juga kebanjiran pesanan dari dalam negeri. Ia mengatakan hampir semua kota yang ada pembatiknya memesan pewarna alami dari Shibiru.
“Sekarang sekitar 600an kilogram per bulan permintaan dari dalam negeri. Paling banyak dari Bandung, Jakarta, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Palembang,” kata Fatah.
Menurutnya, akhir-akhir ini permintaan juga datang dari Labuhan Bajo, Flores, Lombok, Tapanuli, dan Toraja. Dalam sebulan, Fatah mengaku UMKM-nya bisa memproduksi pewarna alam sebesar 750 kilogram hingga 1 ton dalam bentuk pasta.
Potensi Temanggung
©Instagram/@shibirufat
Sebelumnya, Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo mengunjungi UMKM Shibiru. Menurutnya, warna biru yang diproduksi UMKM itu memiliki ciri khas yang unik.
“Selain dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, Shibiru kini juga menjajal pasar ekspor ke luar negeri. Ini merupakan potensi luar biasa UMKM Kabupaten Temanggung yang perlu terus didorong untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Heri dikutip dari ANTARA.