28 Agustus 1828: Kelahiran Leo Tolstoy, Sastrawan Legendaris Dunia Asal Rusia
Kaya sastra klasik Leo Tolstoy masih digandrungi dan dipelajari hingga saat ini.
Kaya sastra klasik Leo Tolstoy masih digandrungi dan dipelajari hingga saat ini.
28 Agustus 1828: Kelahiran Leo Tolstoy, Sastrawan Legendaris Dunia Asal Rusia
Leo Tolstoy, yang bernama lengkap Lev Nikolayevich, Graf (count) Tolstoy, lahir pada 28 Agustus 1828 di Yasnaya Polyana, provinsi Tula, Kekaisaran Rusia. Tolstoy adalah seorang penulis, ahli fiksi realistis, dan salah satu novelis terhebat di dunia yang berasal dari Rusia. Ia menerima nominasi Hadiah Nobel Sastra setiap tahun dari 1902 hingga 1906 dan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1901, 1902, dan 1909.
Tolstoy terkenal melalui dua karyanya yang berjudul War and Peace (1865–69) dan Anna Karenina (1875–77).Dua tulisan ini dianggap sebagai salah satu novel terbaik yang pernah ditulis. War and Peace khususnya mendefinisikan konsep ini bagi banyak pembaca dan kritikus.
Di antara karya pendek Tolstoy, The Death of Ivan Ilyich (1886) adalah yang seringkali digolongkan sebagai contoh novel terbaik. Terutama selama tiga dekade terakhirnya, Tolstoy juga mencapai ketenaran sebagai guru moral dan agama.
Doktrinnya tentang tidak melawan kejahatan mempunyai pengaruh penting pada Gandhi. Meskipun ide-ide religius Tolstoy tidak lagi dihormati seperti dulu, minat terhadap kehidupan dan kepribadiannya tetap meningkat selama bertahun-tahun.
Awal Kehidupan Leo Tolstoy
Leo Tolstoy lahir di estat keluarga Yasnaya Polyana pada 28 Agustus 1828, di salah satu Provinsi Rusia bernama Tula.Leo adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ibunya meninggal dunia ketika Leo baru berusia sekitar dua tahun. Sejak saat itu, sepupu pertama ayahnya, Tatyana Ergolsky, bertanggung jawab atas Leo dan saudara-saudaranya.
Pada tahun 1837 ayah Tolstoy juga meninggal dunia dan setelahnya seorang bibi bernama Alexandra Saken menjadi wali sah mereka.
Komitmennya yang kuat memberikan dampak awal yang penting bagi Leo Tolstoy. Ketika bibinya tersebut meninggal pada akhir tahun 1840, Leo dan saudara-saudaranya dibawa ke Kazan, Rusia, ke Pelageya Yushkov, ke tempat saudara perempuan ayah mereka yang lain.
Tolstoy kemudian meninggalkan universitas di tengah masa studinya, kembali ke Yasnaya Polyana dan kemudian menghabiskan banyak waktu di Moskow, Tula, dan Saint Petersburg, menjalani gaya hidup yang santai.
Ia pun mulai menulis pada periode ini, termasuk novel pertamanya yang berjudul Childhood, sebuah kisah fiktif tentang masa mudanya yang diterbitkan pada tahun 1852. Pada tahun 1851, setelah terlilit utang judi yang besar, ia pergi bersama kakak laki-lakinya ke Kaukasus dan bergabung dengan tentara.
Kehidupan Militer
Selama perang ia mendapat pengakuan atas keberaniannya dan dipromosikan menjadi letnan. Ia terkejut dengan banyaknya kematian akibat peperangan, dan meninggalkan militer setelah berakhirnya Perang Krimea.
Pengalamannya di ketentaraan, dan dua perjalanan keliling Eropa pada tahun 1857 dan 1860–1861 mengubah Tolstoy dari seorang penulis masyarakat yang tidak bermoral dan ber-privilege menjadi seorang anarkis non-kekerasan dan spiritual. Tokoh-tokoh yang juga menjadi demikian adalah Alexander Herzen, Mikhail Bakunin dan Peter Kropotkin.
Masa-Masa Pencerahan
"Sebenarnya Negara adalah konspirasi yang dirancang tidak hanya untuk mengeksploitasi, tetapi terutama untuk merusak warganya... Mulai saat ini, saya tidak akan pernah mengabdi pada pemerintah mana pun di mana pun."
Konsep nir-kekerasan atau ahimsa yang dikemukakan Tolstoy diperkuat ketika ia membaca Tirukkural versi Jerman. Dia kemudian menanamkan konsep tersebut pada Mahatma Gandhi melalui "Surat untuk Seorang Hindu" ketika Gandhi muda berkorespondensi dengannya untuk meminta nasihatnya. Perjalanannya ke Eropa pada tahun 1860–61 membentuk perkembangan politik dan sastranya ketika ia bertemu Victor Hugo.
Tolstoy membaca Les Misérables karya Hugo yang baru selesai. Kebangkitan adegan pertempuran yang serupa dalam novel Hugo dan War and Peace karya Tolstoy menunjukkan pengaruh ini.
Filsafat politik Tolstoy juga dipengaruhi oleh kunjungan ke anarkis Prancis Pierre-Joseph Proudhon pada bulan Maret 1861, yang kemudian tinggal di pengasingan dengan nama samaran di Brussel.
Tolstoy mengulas terbitan Proudhon, La Guerre et la Paix ("Perang dan Damai" dalam bahasa Prancis), dan kemudian menggunakan judul tersebut untuk mahakaryanya.
“Jika saya menceritakan percakapan dengan Proudhon ini, ini untuk menunjukkan bahwa, dalam pengalaman pribadi saya, dialah satu-satunya orang yang memahami pentingnya pendidikan dan mesin cetak di zaman kita."
Didorong oleh antusiasme, Tolstoy kembali ke Yasnaya Polyana dan mendirikan 13 sekolah untuk anak-anak petani Rusia, yang baru saja dibebaskan dari perbudakan pada tahun 1861. Tolstoy menggambarkan prinsip-prinsip sekolah tersebut dalam esainya tahun 1862, "Sekolah di Yasnaya Polyana". Meski eksperimen pendidikannya berumur pendek, sekolah ini diklaim sebagai contoh pertama teori pendidikan demokratis yang koheren.
Novel dan Karya Fiksinya
Karya-karya awal Tolstoy, yaitu novel otobiografi Childhood, Boyhood, and Youth (1852–1856), menceritakan tentang putra seorang tuan tanah yang kaya dan lambatnya kesadarannya akan jurang pemisah antara dirinya dan para petaninya.
Tolstoy menjabat sebagai letnan dua di resimen artileri selama Perang Krimea, diceritakan dalam Sketsa Sevastopol miliknya. Pengalamannya dalam pertempuran membantu membangkitkan pasifisme berikutnya dan memberinya bahan untuk penggambaran realistis kengerian perang dalam karyanya selanjutnya.
Fiksinya secara konsisten berupaya menyampaikan secara realistis masyarakat Rusia di mana ia tinggal.
The Cossacks (1863) menggambarkan kehidupan dan masyarakat Cossack melalui kisah seorang bangsawan Rusia yang jatuh cinta dengan seorang gadis Cossack.
Anna Karenina (1877) menceritakan kisah paralel tentang seorang wanita pezinah yang terjebak oleh konvensi dan kepalsuan masyarakat dan tentang seorang pemilik tanah yang filosofis (seperti Tolstoy), yang bekerja bersama para petani di ladang dan berupaya mereformasi kehidupan mereka.
Setelah Anna Karenina, Tolstoy berkonsentrasi pada tema-tema Kristen, dan novel-novel berikutnya seperti The Death of Ivan Ilyich (1886) dan What Is to Be Done? mengembangkan filsafat Kristen anarko-pasifis radikal yang menyebabkan dia dikucilkan dari Gereja Ortodoks Rusia pada tahun 1901.
Setelah berpindah agama, Tolstoy menolak sebagian besar budaya Barat modern. Dalam novelnya yang berjudul Resurrection, Tolstoy berupaya mengungkap ketidakadilan hukum buatan manusia dan kemunafikan gereja yang dilembagakan. Tolstoy juga mengeksplorasi dan menjelaskan filosofi ekonomi Georgisme, yang sangat ia dukung menjelang akhir hidupnya.
Tolstoy juga mencoba menulis puisi, beberapa lagu tentara yang ditulis selama dinas militernya, dan dongeng dalam syair seperti Volga-bogatyr dan Oaf yang dijadikan lagu rakyat nasional. Mereka ditulis antara tahun 1871 dan 1874 untuk Buku Bacaan Rusia, kumpulan cerita pendek dalam empat volume (total 629 cerita dalam berbagai genre) yang diterbitkan bersama dengan buku teks Azbuka Baru dan ditujukan kepada anak-anak sekolah.