31 Juli 1992: Pesawat Thai Airways 311 Tabrak Gunung di Nepal, Tewaskan 113 Orang
Kecelakaan mengerikan ini menjadi salah satu tragedi terbesar di dunia penerbangan.
Kecelakaan mengerikan ini menjadi salah satu tragedi terbesar di dunia penerbangan.
31 Juli 1992: Pesawat Thai Airways 311 Tabrak Gunung di Nepal, Tewaskan 113 Orang
Sebuah kecelakaan pesawat tragis terjadi pada 31 Juli 1992, tepat hari ini, 31 tahun yang lalu. Kecelakaan tersebut dialami oleh pesawat Penerbangan Internasional Thai Airways 311 (TG311/HA311) yang tengah melakukan penerbangan dari Bangkok, Bandara Internasional Don Mueang Thailand ke Kathmandu, Bandara Internasional Tribhuvan Nepal. Pesawat ini menabrak lereng gunung Kathmandu, Nepal. Sebanyak 113 orang tewas akibat tragedi ini.
Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal, dan 14 orang dari Eropa. Penumpang lainnya diketahui berasal dari Israel, Australia, New Zealand, Canada and Finland, mengutip Liputan 6.
Berikut kisah selengkapnya.
-
Apa saja pasukan yang terlibat dalam Gerakan 30 September? Dalam buku Dalih Pembunuhan Massal yang ditulis John Roosa, pasukan pendukung G30S terdiri dari:1. Satu kompi minus dari Batalyon I Tjakrabirawa, atau sekitar 60 orang. Daftar Pasukan Lainnya: 2. Dua Peleton dari Brigade Infanteri Djaja Sakti, Atau Sekitar 60 Orang. Anak buah Kolonel Latief.Pasukan ini menjadi inti pasukan penculik yang dinamakan Pasopati.3. Lima kompi Yon 530 dari Jawa Timur atau 500 orang 4. Lima kompi Yon 454 dari Jawa Tengah, sekitar 500 orang.Pasukan ini dinamakan Bimasakti dan ditempatkan di Lapangan Monas. 5. Satu Batalyon dan Pasukan Pembela Pangkalan sekitar 1.000 orang, anak buah Mayor Soejono.6. Satuan lain dan perseorangan sekitar 50 orang.
-
Apa tujuan utama dari Gerakan 30 September? Gerakan 30 September rupanya sudah menguasai RRI. Di bawah todongan senjata, mereka memaksa penyiar membacakan berita tersebut. Isi siaran radio itu, Komandan Batalyon Tjakrabirawa Letkol Untung menyelamatkan Presiden Soekarno dari kudeta Dewan Jenderal.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru pada tanggal 31 Desember 2023? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi di Bekasi pada Kamis (30/11) ? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa yang diperingati pada tanggal 23 Juli? Untuk meningkatkan kesadaran, dibentuk peringatan khusus, yaitu Hari Sjogren Sedunia setiap tanggal 23 Juli.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas Gerakan 30 September? Aidit dicap orang paling bertanggung jawab dalam G30S/PKI.
Sejarah Pesawat Thai Airways International Flight 311
Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987.
Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines. Airbus A310 yang menjadi cikal bakal Thai Airlines ini pun secara resmi memasuki layanan penerbangan bersama Canadian Airlines mulai 15 Januari 1990 (dengan registrasi yang sama).
Tak lama kemudian, pesawat Airbus A310 dijual ke Thai Airways International.
Pengiriman Thai Airways International diterima pada 9 Mei 1990 dan didaftarkan ulang sebagai HS-TID. Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turbofan General Electric CF6-80C2A2. Pada saat kejatuhan dan kehancurannya pada tanggal 31 Juli 1992, pesawat ini telah beroperasi secara komersial selama kurang dari lima tahun.
Kecelakaan pada 31 Juli 2023
Penerbangan 311 berangkat dari Bangkok pukul 10.30 waktu setempat. Pesawat itu dijadwalkan tiba di Kathmandu pada pukul 12:55 Waktu Standar Nepal.
Setelah menyeberang ke wilayah udara Nepal, pilot menghubungi kontrol lalu lintas udara (ATC) dan diizinkan untuk pendekatan instrumen dari selatan yang disebut "pendekatan melingkari Sierra VOR" untuk Runway 20. ATC Nepal pada saat itu tidak dilengkapi dengan radar.
Tak lama setelah melaporkan perbaikan Sierra 10 kilometer (6,2 mi; 5,4 nmi) di selatan VOR Kathmandu, pesawat menelepon ATC meminta pengalihan ke Calcutta, India, karena "masalah teknis". Sebelum ATC dapat menjawab, penerbangan membatalkan transmisi sebelumnya. Penerbangan tersebut kemudian diizinkan untuk pendekatan langsung ke Sierra ke Landasan Pacu 02 dan disuruh melapor meninggalkan ketinggian 9.500 kaki (2.896 m). Kapten berkali-kali menanyakan angin dan jarak pandang di bandara, tetapi ATC hanya memberi tahunya bahwa Runway 02 tersedia.
Tabrak Lereng Gunung di Kathmandu, Nepal
ATC dan pilot ditengarai mengalami miskomunikasi yang sebagian dikarenakan oleh masalah bahasa dan kurangnya pengalaman pengawas lalu lintas udara, mengenai ketinggian dan jarak Penerbangan 311 dari bandara.
Dalam situasi yang genting, kapten pilot terus menanyakan jalur alternatif yang bisa dilalui tetapi pada akhirnya pesawat hilang kontak.
- Gara-Gara Ada Penumpang Mencret, Pesawat Ini Terpaksa Mendarat Darurat Setelah Terbang Dua Jam
- Sopir TransJakarta Ngamuk ke Puluhan Pemotor Lawan Arah di Busway: Sampai Malam Saya Tungguin!
- Bersepeda dari Malang ke Jakarta, Ini Perjuangan Pak Midun untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
- Antisipasi El Nino, Kemendag Bakal Cari Cadangan Beras dari Thailand
Beberapa detik sebelum tumbukan, sistem peringatan kedekatan darat (GPWS) diaktifkan dan membunyikan alarm yang memperingatkan awak akan tabrakan yang akan segera terjadi dengan pegunungan. Perwira Pertama Boonyayej memperingatkan Kapten Suttimai dan mendesaknya untuk membalikkan pesawat, tetapi mungkin karena frustrasinya dengan komunikasi dengan ATC, Suttimai secara keliru menyatakan bahwa GPWS hanya memberikan laporan palsu. Pesawat pun menabrak permukaan batu yang curam di daerah terpencil Taman Nasional Langtang pada ketinggian 11.500 kaki (3.505 m).
Tewaskan 113 Orang
Kecelakaan mengerikan ini menewaskan seluruh 113 orang di dalamnya.
Pesawat dipiloti oleh Kapten Preeda Suttimai (41), yang memiliki 13.200 jam terbang termasuk 4.400 di A310 dan 1.700 jam sebagai Pilot In Command dan First Officer Phunthat Boonyayej (52), yang memiliki 14.600 jam terbang termasuk 4.200 pada A310, dengan awak kabin 12 pramugari dan 99 penumpang.
Thai Airways memensiunkan nomor penerbangan 311 setelah kecelakaan tersebut, bersama dengan nomor penerbangan rekanannya 312, yang telah digunakan untuk penerbangan keluar dari Kathmandu ke Bangkok. Sisa-sisa pesawat masih dapat dilihat di Taman Nasional Langtang dalam perjalanan dari Ghopte ke Tharepati Pass . Lima puluh sembilan hari setelah bencana Penerbangan 311, Pakistan International Airlines Penerbangan 268 juga jatuh saat mendekati Kathmandu, menewaskan semua 167 penumpangnya dan menjadi kecelakaan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.