Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial Lengkap dengan Penjelasan dan Contohnya
Penting bagi Anda untuk mempelajari bentuk-bentuk hubungan sosial untuk dapat memahami penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial adalah hal yang terhindarkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan manusia lain untuk berinteraksi.
Penting bagi Anda untuk mempelajari bentuk-bentuk hubungan sosial untuk dapat memahami penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial adalah hal yang terhindarkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan manusia lain untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dipenuhinya sendiri.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Apa itu Ragit Jalo? Secara kasat mata, ragit jalo memiliki bentuk yang mirip dengan jala atau jaring yang dilipat-lipat hingga seperti segitiga. Ragit jalo ini tak jauh berbeda dengan roti jala khas India. Tak ketinggalan, ragit jalo disajikan dengan kuah kari yang lezat.
-
Apa itu kue talam jagung? Kue talam merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
Hubungan sosial adalah hal yang berkaitan dengan interaksi sosial di masyarakat secara umum. Pada masyarakat modern, hubungan antar masyarakat tercermin dari aktivitas individu dalam masyarakat.
Hubungan dalam masyarakat ini tentu melalui proses interaksi, di mana interaksi terjadi melalui dua hal yakni kontak sosial dan komunikasi. Bentuk-bentuk hubungan sosial pun terjadi dalam proses interaksi ini. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bentuk-bentuk hubungan sosial yang menarik untuk Anda ketahui.
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Dalam pemahamannya, bentuk-bentuk hubungan sosial dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk hubungan sosial dengan proses yang asosiatif dan disosiatif.
Menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi: Suatu Pengantar, asosiatif didefinisikan sebagai hubungan masyarakat dalam bentuk penyatuan, sedangkan diasosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi.
Jadi, bentuk hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok.
Sementara, bentuk hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.
Hubungan sosial asosiatif memiliki empat bentuk yaitu kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, sedangkan hubungan disosiatif memiliki tiga bentuk yaitu, persaingan, kontravensi, dan pertentangan/perselisihan. Berikut uraiannya;
1. Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif
Hubungan sosial asosiatif adalah proses interaksi yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Hubungan sosial asosiatif memiliki bentuk-bentuk berikut ini;
1. Kerja sama
Bentuk-bentuk hubungan sosial asosiatif yang pertama adalah kerja sama. Kerja sama dapat dilakukan paling sedikit oleh dua individu untuk mencapai suatu tujuan bersama. Di dalam mencapai tujuan bersama tersebut, pihak-pihak yang terlibat dalam kerja sama saling memahami kemampuan masingmasing dan saling membantu sehingga terjalin sinergi.
Kerja sama dapat terjalin semakin kuat jika dalam melakukan kerja sama tersebut terdapat kekuatan dari luar yang mengancam. Ancaman dari pihak luar ini akan menumbuhkan semangat yang lebih besar karena selain para pelaku kerja sama akan berusaha mempertahankan eksistensinya, mereka juga sekaligus berupaya mencapai tujuan bersama.
Kerja sama dapat dibedakan atas beberapa bentuk yakni kerukunan, bargaining (tawar-menawar), kooptasi (cooptation), koalisi (coalition), dan joint venture.
2. Akomodasi
Bentuk-bentuk hubungan sosial asosiatif yang kedua adalah akomodasi. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses. Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku.
Sebagai proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Sebagai suatu proses, akomodasi mempunyai beberapa bentuk.
Bentuk-bentuk akomodasi adalah koersi (coercion), kompromi (compromize), arbitrasi (arbitration), mediasi (mediation), konsiliasi (conciliation), toleransi (tolerance), stalemate, dan pengadilan (adjudication).
3. Asimilasi
Bentuk-bentuk hubungan sosial asosiatif yang ketiga adalah asimilasi. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu lama.
Dengan demikian, lambat laun kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan baru yang merupakan perpaduan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak lagi membeda-bedakan antara unsur budaya lama dengan kebudayaan baru. Proses ini ditandai dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang ada. Proses asimilasi bisa timbul jika ada:
- kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
- orang perorangan sebagai anggota kelompok saling bergaul secara intensif, langsung, dan dalam jangka waktu yang lama;
- kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan.
Contohnya perkawinan antarsuku sehingga terjadi pembauran dari kebudayaan masing-masing individu sehingga muncul kebudayaan baru.
4. Akulturasi
Bentuk-bentuk hubungan sosial yang ke empat adalah akulturasi. Akulturasi adalah suatu keadaan diterimanya unsur-unsur budaya asing ke dalam kebudayaan sendiri. Diterimanya unsur-unsur budaya asing tersebut berjalan secara lambat dan disesuaikan dengan kebudayaan sendiri, sehingga kepribadian budaya sendiri tidak hilang. Contohnya akulturasi antara budaya Hindu dan Islam yang tampak pada seni arsitektur masjid Kudus.
2. Bentuk Hubungan Sosial Disasosiatif
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif. Jenis-jenisnya adalah sebagaimana berikut;
1. Persaingan
Bentuk-bentuk hubungan sosial disasosiatif yang pertama adalah persaingan. Persaingan adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam usahanya mencapai keuntungan tertentu tanpa adanya ancaman atau kekerasan dari para pelaku. Contohnya persaingan antarperusahaan telekomunikasi atau provider dalam menyediakan pelayanan tarif murah pulsa.
2. Kontravensi
Bentuk-bentuk hubungan sosial disasosiatif yang kedua adalah kontravensi. Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dengan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang atau unsur-unsur budaya kelompok lain.
Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, namun tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontravensi, misalnya berupa perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi. Contohnya demontrasi yang dilakukan elemen masyarakat untuk menghalangi atau menolak kenaikan BBM
3. Pertentangan/Perselisihan
Bentuk-bentuk hubungan sosial disasosiatif yang ketiga adalah pertentangan atau perselisihan. Pertentangan atau perselisihan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok menantang pihak lawan dengan ancaman dan atau kekerasan untuk mencapai suatu tujuan.
Contohnya pertentangan antara golongan muda dengan golongan tua dalam menentukan waktu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan RI pada tahun 1945