Cara Menghitung Dzikir dengan Jari, Permudah Amalan Harian
Tradisi berdzikir dengan jari telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Dzikir merupakan salah satu amalan ibadah dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk selalu berdzikir mengingat diri-Nya. Hal itu dituangkan dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 152 yang berbunyi,
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢
-
Apa itu dzikir dengan jari? Al-Aqd atau menghitung dzikir merupakan istilah yang sering kali dipakai oleh orang Arab dengan cara meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan, sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri.
-
Siapa yang mengajarkan cara dzikir dengan jari? Mengitup dari buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang ditulis oleh Daeng Naja, Nabi Muhammad berdzikir dengan cara dzikir dengan jari.
-
Bagaimana cara melakukan dzikir? Aktivitas dzikir bisa dilakukan dengan mulut terbuka dan bersuara, ada pula yang berzikir di dalam hati saja.
-
Bagaimana cara menghitung pembagian pecahan? Secara formal, pembagian pecahan dilakukan dengan mengalikan pecahan yang akan dibagi dengan nilai kebalikan (reciprocal) dari pecahan pembagi.
-
Bagaimana cara berdzikir dengan jari yang diajarkan Nabi Muhammad SAW? Cara dzikir dengan jari ini bahkan menjadi metode yang sederhana dan sering digunakan oleh umat Islam dalam mengingat Allah SWT.Cara dzikir dengan jari ini pun juga telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Di mana beliau mengajarkan para sahabat untuk menghitung dzikir dengan jari-jari tangan.
-
Bagaimana cara menghitung bacaan zikir agar lebih khusyuk dan akurat? Untuk menghitung bacaan zikir yang dilakukan dapat menggunakan tasbih, baik tasbih tradisional maupun tasbih digital.
Artinya: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Begitu pula dalam surah An-Nisa ayat 103, yang berbunyi,
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣
Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.
Dzikir bisa dilakukan kapan saja dan diamalkan salah satunya dengan menggunakan ruas-ruas jari. Berdzikir dengan menggunakan jari adalah metode yang sederhana dan sering digunakan oleh umat Muslim dalam mengingat Allah SWT.
- Pandangan Islam Terhadap Perayaan Ulang Tahun Menurut Contoh Nabi Muhammad
- Cara Dzikir dengan Jari yang Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Muhammad SAW, Permudah Amalan Harian
- Doa Mengusir Jin Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW, Paling Ampuh dalam Perspektif Islam
- Doa Terhindar dari Kebakaran Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW, Penting untuk Diamalkan
Tradisi berdzikir dengan jari telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, di mana beliau mengajarkan para sahabat untuk menghitung dzikir dengan jari-jari tangan.
Mengutip buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang ditulis oleh Daeng Naja, cara berdzikir yang dilakukan oleh Nabi SAW adalah berdzikir dengan ruas jari dan bukan dengan bantuan alat, seperti kerikil atau tasbih.
Selain sebagai alat hitung, penggunaan jari dalam berdzikir juga mengingatkan kita akan kedekatan dengan Sang Pencipta, karena jari-jari ini akan menjadi saksi di akhirat atas amal yang telah kita lakukan.
Menggunakan jari untuk berdzikir juga memiliki manfaat praktis, terutama ketika tidak memiliki alat hitung seperti tasbih. Di manapun dan kapanpun, kita dapat mengingat Allah dengan mudah melalui dzikir yang dilakukan menggunakan jari.
Artikel ini akan membahas cara menghitung dzikir dengan jari yang benar dan keutamaannya yang menarik untuk dipelajari.
Cara Menghitung Dzikir dengan Jari dan Adabnya
Al-Aqd atau menghitung dzikir ini merupakan istilah yang sering dipakai oleh orang Arab dengan cara meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan, sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri.
Menurut pendapat Ibnu Alan, cara al-aqd (menghitung dengan tangan) ada dua macam, yaitu:
1. Al-aqd bin mafashil yang artinya menghitung dengan ruas jari. Caranya dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas, setiap kali membaca dzikir.
2. Al-aqd bin ashabi yang artinya menghitung dengan jari. Caranya sedikit berbeda, yaitu dengan jari digenggamkan kemudian dibuka satu persatu.
Meski demikian, berdzikir dengan bantuan alat seperti tasbih, kerikil, atau tombol dzikir modern, masih tetap boleh untuk dilakukan. Rasulullah SAW tidak mengingkarinya dengan membiarkan sahabat yang melakukan demikian.
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW membiarkan para sahabat berdzikir menggunakan alat. Sebagaimana ketika beliau melihat salah seorang istri beliau yang menggunakan kerikil untuk berdzikir, dan Rasulullah SAW tetap membiarkannya.
Adapun berdzikir lebih afdal ketika menggunakan jari-jari atau ruas jari saja sebagaimana telah dijelaskan dan disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW di atas. Namun, apabila niat untuk menggunakan tasbih, kerikil, alat bantu lainnya itu agar orang lain bisa melihat dirinya sedang melakukan dzikir, hal tersebut malah menjadi haram. Perilaku yang demikian termasuk ke dalam riya' dan harus dihindari.
Para ulama mengatakan bahwa sebaiknya cara berdzikir ini dilakukan dengan tangan kanan. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash, beliau mengatakan:
“Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung bacaan tasbih dengan tangannya.” Sementara dari jalur Muhammad bin Qudamah, terdapat tambahan: “dengan tangan kanannya” (HR. Abu Daud 1502 dan dishahihkan Al-Albani)
Mengutip buku Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M. Khalilurrahman (2006), saat berdzikir umat Muslim perlu memperhatikan adabnya. Dzikir hendaknya dilantunkan dalam keadaan khidmat, dimulai dengan memuji Allah SWT, dilakukan pada waktu mulia, diiringi dengan sholawat serta salam.
Keutamaan Berdzikir
1. Pahala berlimpah
Ketika menyempatkan waktu untuk zikir usai melaksanakan salat maka Allah akan memberikan pahala berlimpah."Pria dan wanita yang berpuasa, pria dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab, Ayat 35).
2. Jalan masuk surga
Mengenai hal ini dijelaskan dalam hadis Shahih Riwayat Bukhari: "Barang siapa mengucapkan zikir di siang hari dalam keadaan yang penuh keyakinan, lalu dia mati di hari tersebut sebelum sore hari maka dia termasuk ke dalam penghuni surga. Dan barang siapa yang membacanya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu dia mati sebelum subuh maka dia termasuk penghuni surga."
3. Diampuni dosa-dosanya
Memohon ampunan kepada Allah memang selalu dilakukan seorang muslim. Memiliki banyak dosa tentu membuat hidup menjadi tidak tenang. Oleh karena itu, berzikir setelah salat menjadi solusi terbaik memohon kepada Allah."Barang siapa yg membaca zikir Subhanallah setelah salat wajib sebanyak 33 kali, dan membaca zikir Alhamdulillah sebanyak 33 kali, dan membaca zikir Takbir (Allahu Akbar) sebanyak 33 kali untuk menyempurnakannya maka akan diampuni dosa-dosanya, walaupun dosanya sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim).
4. Termasuk sedekah
"Di ruas tulang (persendian) manusia itu ada kewajiban untuk bersedekah setiap paginya. Tiap-tiap bacaan zikir itu adalah sedekah dan memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari perbuatan kemungkaran itu juga termasuk sedekah." (HR. Muslim)
5. Memberikan ketenangan hati
Jika hati tenang maka kehidupan seseorang pun menjadi lebih baik. Bedoa kepada Allah dan memohon untuk ketenangan hati usai menunaikan salat memang sangat tepat."(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Surat Al-Ra’ad ayat 28)