Corona Merebak, Sejumlah Warga yang Ikut Melasti Dibatasi
Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1942 terasa berbeda. Merebaknya virus corona di Indonesia menyebabkan beberapa kegiatan beribadah harus disesuaikan.
Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1942 terasa berbeda. Merebaknya virus Corona di Indonesia menyebabkan beberapa kegiatan beribadah harus disesuaikan. Hal ini terlihat dari tidak adanya pawai ogoh-ogoh dan pembatasan jumlah warga yang mengikuti upacara Melasti di Bali.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
Pawai Ogoh-Ogoh Dilarang
2019 Merdeka.com/Moh Kadafi
Melansir dari BBC, pawai ogoh-ogoh dilarang sesuai dengan imbauan Gubernur Bali I Wayan Koster pada hari Jumat (20/3). Pawai ogoh-ogoh ini sengaja ditiadakan untuk menghindari kerumunan warga.
Selain meniadakan pawai ogoh-ogoh, I Wayan Koster juga mengimbau agar prosesi upacara Melasti hanya diikuti maksimal 25 orang. Lagi-lagi hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan serta mengantisipasi persebaran virus Corona.
Padahal pada ritual keagamaan, pawai ogoh-ogoh dan upacara Melasti biasanya dihadiri oleh banyak warga. Pelarangan pawai ogoh-ogoh dan pembatasan jumlah peserta Melasti itu keluar setelah gubernur Bali membuat surat edaran bersama dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dan Majelis Desa Adat.
Jumlah Warga dalam Upacara Melasti Dibatasi
2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Pembatasan jumlah warga dan pelarangan pawai ogoh-ogoh juga dijelaskan oleh Ketua PHDI Bali, IGN Sudiana. Dilansir dari nusabali.com, surat edaran dikeluarkan bersama Pemerintah Provinsi Bali dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Selasa (17/3).
"Melihat situasi dan kondisi saat ini, serta arahan Presiden dan Pemprov Bali, kami mengharapkan desa adat yang akan melaksanakan upacara melasti, Tawur Agung Kasanga, maupun pangerupukan Nyepi, hingga pengarakan ogoh-ogoh, supaya pesertanya dibatasi. Bagi umat yang sakit atau merasa kurang sehat, jangan memaksakan diri ikut rangkaian upacara," ujar Ketua PHDI Bali, IGN Sudiana.
Selain Melasti, PDHI Bali juga menggelar upacara Pamelepeh Jagat sebagai upaya menyikapi penyebaran Covid-19. Ritual ini dilaksanakan untuk memohon keteduhan Bumi serta menghilangkan wabah yang tengah menyebar.