Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi
Bendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Spot wisata dan prewedding andalan orang Belanda
Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi
Kolonialis Belanda membangun bangunan irigasi terbesar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1921. Bendungan ini dibangun di Kecamatan Tegalsari. Orang-orang Belanda pada zaman itu paling suka mengunjungi bendungan ini untuk berwisata hingga prewedding.
(Foto: Google Maps Imam Ansori)
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Kapan Dam Kamijoro dibangun? Dibangun pada tahun 1924, Dam Kamijoro menjadi bukti keberadaan bangunan arkeologis gaya Eropa yang masih berfungsi dengan baik sejak zaman Belanda hingga sekarang.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Bagaimana Danau Banaran terbentuk? Sebenarnya Danau Banaran bukanlah danau yang terbentuk secara alami. Ia hanyalah DAM milik PTP Banaran yang digunakan untuk keperluan perkebunan.
-
Kapan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman berkunjung ke Banyuwangi? Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.
Sang Arsitek
Kendati dibangun kolonial Belanda, pelaksana teknik pembangunan bendungan merupakan seorang pribumi asal Jawa Tengah, namanya Ir. Sutedjo. Sosoknya merupakan ahli bidang bangunan pengairan yang disebut memiliki kemampuan tersebut karena belajar secara otodidak.
Bendungan tersebut dibangun untuk mengatur aliran sungai Kalibaru. Di atas bendungan terdapat jembatan panjang yang digunakan sebagai penghubung antara Desa Karangdoro dan Desa Barurejo.
(Foto: Maps guna_one Hatible)
Eksotis
Selain jembatan panjang, di sekitar bendungan (dam) itu terdapat banyak perkebunan kakao. Perpaduan ini menjadikan kawasan Dam Karangdoro memiliki pemandangan eksotis.
Bendungan ini sangat disukai turis Eropa terutama dari Belanda. Keindahannya membuat orang-orang Belanda menjadikan Dam Karangdoro sebagai lokasi prewedding dan berwisata.
(Foto: Google Maps Bambang Priyo Cahyono)
Pernah Rusak Berat
Pada tahun 1929, pernah terjadi banjir besar di kawasan Dam Karangdoro. Akibatnya bendungan rusak berat. Dikutip dari laman resmi kominfo.jatimprov.go.id, renovasi bendungan dimulai pada tahun 1935. Namun, secara resmi baru difungsikan kembali pada tahun 1942 oleh kolonial Jepang.
- Menikah Hari Ini, Intip Potret Prewedding Adiba Khanza dan Egy Maulana, Romantis Meski Tak Bersentuhan
- Segera Menikah, Intip Potret Prewedding Adinda Thomas dan Raka Akmal yang Curi Perhatian
- Gunung Bromo Kebakaran Gara-gara Prewedding, Begini Nasib si Calon Pengantin
- Diduga Prewedding, Intip Potret Kece Bisma Karisma dan Kekasih
Awali Musim Tanam
Masyarakat sekitar Dam Karangdoro punya tradisi khusus setiap memasuki awal musim tanam. Tradisi ini dikenal dengan nama Bubak Bumi.
(Foto: Google Maps Mayonaise White)
Tradisi ini diikuti warga yang tinggal di delapan kecamatan yang dialiri sungai Kalibaru, yakni Kecamatan Tegalsari, Bangorejo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Purwoharjo, Muncar, dan Tegaldlimo.
Dikutip dari liputan6.com, Dam Karangdoro menjadi sumber pengairan penting bagi sawah-sawah di delapan kecamatan tersebut.
Bubak Bumi
Kegiatan Bubak Bumi antara lain tabur bunga sebagai penghormatan bagi mendiang Ir. Sutedjo, prosesi menuangkan dawet ke sungai sebagai harapan agar air melimpah ruah dan alirannya bisa menyuburkan kawasan pertanian. Dilanjutkan dengan masyarakat menikmati makan tumpeng sebagai tanda syukur kepada sang pencipta.